24. SEPANAS API NERAKA

280 14 0
                                    

Aku pun sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Aku pun sadar. Akhirnya semua nya jelas. Bukan salah sesuatu yg kutahu. Sebuah Pusaka peninggalan sang joko Sakti dibalut sarung yg biasa ia gunakan shalat

Tepat ketika aku berbalik dari hadapan ku. Persis dibalik tubuhku tempat ku berdiri. Yg joko sakti maksut memang benar. Bendo dan sarung nya memang yg harus kubawa pergi menjauh dari sini.

Berarti yang harus dibakar adalah pohon bambu disepanjang tepi sungai ini. Semua bambu rimbun disepanjang sungai ini


Zhaaaaaassssahhhh

Zhaaaaaassssahhhh

Zhaaaaaassssahhhh
(Suara derasan air hujan beserta angin kencang berhembus melewati bambu)


Krriiiitttttt Krriiiitttttt (suara deritan bambu)

Krriiiitttttt Krriiiitttttt (suara deritan bambu)

Tak mungkin aku membakarnya sekarang. Hal yg mustahil dalam hujan menyalakan sumber api. Kini aku harus pergi. Berlari kebelakang ku. Ingin Mengambil bendo dan sarung yg telah diperintahkan oleh joko sakti

Ngiiiiingggggg...! (Denging dikepala)

Baru aku menyentuh sarung dan bendo.

Aku terbuka. Mata ku terbuka menatap langit-langit yg kukenal. Kini aku berada dirumah pak uztadz. Aku hanya mendengar suara rahman mencoba memanggil namaku berkali-kali.

Matanya tampak tak karuan. Ia menangis dengan deras. Nampak dari derita yg ia rasakan. Aku terbangun terduduk dikursi teras.

"Kamu selamat mas ren"ujar rahman

"Mas rendi selamat"ujar rahman

"Maksut mu"tanya ku

"Mereka semua gak ada yg selamat mas. Aku menemukan kalian berdua dijalan. Kondisi anto pun sama dengan lek jon dan intan."ujar anto menangis kencang tak tahu berbuat apa. Ia sering mengucap maaf dari mulutnya

Aku yg tak paham dengan ucapan rahman. Pun masuk kedalam rumah dan melihat semua orang yg ku kenal




"Lek jon"ujar ku




"Intan"ujar ku




"Anto"ujar ku



Mereka bersimpah darah disekukur tubuhnya. Semua adalah orang yg dekat dengan ku. Orang yg aku sayangi. Orang yg sangat berpengaruh dalam hidupku pun tergeletak

Tak tega aku melihat lek jon, intan dan anto yg terbaring diatas sofa-kursi diruang tamu. Mulut mereka terus mengeluarkan darah. Sementara anto memiliki luka sayatan yg banyak sekujur tubuh yg terus mengeluarkan darah. Berharap mereka baik-baik saja.

"Mereka kenapa man"

"Siluman darah mencoba mengambil nyawa mereka"ujar rahman

Rahman pun menceritakan keadaan mereka sedari kemarin malam sangat parah. Sementara aku terus meracau tak jelas mengigau kata rahman. Saat pagi hari aku dipindah rahman ke kursi di teras dan membuat ku terbangun.

(TS1) TUMBAL PESUGIHAN : DESO JAGAL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang