Zoom

968 51 1
                                    

Waktu menunjukan pukul 09.00 pagi. Disebuah apartemen sederhana, Ushijima sedang melakukan meeting Online dengan beberapa kliennya.

Seharusnya hari ini menjadi hari liburnya. Awalnya ia berencana untuk menghabiskan waktu dengan istri manisnya tetapi beberapa klien dari perusahaan lain ingin melakukan meeting hari ini juga.

Karna tidak memungkinkan untuk keluar Rumah, Ushijima memilih mengajak kliennya untuk meeting online yang syukurnya disetujui oleh kliennya.

Entah perasaan Ushijima saja atau memang Meeting kali ini berjalan sangat lamban. Sebetulnya, meeting ini bermaksud untuk merenovasi sebuah Villa keluarga Bokuto Koutaro yang terkenal sebagai Atlit Volli internasional. Ia ingin merenovasi Villa yang berada di sebuah pantai.

Sebetulnya ia sebagai pemilik Villa tak masalah jika Villanya hanya di betulkan beberapa bagian tanpa mengubah bangunan Villa tersebut. Lagi pula Villa itu sudah lama ditinggali dan lumayan bobrok. Cukup diperbaiki saja agar tidak membahayakan tak apa-apa, begitu pikir Bokuto.

Tetapi kawannya Kuroo yang juga pemilik perusahaan bahan bangunan menyarankan agar Villanya sedikit dirombak, dan bahan bangunannya dibeli di perusahaan Kuro. Yap, strategi marketing yang bagus

Hal itu disetujui oleh Atsumu Miya si Cassanova pemilik usaha Furniture yang sedang merangkak naik, ia tahu Bokuto kaya raya, dan ingin memanfaatkan momen ini dengan baik.

Oikawa Tooru juga ikut andil dalam proyek ini. Sebagai Arsitek ia ingin berpartisipasi sembari menunjukan beberapa bakatnya tentang betapa hebatnya ia mengatur renovasi Villa tersebut.

Sedangkan Ushijima? Ia adalah CEO dari perusahaan pengantar barang. Katanya Atsumu Miya ia ingin furniture nya diantar oleh pegawai Ushijima, karena ia tahu barangnya pasti aman dan selamat sampai tujuan. Pengiriman yang cepat juga membuatnya tertarik.

"Tidak! Warna Ungu tidak cocok untuk dipantai Kuroo, kau kira kau mau membuat Villa bokuto terlihat seperti seonggok anggur yang tergeletak di pasir?" Oikawa berkali-kali mendebat usulan Kuroo, terhitung lebih dari lima kali semua usulannya ditolak. Bukan cuma Kuroo, Atsumu pun sama.

"Hey, bukannya anggur itu bagus?" Tanya Kuroo mulai kesal.

"Tidak bisa! Lebih baik warna putih gading atau...ah iya! Warna kayu saja bagaimana?" Kini Oikawa yang memberi usul.

"Hmm bagus juga, rumah kayu terdengar cocok untuk pantai." Ucap Bokuto pemilik Villa.

"Benar, aku juga punya beberapa Furniture yang cocok dengan rumah Kayu yang kau sebut." Atsumu bersuara.

"Memang bagus, tapi apakah semuanya akan diganti kayu? Bukankah beberapa berasal dari marmer? Apa tidak sayang?" Kuroo menopang dagu terlihat dari kameranya ia agak bingung.

"Tentu saja itu bagus, dan berhenti menyebutnya Rumah Kayu! Dan untuk marmer kurasa...."

Ushijima mulai jengkel dengan meeting ini. Oikawa terlihat sok tahu padahal ia memang ahlinya dalam bidang tersebut. Meski ia tak bisa mengungkapkan karena wajahnya begitu datar. Jam makan siang hampir tiba tetapi perutnya sudah keroncongan akibat dari perdebatan yang tiada habisnya ini.

Ditengah perdebatan Oikawa dan Atsumu karena meminta Furniture dengan kayu yang harganya mahal. Seorang datang mengetuk pintu kerja Ushijima.

"Sayang?"

Suara lembut itu mengalun, perdebatan terhenti seketika demi mendengar suara merdu nan indah.

Ushijima menengok ke arah pintu, menatap istrinya yang tadi memanggilnya lembut.

"Shoyo, ada apa sayang?" Balasan lembut Ushijima membuat beberapa orang didalam kamera kaget, bahkan Kuroo yang sedang bertopang dagu terpeleset oleh tangannya sendiri mengakibatkan dagunya menghantam meja.

Hinata Shoyo berjalan mendekat kearah Ushijima, menatapnya lembut. "Sudah hampir makan siang, apakah meetingnya sudah selesai?"

Ushijima menggeleng, menarik tangan Shoyo agar duduk dipangkuannya tanpa menghadap kamera. Tak mempedulikan eksistensi tiga manusia yang menatap interaksi Shoyo dan Ushijima.

Meskipun menghadap belakang Shoyo nampak sangat menggoda. Kaos putih dan celana pendeknya bisa membuat siapapun gemas dan ingin mengurungnya.

Dari balik kamera mereka bisa melihat tangan mungil indah putih bersih itu mengusap pipi Ushijima lembut. Sedangkan tangan Ushijima sendiri memeluk Shoyo posesif. Menandakan bahwa Shoyo hanya miliknya.

"Istirahatlah sebentar ya, aku sudah memasak masakan kesukaanmu ohh dan juga tadi aku mencoba membuat puding buah, tetapi isinya hanya anggur karena aku sedang ingin makan anggur, tak apa kan?"

Ushijima tersenyum dan mencium pipi Shoyo gemas. "Iya, terimakasih sudah memasak, tak apa aku juga suka anggur."

Shoyo tersenyum senang, kemudian melabuhkan kepalanya diperpotongan leher Ushijima menghirup wangi disana. Tangannya melingkar dileher Ushijima.

"Waka-kun, kenapa kamu wangi sekali?" Shoyo memberi kecupan-kecupan manja di leher Ushijima.

"Shoyo geli."

"Tapi suka kan?"

"Te..tentu saja suka."

Shoyo terus memberi kecupan manja dileher Ushijima sampa wajah Pria itu memerah. Entah kenapa ada yang tegak tapi bukan keadilan.

Pun sama dengan para pria dibalik kamera kecuali bokuto, ia sempat silent karena ditelpon Akaashi dan pergi sementara Oikawa dan Atsumu memulai perdebatan.

Tersisa tiga pria yang menonton Shoyo dan Ushijima yang saat ini sedang berciuman panas. Akibat dari cumbuan mesra itu membuatnya berhasrat.

Atsumu meneguk ludahnya saat Ushijima mulai memberi tanda di leher dan selangka Shoyo, lenguhan kecil serta desah tertahan membuat ketiga pria itu tegang.

"Uhh, Waka-kuhh ahh umhh..."

Atsumu benar-benar panas dingin mendengar desahan Hinata Shoyo, hampir saja ia membuka ikat pinggangnya untuk memanjakan sang adik sambil mendengar lenguhan eksklusif Shoyo tetapi Ushijima cepat menyadari. Ia segera keluar dari grup meeting dam segera pergi sembari memangku Shoyo untuk melakukan hal lebih.

Atsumu mengumpat ditempat karena tidak bisa mendengar suara Shoyo lagi, Oikawa panas dingin dan juga ikutan keluar dari meeting. Kuroo tanpa mematikan kamera segera beranjak.

"Oi kucing garong mau kemana kau?!" Tanya Atsumu.

"Mencari Kenma." Jawaban singkat yang bermakna sekali bagi.

Atsumu kembali mengeluarkan kata-kata kasar ia keluar dari meeting dan segera menuju ke kamar mandi, untuk memanjakan adiknya sembari mengulang rekaman desahan Shoyo di kepalanya.




***




Awalan mah masih uwu-uwu. Kukasih yang manis-manis asoy dulu, baru setelahnya kukasih angst. :)





OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang