Part 15

113 11 0
                                    

Dua minggu kemudian, sesuai kesepakatan yang mereka buat. Jika Jessie tidak jatuh cinta, maka hubungan mereka berakhir. Sayangnya itu tidak terjadi, tepat satu minggu mereka tinggal bersama Jessie sudah mengetahui perasannya sendiri.

Akhirnya Jessie sadar, kalau dia pun jatuh cinta ke Hyera. Tidak seperti dulu yang masih ragu, sekarang dia sudah mantap dan menerima Hyera sebagai pasangannya.

Perhatian kecil yang Hyera berikan hanya ke dirinya membuat dia bahagia, bahkan dia merasa teristimewakan. Tidak peduli seberapa banyak gadis yang mengincar posisi dia, malah Hyera memilih dirinya.

Dia sangat beruntung memiliki Hyera di sisinya, sayangnya hari ini dia kesal, karena Hyera tidak masuk sekolah jadi dia tidak bisa melihat wajah Hyera di pagi hari.

Dia memutuskan untuk ke kantin dengan wajah cemberut, Zevilion yang melihat kehadirannya sangat aneh setahu mereka, dia selalu datang dengan wajah gembira.

Intinya setiap pagi, dia selalu ke kantin dan makan bersama di ruang Zevilion. Menurutnya itu menyenangkan, karena mereka bisa bermesraan tanpa dilihat orang banyak.

"Kenapa tuh muka?" tanya Reine yang melihat wajah cemberut Jessie.

"Paling galau," tanya Miyuki yang lagi-lagi tepat sasaran.

"Kak Yuki, kenapa tebakan Kakak selalu bener sih? Semua, gara-gara Ketua kalian. Aish, menyebalkan. Kenapa dia tidak memberitahuku?" balas Jessie frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Padahal Hye pergi meeting doang, bukan nginap di luar negeri," cibir Yovela geleng-geleng kepala.

"Kak Vel mah jahat," balas Jessie menenggelamkan wajahnya di meja dengan posisi tangannya dilipat sebagai tumpuan.

Mereka geleng-geleng kepala, perasaan pacar mereka saja tidak seperti Jessie. Ya walau mereka tidak pernah meninggalkan pasangan di pagi-pagi buta, makanya mereka tidak tahu gimana reaksi pasangan mereka.

Tiba-tiba Miyuki menelepon Hyera tanpa sepengetahuan Jessie, dia membiarkan saja Jessie seperti orang gila toh mereka di kantin cuek saja.

"Di mana, Hye?"

"Masih di luar, gila sih Kak Kio kalau bukan sekretaris kita sudah aku buang dia ke rawa-rawa."

"Tidak bisa ditunda?"

"Masih ada 4 meeting lagi, Yuki. Hari ini aku 5 meeting tidak mungkin aku tunda, ada apa?"

"Kamu tidak bilang ke bayi besarmu?"

"Bayi? Maksud kamu Jessie?"

"Tepat sekali, dia seperti orang gila di kantin."

"Aku lupa bilang,"

"Pulang Kak dan aku bukan bayi Kak Yuki," rengek Jessie.

Suara rengekan Jessie terdengar jelas sama Hyera, dia tahu itu suara Jessie tapi dia tidak tahu akibatnya sebesar ini padahal dia hanya tinggal sebentar bukan pergi jauh.

"Aku tidak bisa pulang cepat, sore baru balik."

"Ya sudah, selesaikan kerjaanmu biar kami yang jaga dia. Jangan telat makan, apalagi sakit."

"Iya, tenang saja. Makasih sudah menjaga kesayanganku, sampai jumpa."

Miyuki segera memutuskan panggilan, lalu dia menaruh ponselnya di saku celananya. Sejujurnya, dia kasihan sama Hyera yang dikerjain sama sekretaris mereka walau itu tugasnya.

Miyuki menghela nafas, terpaksa Zevilion harus menjaga bayi besar Hyera. Pasangan mereka hanya terkekeh lucu melihat mereka seperti ini, pasangan mereka tidak cemburu apalagi mereka setia.

"Hye pulang sore, jadilah anak baik selama dia pergi," kata Miyuki menatap Jessie.

"Emangnya aku nakal? Padahal Kak Hye yang jahat," balas Jessie cemberut.

"Jangan cemberut gitu, Hye kerja juga buat kamu," kata Yovela bukannya menenangkan malah memperburuk suasana hati Jessie.

"Kak Vel kalau mau jahat jangan sekarang," kesal Jessie dibalas kekehan.

Lucu saja mengerjain Jessie, lihatlah wajahnya yang kesal. Mumpung tidak ada Hyera di sini, Yovela bisa menyindir atau membuat dia kesal.

Kalau Hyera ada, Yovela mana berani. Yang ada dia jadi sasaran empuk Hyera, membayangkan saja dia tidak mau apalagi kejadian. Dia masih sayang diri sama nyawa, apalagi dia masih punya tanggung jawab sama pacarnya.

Saat sarapan mereka tiba, mereka makan dengan tenang. Jessie yang tidak mood hari ini, terpaksa makan juga. Dia tidak mau mendengar omelan dari Hyera saat tahu dia sakit.

Sehabis makan, mereka kembali ke kelas masing-masing. Beruntungnya hari ini Jessie kelas fotografer, dia diizinkan mengambil gambar apa saja asal hasilnya bagus.

Jika Hyera di sini, dia memilih membidik Hyera sebagai objek foto dia sayangnya Hyera pergi. Jadi dia memilih memfoto taman sekolah, daripada dia memfoto gadis dan Hyera cemburu bisa bahaya.

Bisa-bisa dia digorok Hyera, gara-gara dia mencari kesempatan memfoto gadis lain di saat Hyera tidak ada. Daripada dia berantem, mending cari aman karena dia tidak mau dirinya dan Hyera bertengkar.

Saat dia mendapat foto yang dia inginkan, dia segera kembali ke kelas untuk mengedit foto tersebut sebelum dia berikan ke guru yang akan menilai fotonya.

Setelah mengedit dan dia rasa sudah cukup, dia memberikan hasilnya ke guru yang mengajar di bidamg fotografer. Dan guru tersebut memberi dia pujian karena fotonya sangat bagus, dia sangat bersyukur dengan hasilnya.

Tetap saja dia merasa kurang banyak, pertama dia tidak memfoto Hyera sebagai objek fotonya, kedua dia tidak mendapat pujian dari Hyera padahal dia sangat mengharapkan hal tersebut.

Tapi dia bisa apa? Dia tidak bisa berbuat apa-apa di saat Hyera pergi meeting, menyuruh Hyera pulang pun dia tidak berani jadi seharian ini dia menjalani aktivitasnya dengan lesu.

Sejujurnya dia tidak suka Hyera pergi gitu aja, walau di sekolah dia juga jarang mendapat waktu bermesraan, tetap saja pulang sekolah dia bisa puas memeluk Hyera.

Tidak seperti saat ini, dia sudah lelah sekolah dan di kamar hanya dia sendiri. Menunggu sore itu lama baginya, membuat dia uring-uringan sedari tadi.

Kalau dia bisa mempercepat waktu, dia akan mempercepat waktu yang ada supaya Hyera segera pulang, sayangnya dia tidak punya kemampuan itu.

Dia pasrah, dia memilih mandi dan berganti pakaian sambil menunggu Hyera pulang walau membosankan sekali pun. Dia akan membuat perhitungan saat Hyera kembali.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5, belum ada tanda-tanda Hyera pulang membuat Jessie tidak berminat lagi menunggu dia pulang.

Jessie sangat lelah, lelah menunggu dan berharap Hyera segera pulang walau dia lakukan semuanya mustahil, mana mungkin Hyera pulang lebih cepat dari yang dia harapkan.

Tiba-tiba pintu terbuka, Jessie menoleh ke arah pintu. Saat tahu siapa yang datang, dia segera berlari ke arah pintu.

Hyera yang baru pulang bukannya disambut, dipeluk, atau dicium gitu malah mendapat amukan dari sang pacar gara-gara dia lupa memberitahu kalau dia ada meeting seharian ini.

Salah dia juga sih yang tidak memberitahu, tapi dia beritahu juga Jessie pasti uring-uringan dan ujung-ujungnya dia tidak dikasih pergi.

TBC...

23. ZevilionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang