Part 13

112 12 0
                                    

Hyera yang Jessie kenal sebelumnya itu ramah dan lemah lembut, sekarang berubah menjadi psikopat.

"Kalian boleh balik dan makasih untuk hari ini," kata Hyera sekaligus mengusir.

"Kontrol emosimu, jangan sakiti dia," pesan Miyuki dibalas anggukan.

Setelah itu mereka keluar dari kamar Hyera meninggalkan dia dan Jessie di kamar, dia segera mandi karena dia tidak betah berlama-lama dengan darah manusia busuk.

Sehabis mandi dan berganti pakaian, dia menghampiri Jessie yang masih menunduk dan menangis. Lalu dia menarik dagu Jessie pelan, supaya tatapan mereka bertemu.

"Masih ingin menangis," kata Hyera dingin, Jessie takut, dia menggeleng pelan.

"Hapus air matamu dan segera tidur, aku tidak suka dibantah," perintah Hyera, Jessie menghapus air matanya.

"Kenapa Kakak bunuh mereka?" tanya Jessie memberanikan diri walau dia sendiri takut.

"Kenapa kamu tidak menjelaskan semuanya dari awal? Bukankah ini seimbang, kamu tidak beritahu dan aku cari tahu sendiri," balas Hyera santai tanpa beban, seolah yang dilakukan memang benar.

"Jangan berdebat lagi, aku lelah," tegas Hyera jujur.

Hyera memang lelah bahkan dirinya saja melewatkan makannya gara-gara mencari bukti tersebut, setidaknya tubuhnya sedikit kuat. Tidak! Dia akan menginfus dirinya sendiri, tengah malam nanti supaya dia tidak drop.

Hyera kuat berkelahi, tapi tubuh dia tidak kuat jika dia tidak makan atau telat makan. Hal ini lah yang membuat dia drop berhari-hari, jika dia tidak menginfus dirinya.

"Kakak jahat hiks," kata Jessie memukul dada Hyera.

Pukulan Jessie tidak sakit, Hyera tidak masalah juga tapi dirinya sangat lelah hari ini dan dia ingin cepat-cepat beristirahat.

"Aku benci orang yang tidak mendengarkan, aku memang jahat. Kamu menyesal? Percuma, kalau mau pergi silakan!" bentak Hyera, Jessie sangat ketakutan.

"Ta-kut hiks," lirih Jessie membuat Hyera tidak tega.

Hyera sangat menyayangi bahkan mencintai Jessie, dia tidak tega melihat Jessie yang terus-menerus menangis. Dia menarik Jessie ke pelukkannya, membiarkan Jessie menindih badannya.

"Turuti kataku, jangan membantah lagi. Aku tidak mau kasar ke kamu, tidur ya," bisik Hyera mengelus kepala Jessie dibalas anggukan pelan.

Mereka tidur dengan posisi masih berpelukkan, jujur Jessie tidak bisa marah ke Hyera malah dia mengkuatirkan Hyera walau dia sedih orang tuanya terbunuh sama orang yang memeluknya saat ini.

Tengah malam, Hyera terbangun. Dirinya mengatur posisi tidur Jessie pelan-pelan supaya Jessie tidak terbangun dan bisa tidur dengan nyenyak lalu dia ke lemari yang terkunci. Dia mengambil infusan lalu dia memasangkan di telapak tangannya, jujur dia sangat lemas sekarang.

Setelah infusan terpasang dia mengambil tiang portabel yang dibuat khusus sama mereka dan dia menaruh kantong infusan di tiang itu barulah dia kembali berbaring di tempat tidur. Setidaknya dia tidur sambil diinfus tidak masalah juga, toh dia tidur di pinggir.

Pagi harinya, Zevilion membagi posisi lagi. Clare dan Yovela ke kantin beli sarapan, sedangkan Miyuki dan Reine ke kamar Hyera. Alasan mereka ke kamar Hyera? Karena mereka tahu kalau dia bekerja sendiri pasti besoknya sakit.

Benar saja, saat Miyuki dan Reine masuk, mereka melihat kantong infusan yang telah habis di tiang. Miyuki mengecek keadaan Hyera, setelah keadaan dia membaik barulah Miyuki melepaskan infusannya.

Pergerakkan Miyuki membuat Jessie terbangun, dia bingung ketika mereka berada di kamar Hyera sepagi ini. Lalu dia menoleh ke arah Miyuki, melihat apa yang Miyuki lakukan. Buru-buru dia mengubah posisinya, dia lupa kalau vaginanya masih sakit hingga dia meringis kesakitan.

"Pelan-pelan, Je. Hye tidak kenapa-kenapa juga," kata Reine menasehati dibalas anggukan saja.

Hyera sudah terbangun saat dia mendengar suara Jessie yang meringis kesakitan,  dia membuka matanya dan melihat Miyuki yang baru saja melepaskan infusan dia, setelah itu dia menatap Jessie.

"Butuh apa?" tanya Hyera pelan dengan ciri khas orang baru bangun tidur.

"Kakak kenapa?" tanya Jessie balik bukannya menjawab pertanyaan Hyera.

"Lain kali, jawab dulu pertanyaannya baru balik tanya. Aku baik kok, kamu tenang saja," balas Hyera tersenyum.

"Maaf, ini semua salahku. Kakak boleh hukum aku," kata Jessie menunduk.

"Percuma hukum kamu, semua sudah terjadi," balas Hyera santai.

"Jadilah anak penurut kalau kamu ingin menebus kesalahanmu," lanjut Hyera, Jessie menatapnya lalu dia mengangguk.

Tiba-tiba pintu terbuka, masuklah Clare dan Yovela ke kamar Hyera dengan tangan yang membawa plastik berisi makanan. Clare membagi makanan untuk Miyuki dan Reine, sedangkan Yovela membagi makanan untuk Hyera dan Jessie.

Mereka sudah dapat jatah makanan masing-masing, Hyera menaruh dulu makanannya di meja lalu dia mengambil makanan Jessie niatnya dia akan menyuapini Jessie.

"Buka mulutmu," perintah Hyera ditolak Jessie.

"Kak, yang sakit bawah aku bukan tangan," balas Jessie jujur.

Adegan mereka tentu saja dilihat mereka, mereka masa bodo dan terus melanjutkan makan mereka daripada menunda makan gara-gara asik melihat drama di depan mata.

"Diam dan buka mulutmu," tegas Hyera membuat Jessie pasrah.

Jessie membuka mulutnya, membiarkan Hyera menyuapini dia walau dia sendiri masih bisa makan dengan kedua tangannya.

Dia bisa saja menolak permintaan Zevilion, sayangnya dia selalu kalah jika Hyera yang menyuruh atau memintanya melakukan yang Hyera inginkan.

"Kenapa Kakak masih baik padaku padahal aku sudah bohongi Kakak?" tanya Jessie tiba-tiba.

Mereka yang asik makan langsung menatap Jessie, mereka kaget dengan pertanyaan dia begitu juga Hyera. Walau kaget, Hyera tetap sadar dan terus menyuapini dia.

"Cintaku lebih besar daripada rasa benci, kecewa ada tapi sudah berlalu juga," balas Hyera santai, berbeda dengan Jessie yang semakin merasa bersalah.

Chup!

Secara tiba-tiba Hyera mengecup bibir Jessie sekilas membuat dia kaget sekaligus malu, malu karena diihat mereka dan kaget Hyera cium dia walau begitu dia malah senang.

"Jangan merasa bersalah terus, kamu tidak salah. Keadaan yang membuat salah, jadi buka lembaran baru hanya ada kita," kata Hyera lembut membuat Jessie tersenyum.

"Maaf ganggu acara romansanya. Kamu sekolah, Hye?" tanya Miyuki sekaligus menyindir.

"Sekolah, aku sudah banyak bolos," balas Hyera santai, tidak peduli dengan sindiran Miyuki berbeda dengan Jessie yang sangat malu bahkan pipinya memerah.

"Lalu Jeje gimana?" tanya Clare, mereka diam sejenak karena pertanyaan dia ada benarnya.

"Dia di asrama, percuma juga dia ke sekolah kalau jadwal hari ini bela diri," balas Hyera mantap tanpa bertanya ke Jessie, toh dia melakukan ini untuk Jessie juga.

Mereka mengangguk paham, tidak ada dari mereka yang menolak kata Hyera. Hyera memang benar, hari ini kelas 10 latihan bertarung dan besoknya latihan senjata, lalu lusa merakit senjata.

TBC...

23. ZevilionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang