"Shafira?" Panggil Arman"Ya?"
"Apa Aland belum pulang? Ini sudah mau masuk jam makam malam "
Shafira pun mengangguk, ya anak nya belum pulang dia pun berinisiatif menelpon anakknya dan memintanya untuk cepat pulang sebelum suaminya marah
"Hallo Aland?"
"Iya bunda ?"
"Kamu dimana? Kenapa belum pulang"
"Iya ini mau pulang ko, lagi di jalan "
"Yasudah hati hati"
Tut~
Tanpa memberi tahu suaminya pun tahu karena Shafira sengaja menloudspiker ponselnya
"Kakakmu tinggal dengan kita, apa benar mas?" Tanya Shafira
"Iya mau bagaimana lagi, kita sudah tidak punya orang tua dan suaminya baru meninggal, dia juga tidak punya anak"
"Yasudah tidak apa apa"balas nya dengan tersenyum ya walaupun dalam hati dia berat karena kakak iparnya itu sangat cerewet tapi bukan berarti jahat dia hanya cerewet dan Shafira tidak menyukai itu
Beberapa saat kemudian suara motor pun terdengar dari dalam itu pasti Aland
"Aland pulang"
"Ganti baju sana terus turun buat makan malam" ucap Shafira yang langsung di turuti Aland
*****
Abra dan Alexa duduk termenung didepan ruang ICU tempat Agahta berada, ucapan Clovis tempo hari bagaikan bom waktu bagi mereka berdua, mereka tidak percaya tapi bukti sudah terpampang jelas di hadapan mereka, apa yang akan mereka lakukan setelah ini
Diam diam Alexa menangis tanpa mengeluarkan suara, Abra yang mengetahui itupun menarik Alexa mendekapnya, diapun sama hancurnya dengan sang istri tidak menyangka hal ini akan terjadi pada keluarga mereka
Alexa pun beranjak mendekati kaca pembatas antara ruang ICU dan ruang tunggu, dilihatnya Agahta terbaring lemah dengan berbagai alat yang dia sendiripun tidak tahu apa fungsinya, ventilator yang menyumpal mulutnya
Abra mendekat turut melihat Agahta, menatapnya sendu, anak yang selalu menempel dan tidak mau ditinggal olehnya kini terbaring lemah, dan tidak tahu kapan ia akan kembali membuka mata indahnya dia dan Alexa hanya berharap semoga mata itu kembali terbuka
Sementara Alister yang baru datang menatap kedua orangtuanya sendu, diapun merasakan hal yang sama, kali ini dengan ketakutan ya takut adiknya tidak lagi membuka mata, takut tidak ada lagi yang akan merengek karena ingin sesuatu darinya, takut tidak ada lagi yang menggangu nya ketika sedang bekerja
*****
Tok
Tok
TokCklek
"Haii!!"
"Bibi!!" Teriak Aland menyambut kedatangan kakak dari ayahnya dengan teriakan juga pelukan, uhh dia sangat merindukan bibinya ini
"Aland kasih masuk dulu bibinya kasihan pasti bibi cape" tegur Shafira dan si empunya hanya cengengesan
"Gapapa ko, bibi juga kangen sama ponakan bongsor bibi" ucap Yolanda, dia begitu menyayangi Aland karena dia tidak bisa mempunyai keturunan sebab suaminya mandul jadi kasih sayang mereka berdua dilimpahkan pada anak Arman
Mereka pun masuk dan duduk di ruang keluarga, sedangkan barang barang Yolanda sudah di antarkan oleh para pekerja di Mansion Wijaya kedalam kamar
"Silakan diminum mbak"ucap Shafira
"Gimana mbak dalam perjalanan nya, lancar?"sambung nya
"Lancar Shaf, oh iya, Arman mana?"
"Mas Arman masih di kantor, biasa pulang sore ko, yaudah mending mbak istirahat dulu kamarnya udah aku siapin"
"Yaudah mbak istirahat dulu, nanti kalo suamimu pulang kasih tahu mbak ya"
"Iya mbak"
Yolanda pun menaiki lif karena kamarnya berada di lantai 2 samping dengan kamar Aland, kamar yang sering dia gunakan dengan suaminya kala mereka menginap di rumah adiknya, hah mengingat masa lalu membuat Yolanda kembali sedih, andai suaminya masih ada di sampingnya, dia tidak perlu keturunan karena dengan bersama suaminya pun dia cukup, tapi tuhan berkendak lain, nyawa suaminya terenggut dalam perjalanan pulang dari luar kota
"Loh bibi mana bun?" Tanya Aland karena tadi dia keluar sebentar menuju supermarket
"Bibimu istirahat, awas jangan di ganggu kasian"ucap Shafira memperingati Aland karena dia suka mengganggu ketika bibi dan paman nya istirahat dulu
"Hehe ngga ko, yaudah Aland mau main dulu yah dadah"ucap Aland tanpa berniat mendengar balasan Shafira karena akan berisi berbagai macam wejangan
*****
Abra, Alexa, juga Alister saat ini masih berada di depan ruang ICU melihat seseorang yang masih terbaring lemah selama satu minggu, tapi beberapa saat kemudian mata itu, mata yang mereka nantikan terbuka pun akhirnya terbuka, mata itu menatap kearah mereka, dan bibir itu memaksa untuk tersenyum meskipun tidak bisa, mereka bertiga menitikan air mata bahagia
Alister pun memanggil Dokter untuk memeriksa keadaan adiknya pasca tidur panjangnya
"Adikku kembali mom, dad "ucap bahagia Alister pada orang tuanya, Abra dan Alexa tersenyum bahagia mendengar keantusiasan putra sulung nya, mereka pun sama bahagianya tapi ada satu hal yang mengganjal di hati mereka tapi mereka tidak bisa membagi itu pada Alister, biarlah ini menjadi urusan mereka berdua, anak anak mereka tidak perlu mengetahui hal ini
Agahta kini sudah di pindahkan ke ruang rawat karena kondisinya mulai stabil kembali meskipun masih dibutuhkan perawatan selama satu minggu, dan Agahta saat ini sudah tertidur kembali karena obat yang di berikan dokter agar mempercepat penyembuhan Agahta
Alexa memandang wajah itu, mengusap rambutnya dengan sayang, tanpa sadar air matanya mengalir, ketakutan nya kembali, dan itu membuat Abra sang suami menatap nya sendu, Abra juga merasakan hal yang sama dengan apa yang Alexa rasakan
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Takas edilir
Teen FictionKisah 2 orang anak yang terlahir di hari yang sama ,namun takdir sudah mengujinya yang bahkan belum melihat dunia dengan jelas ,takdir seolah mempermain kan mereka Akankah mereka sanggup dengan takdir yang Tuhan berikan dan bisakah mereka melewati s...