Part 4

159 12 0
                                    

Clare yang mendapat jitakan, dia meringgis kesakitan dan mengusap kepalanya. Jujur saja tenaga Zevilion itu kuat, jika jitakan pelan saja sesakit ini apalagi jitakan keras.

"Kita masih di bawah umur, ingat," balas Miyuki kesal.

"Sekali-kali boleh lah minum wine," kata Reine yang setuju dengan usul Clare.

Clare yang didukung langsung bertos dengan Reine, mereka hanya geleng-geleng saja. Soal kekacauan, Clare dan Reine satu server jadi mereka tidak heran.

"Tidak boleh ada wine, kita tetap adain pesta, untuk hidangan urusanku dan temanya monochrome," tegas Hyera diangguki mereka.

Semua keputusan ada di Hyera, jika dia menolak, mereka tidak bisa membantah apalagi selalu tahu apa yang terbaik buat mereka.

Soal makanan, tidak diragukan lagi. Dia memiliki selera yang tinggi, jadi makanan yang dipesan pasti berkelas.

"Acara seharian apa malam saja?" tanya Yovela menatap Hyera.

"Acara seperti ini sebaiknya malam, kalau seharian akan membosankan," balas Hyera dibenarkan mereka.

"Apa kami boleh berpacaran di sana?" tanya Clare malu-malu.

"Santai saja Re, kalian bebas mau apa saja di sana bahkan berpencar pun tidak apa," balas Hyera membuat mereka senang.

Pesta ini sangat meriah, mereka memakai kostum monochrome sesuai keinginan Hyera. Mereka sangat senang datang ke pesta, apalagi makanan di sini sangatlah enak.

Seperti kata Hyera tadi pagi, Zevilion berpencar bahkan mereka datang saja sendiri-sendiri. Dia tidak peduli juga, anggap saja sebagai hadiah atas kerja keras mereka.

Hyera hanya berkeliling memastikan mereka menikmati acaranya, hingga tatapan dia beralih ke pintu yang baru saja terbuka.

Masuklah Jessie yang baru tiba di acara, dia geleng-geleng kepala melihat pakaian Jessie lalu dia menghampirinya.

"Pakaianmu seksi sekali," kata Hyera mengangetkan Jessie.

"Terpaksa, Mama selalu membelikan gaun yang tidak aku sukai seperti ini contohnya," balas Jessie pelan namun terdengar Hyera.

Hyera tahu Jessie berkata jujur karena dia melihat Jessie tidak nyaman dengan gaun itu, lalu dia melepaskan jas miliknya dan memakaikan ke tubuh Jessie.

Jessie kaget saat dia memakaian jas itu serta mengancingkan, walau terlihat aneh Jessie memakai gaun dan jas tapi dia merasa lebih baik.

"Begini lebih baik, lain kali buang pakaian kurang bahan itu," balas Hyera santai lalu dia pergi.

"Jas ini milikmu," kata Jessie menahan kepergian Hyera.

"Pakai saja, balikin kapan saja yang kamu mau, kalau malas balikin buat kamu saja. Nikmati pestanya, aku pergi dulu," balas Hyera masa bodo toh jas dia bukan satu saja.

Hyera pergi karena dirinya ingin mengambil dessert kesukaan dia yang tertunda gara-gara dia tidak sengaja melihat Jessie dengan gaun kurang bahan, dia mana mau tubuh Jessie dilihat banyak orang.

Terlebih dia tidak mau Jessie terganggu dengan pestanya gara-gara gaun saja, dia mau semua di sini menikmati pestanya bukan sebaliknya.

Jessie yang tidak tahu harus ke mana, dia memilih mengekori dia ke tempat dessert. Jessie melihat banyak sekali dessert di sini, membuat dia bingung.

"Sudah mengikuti, malah bengong sekarang," sindir Hyera ke Jessie, dia tahu kalau Jessie mengikuti dia tapi dia membiarkan karena dia mau ambil makanan.

"Aku bingung mau ambil yang mana," balas Jessie malu gara-gara ketahuan mengikuti dan kelihatan bodoh.

"Suka rasa apa? Biar aku rekomendasi," tanya Hyera menatap Jessie.

"Suka coklat," balas Jessie diangguki Hyera.

Hyera mengambil dessert coklat kesukaan dia, apalagi dessert ini enak tidak manis dan tidak pahit jadi pas untuk Jessie. Lalu dia memberikan ke Jessie, Jessie menerima dengan senang hati.

"Makasih," balas Jessie tersenyum.

Astaga, dessert memang manis tapi senyum dia sangatlah manis melebihi dessert ini. Bolehkah aku memilikinya? batin Hyera histeris.

Hyera bukan tipe orang yang agresif, dia bisa membaca keadaan seseorang apalagi dia tahu kalau Jessie gadis normal yang mencintai lawan jenis bukan sesama jenis.

Sangat susah untuknya untuk mengejar Jessie, walau begitu dia tidak menyerah tapi membiarkan waktu menjawab semuanya. Jika mereka memang berjodoh pasti mereka berpacaran, jika tidak jodoh maka dia ikhlas.

Hidup bukan stuck di satu tempat saja, jika mereka tidak jodoh maka dia akan belajar melupakan walau susah. Intinya dia tidak akan egois, setidaknya dia tahu kalau dia pernah jatuh cinta.

Hyera mengajak Jessie duduk setelah itu mereka memakan dessert dengan tenang, soal minum tenang saja minuman dekat di tempat mereka.

Minuman di sini ada air putih, orange jus, lemon tea, soda, pastinya tidak ada wine sesuai kata Hyera. Hyera mana mau membiarkan mereka mabuk dan membuat Zevilion repot, tidak mau dia.

"Aku pergi dulu," kata Hyera membuat Jessie menatapnya.

"Ke mana?" tanya Jessie ragu.

"Balik ke asrama," balas Hyera jujur.

"Ikut ya," pinta Jessie memelas, sebenarnya Hyera tidak tega.

"Cari teman gih, kamu harus bersosialisasi juga," tolak Hyera halus, Jessie menggeleng.

Jessie tidak mau bersosialisasi apalagi di pesta, dia bukan orang bodoh di sini pasti banyak orang berpacaran. Mana mau dia jadi nyamuk, mending dia kembali.

Dia ke sini juga gara-gara Zevilion yang mewajibkan semua murid ikut pesta atau mereka harus keliling lapangan sebanyak 20 kali, jika tidak datang. Bayangkan saja lapangan luas yang 1 kali saja sudah lelah, apalagi 20.

Mereka pasti mikir juga, mending mereka ikut pesta dan senang-senang daripada mereka mendapat hukuman yang membuat kaki mereka serasa ingin lepas.

"Boleh ya," pinta Jessie sekali lagi.

"Baiklah, ayo," balas Hyera tidak tega.

Jessie memeluk Hyera saking senangnya, dia spontan melakukan ini sedangkan Hyera yang dia peluk jantungnya sudah maraton.

Untung saja Hyera bisa mengendalikan dirinya, masa bodo dengan debaran jantungnya yang mungkin saja dia dengar.

"Maaf," kata Jessie sambil melepaskan pelukannya saat dia sadar apa yang dia lakukan.

"Tidak apa, ayo," balas Hyera lalu pergi.

Hyera tidak pamit ke Zevilion, toh mereka berpencar tidak ada alasan untuk pamitan. Zevilion tahu kok, mereka tidak akan mencari satu sama lain kalau dari awal sudah bilang berpencar.

Jujur saja Jessie takut dengan kegelapan, dia ke sini karena banyak orang yang masih berlalu lalang. Sekarang sepi, hanya mereka berdua untung saja dia pergi bersama Hyera.

Hyera yang merasa aneh, dia melihat ke belakang. Dia menghela nafas saat dia melihat Jessie berada jauh di belakangnya, dia lupa kalau Jessie takut gelap dan dia tahu kalau Jessie pasti lelah pakai high heels.

"Lepas gih heels nya," suruh Hyera membuat Jessie bingung.

Hyera malas berdebat, dia segera menghampiri Jessie lalu berjongkok dan melepaskan heels milik Jessie.

TBC...

23. ZevilionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang