10. PIKIRAN KACAU

385 19 0
                                    

Kembali pulang ke kota kelahiran ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Kembali pulang ke kota kelahiran ku

Bis berhenti di pemberhentian terakhir , terminal yg terbesar di kotaku

Ku membangunkan lek jon lalu mencari kendaraan yg dapat mengantarkan kembali ke rumah , kami menaiki bis dalam kota , tuk menuju pulang ke rumah

Ditengah perjalanan aku dan lek jon sama sekali tak tenang dengan suasana ini , apa mungkin hari sudah larut hingga kami pun mulai resah tak karuan
Lek jon pun berpindah pindah tempat duduk mulai dari tempat belakang sekarang berada tepat di kursi terdepan

Kini bis kota sudah tiba dihalte , aku pun berjalan di jalan komplek ku , memang rumah ini tergolong berada di daerah yg sepi , jalan disini sangat ramai namun motor dan mobil saja yg lewat , jarang truk dan kendaraan besar lewat sini ,walaupun malam,masih ramai

Kumelihat ke belakang memastikan lek jon sudah turun dari bis kota apa belum

Kumelihat , seorang yg kukenal turun dari bis kota yg sama dengan ku
Pikiran ku semakin kacau tak karuan , ketika melihat seseorang yg pernah ku temui di sekolah dulu

Ia adalah mantan kekasih ku dulu , kami dulu pernah bersama melewati hal-hal yg tak mudah , suka duka kita lalui , namun jujur perasaan tuk menghilangkan rasa ini belum bisa hilang sepenuhnya
Persentase move on ini pun belum sepenuhnya , ketika melihat nya kembali

Ia melambaikan tangan lalu menghampiriku

"Heiii apa kabar , lama nggak ketemu"kata saskia

"Aku baik"kataku

"Kamu darimana , kok turun dari bisa kota"kata saskia

"Dari desa"kataku

"Aku juga habis dari desa"kata saskia

"Ayo ren , pulang"kata lek jon

"Yaudah , paman ku udah panggil , aku duluan"kataku

"Tunggu dulu ,rendi...."kata saskia

"Kenapa"kataku

"Besok minggu, memang mendadak sih , aku mau ngundang kamu , datang ya"kata saskia

Minggu depan ,ku berkata dalam batinku

"Kalau bisa , kalau ada waktu datang ya"kata sakia tersenyum , sambil memberikan undangan pernikahan nya

"Besok ya"kataku

"Iya , datang ya"kata saskia

Aku pun berlalu menuju lek jon yg sudah menunggu

Kejadian hari kemarin belum menghilang dari kepala ku , isi kepala ku seakan ingin meledak-ledak karena banyak hal , mental ku sedang tidak baik-baik saja , semenjak datang ke desa itu , sekarang seseorang yg masih ada di dalam hati ku pun pergi ,kisah ku dan kisahnya seperti begitu saja berakhir , ingin rasa nya tuk terus terang bahwa aku masih... , aku masih ingin bersamanya.. , tak tahu setting seperti apa yg terjadi dalam kisah ku , rasa hati ini tak bisa ku jelaskan dengan kata-kata

"BAJINGANNN..."teriak ku

"Loh.. , lohh.. kowe kenopo toh"kata lek jon
*("loh.. , lohh.. kamu kenapa")

Aku terdiam tak berkata

"ASUUUUUU"kata lek jon

"IYO LEK ASUUUU ANCENE"kataku
***("IYA LEK , MEMANG ASUUU")kataku

"Ayo mlayu ren asu ne gedhe-gedhe iku , cepet ren dicokot mati kowe , mlayu ren"kata lek jon
***("Ayo lari ren , anjing nya besar-besar itu , cepat lari ren , mati kalau kamu kena gigit")

Ku tertawa melihat tingkah lek jon

Sekedar penghibur , aku tertawa lepas sambil berlari karena 2 Ekor anjing besar-besar lari mengejar kami berdua

GUKKKKK GUKKKKK

GAUKKKKKK GHUUKKKKK GHUGGGGGG

Sepanjang jalan kami berlari ditengah malam , tanpa sadar kami terus berlari , anjing tersebut tak lagi nampak mengejar

Kami kembali berjalan normal dan santai , lek jon yg tampak kelelahan berlari masuk kedalam rumah lebih dulu , memang rasanya sangat melelahkan , bahkan luka ku pun masih terasa sakit , dan bekas pukulan yg

Masuk ke dalam kamar yg biasa ku tempati , sedari kecil dulu tak ada tempat se indah kamar ku , karena saat kecil dulu ku masih sering berada di kamar

Rumah ini dulunya sangat ramai kini hanya tersisa aku dan lek jon

Ayah , ibu , dan istri lek jon pun sudah tiada , mulai dari saat itu, Lek jon yg merawat ku sampai sekarang ini...






Bersambung.....

DESO JAGAL

(TS1) TUMBAL PESUGIHAN : DESO JAGAL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang