one

12.8K 700 8
                                    

"bukan aku pelakunya" ujar seorang wanita cantik, tidak. Mungkin sangat cantik.

"Masih mau mengelak?" ucap lelaki yang sedari tadi mengurung wanita itu."Kenapa kau melakukan nya?" Lanjutnya.

"Aku tidak melakukan apapun Antonio. kamu harus percaya pada ku" ucap wanita itu menyakinkan. " Serin yang menjatuhkan dirinya sendiri dari tangga, kumohon percaya pada ku" jelasnya.

"tapi, Serin bilang kau sengaja mendorong nya"

"aku tidak mendorong nya. Antonio kumohon percaya dengan ku" ucapnya.

" a-apakah kamu sudah benar - benar tidak mencintai ku?" Tanya wanita itu lirih.

"Apakah kamu lebih mempercayai dia dari pada aku?"

huft

Helaan nafas keluar dari bibir mungil wanita itu. "apakah karena dia sedang mengandung anak mu? apakah karena aku belum memberikan mu keturunan?"

Diam. Lelaki yang di ketahui bernama Antonio Aleexandree itu hanya diam membisu, entah lah dia bingung ingin menjawab apa. Mulut nya seolah-olah bisu, mendengar perkataan yang di lontarkan istri pertama nya itu.

"apakah 5 tahun yang kita lakukan bersama tidak berarti apa-apa untuk mu?"

"Aku minta maaf jika belum bisa menjadi istri yang baik untuk mu dan juga belum bisa memberikan mu keturunan." ucapnya dengan lirih di akhir kalimat.

"Kamu tidak boleh keluar dari kamar ini, selama Serin belum membaik."
Ucapanya lalu dia segera bergegas keluar kamar itu, meninggalkan kan wanita cantik itu sendirian. Tanpa bisa menjawab bertanya nya.

Sementara wanita cantik itu, hanya menatap punggung suaminya yang kian menjauh. Meninggalkan-nya sendiri disini.

Ini bukan pertama kalinya, semenjak suaminya menikah lagi dengan adik tiri-nya. hubungan antara ia dan suaminya kian memburuk. Mungkin ini waktu aku untuk menyerah. Batinnya.

Kedua tangan mungil nya membuka botol kecil. dia sudah menyiapkan ini, dan seperti nya kini sudah waktunya dia pergi. Semoga kamu bahagia sama Serin dan anak kalian nanti. Batinnya.

"Selamat tinggal Antonio."

                            

                                🌊

Sementara itu disebuah ruangan yang  berbau obat-obatan.  Seorang wanita yang sedang berbadan dua tengah bersandar di sandaran ranjang rumah sakit, disampingnya duduk seorang lelaki. Mereka tampak berbincang serius, terlihat jelas dari raut muka  keduanya itu.

"Kan aku sudah bilang jangan temui aku lagi. bagaimana jika suami atau mertua ku melihat kita di sini. itu berbahaya sekali Jansen, kau harus mengerti itu." ucapnya cemas.

"Aku tak kan berhenti menemui mu, apa lagi kau sedang mengandung anak ku. Aku sudah tau bahwa kau yang ingin mencelakakan dirimu dan bayi yang ada di dalam kandungan mu sendiri, agar Antonio salah paham pada Venus. tidak ku sangka kau sangat gila sekali Serin" ucap Jansen kekasih gelap Serin.

"K-KAU!.. tau dari mana kau, Venus lah yang telah mendorong ku, dia iri dengan ku yang sedang mengandung, sedang kan dia tidak. dan tutup mulut mu, soal anak yang di kandung ku. Jika sampai suami dan mertua ku tau kalau ini bukan darah daging mereka, aku bisa di cerai kan oleh suamiku! " Jawab wanita yang tengah berbadan dua itu.

Haha

"apa kau bilang tadi? Venus iri dengan mu?"

"bukankah.. kau yang selama ini selalu iri dengan Venus?"

"dari mulai ayah Venus yang kau dan ibu mu ambil dari Venus, karena kau iri dengan Venus yang mempunyai ayah yang perhatian dan sayang sekali dengan Venus. Sementara diri mu itu, Ayah pun kau tak tau siapa ayah kandung mu yang sebenarnya. Ibu mu yang seorang pelacur itu, bahkan tidak tau siapa ayah dari anaknya. lalu kau dan ibu mu itu merebut kebahagiaan keluarga Venus. Lalu saat Venus akan menikah dengan Antonio kau juga iri. kau selalu berniat menghancurkan acara pernikahan mereka. sampai cara kotor pun kau lalui." Ucap Jansen

Ucapan Jansen membuat wanita yang sedang bersandar di sandaran ranjang rumah sakit pun mengeram kesal.

"dan aku pun tau kau yang selama ini memberikan obat pencegah kehamilan kepada Venus. dengan dalih kau selalu bilang obat yang kau berikan itu adalah obat mempersubur rahim. dan kebohongan mu yang kemarin, kau tau aku tau dari mana?"

"cctv. apakah kau sudah lupa bahwa di setiap sisi gedung Star Hotel milik suami mu itu ada cctv?. sayang sekali suami mu yang bodoh itu langsung menyimpulkan kan nya sendiri. tanpa mau mencari bukti"

Ucapan dari kekasih gelap-nya itu, mampu membuat tubuh wanita itu menegang. Sialan! Aku melupakan hal itu. Batin wanita itu.

"aku kasihan sekali dengan Venus. dia begitu baik dan naif, sehingga mudah sekali di tipu daya oleh dirimu"

"apa mau mu sialan."

"aku hanya menginginkan, diri mu dan bayi kita Serin."

"lupakan itu. aku sudah memiliki suami, mari lupa kan semua nya Jansen."

Tanpa mereka sadari bahwa semua percakapan yang mereka bahas terdengar oleh seorang yang sedari tadi sedang menguping pembicaraan mereka.

"Jadi selama ini kau telah membodohi ku!" ucap seseorang yang sedari tadi menguping percakapan sepasang kekasih itu.

A-anto-nio!

Ya. orang yang sedari tadi menguping percakapan dua kekasih itu adalah Antonio suami-nya. dia tidak menyangka bahwa selama ini dia di bodohi oleh wanita yang tak lain adalah istri ke-duanya, Serin.

Niat hati ingin melihat keadaan istri dan calon anak-nya. istri ke-duanya ini malah memberikan nya kejutan.

Bravo!

"JAWAB AKU SERIN!" Bentaknya.

"t-tidak, i-ini tidak yang seperti kau dengar A-antonio." ucap Serin dengan gugup.

"apa kau kira aku tuli!. aku mendengar semuanya." geram Antonio tertahan.

"t-tidak kau salah paham Antonio."

"apanya yang salah paham. kebetulan sekali kau ada disini Antonio. jadi tidak perlu lagi repot-repot untuk memberitahu mu. Apa yang kau dengar itu adalah kebenaran, anak yang ada di kandungan istri kedua mu ini adalah anak ku." jelas Jansen.

"TUTUP MULUT MU JANSEN!" Bentak Serin. dia tidak ingin usahanya selama ini menjadi sia-sia. sebentar lagi saja, dia akan menjadi nyonya satu-satunya keluarga Aleexandree. dan mendepak Venus dari keluarga itu.

"BERANINYA KALIAN MENIPUKU!"

Bugh

Bugh

Bugh

Antonio melayangkan beberapa pukulan terhadap Jansen. Hingga dia tersungkur dengan sudut bibir yang sudah terluka.

"Terserah apa yang mau kau lakukan. tapi ini semua kenyataan-nya." ucap Jansen sambil mengelap sudut bibirnya yang berdarah. dia tidak membalas pukulan yang diberikan kepadanya itu, menurut nya ia memang pantas untuk mendapatkan pukulan itu.

Antonio menghentikan pukulan nya. lalu dia menatap kedua Badebah sialan ini."kalian tak akan aku lepaskan begitu saja. terutama kau jalang!"

setelah mengatakan itu Antonio pergi meninggalkan ruangan VIP. meninggalkan kedua penghianat itu.

Sekian

Jangan lupa Vote ya guys!

Chance Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang