Bab 5.

310 36 3
                                    

Agahta berada didalam Galeri seni pribadi miliknya, dia menumpahkan emosinya lewat melukis, air matanya pun tidak berhenti mengalir dia tidak tahan lantas melempar kuas miliknya kesembarang arah dan merobek karya lukisan nya dan mengacak acak semu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agahta berada didalam Galeri seni pribadi miliknya, dia menumpahkan emosinya lewat melukis, air matanya pun tidak berhenti mengalir dia tidak tahan lantas melempar kuas miliknya kesembarang arah dan merobek karya lukisan nya dan mengacak acak semua yang ada di sana, Agahta bersimpuh menangis sejadi jadinya, kenapa semua ini harus terjadi pada dirinya

Jadi selama ini dia tinggal bersama orang asing? Lantas dimana keluarga kandung nya, apa mereka mencari keberadaannya, atau mereka tidak menyadari jika anak kandung mereka tertukar, Agahta berdiam diri menangis selama berjam jam, dia menidurkan dirinya di atas lantai yang dingin

Beberapa saat kemudian terdengar seseorang membuka kunci pintu galeri nya, tapi Agahta tidak peduli

Brak/

"Aga!"Abra berlari menghampiri Agahta yang tergeletak di lantai, lantas dia peluk anaknya

"Kamu kenapa? Kenapa kamu lari hm?"

"Ngapain Daddy kesini" tanya Agahta lirih, dia sudah tidak memiliki tenaga lagi jadi dia membiarkan sang Daddy memeluknya dengan erat

"Aku bukan anak daddy, ngapain daddy susul aga kesini? Mending daddy cari anak kandung daddy"Abra yang mendengar itupun semakin mengeratkan pelukan, hatinya sakit mendengar perkataan anaknya, meskipun Agahta bukan anak kandungnya tapi dia tidak bisa membohongi hatinya dia begitu menyayangi Agahta, Abra tidak akan melepaskan anaknya meskipun dia tahu Agahta bukan anak kandung mereka

"Ngga kamu anak daddy, kata siapa kamu bukan anak daddy"

"Aga denger ko apa yang kalian omongin tadi"Abra menggelengkan kepalanya cukup, dia tidak tahan mendengarnya hatinya seakan di sayat

Abra pun membalikan tubuh Agahta menghadap padanya, di tangkup nya pipi Agahta
"Denger meskipun kamu bukan anak kandung kami, kami sayang sama kamu, kami yang merawat kamu, membesarkan kamu mana mungkin kami akan membuang kamu hanya karena hal ini, tidak itu tidak akan terjadi sampai kapan pun kamu tetap anak daddy mengerti"

Agahta yang mendengar itu pun seketika menangis, dia bersyukur ternyata mereka masih menyayangi nya, tapi bagaimana pun Aga harus mencari tahu siapa dan dimana keluarga kandung nya, tidak mungkin kan dia akan terus bersama dengan keluarga Wiguna

Bagaimana ketika mereka menemukan anak mereka, apa dia akan di buang? Akan di lupakan, di gantikan?

"Sekarang kita pulang, kasian Mommy di rumah nyari kamu"Ucap Abra

Abra membangunkan Agahta dan memapahnya menuju mobil, dalam perjalanan Agahta tidak mengeluarkan suara sedikitpun, dia hanya melihat Keluar

Saat sedang asik melamun dia melihat seorang paruh baya yang masih nampak cantik, entah mengapa melihat wanita itu Agahta merasa senang, perasaan nya pun menghangat, entah siapa wanita itu apakah wanita itu ada keterkaitan dengan dirinya? Pikir Agahta
.
.
.
.
.

Disisi lain, Shafira berada di depan toko bunga miliknya, meskipun keluarganya termasuk keluarga yang berkecukupan tapi dia tetap ingin mencari kesibukan seperti saat ini contohnya

Di toko bunga ini, dia dan suaminya bertemu, dimana saat itu suaminya akan membeli bunga untuk almarhum orang tuanya

"Mas ini tolong di pindahkan ke sebelah sana ya"

Begitulah kesehariannya jika sedang senggang pasti akan mampir untuk sekedar mengecek stok

Drrt~

Ponselnya berbunyi dan tertera nama anaknya

"Halo Al"

"Halo bun, eum nanti aku pulang telat yah mau main dulu sama Novan"

"Udah izin ayah?"

"Bun plis Aland udah gede"

"Huft ya sudah, jangan pulang kemalaman Al"

Tut-

Anaknya semakin hari, semakin berubah mungkin ini resiko karena dia dan Arman selalu mengekang Aland, tapi mereka melakukan itu demi kebaikan anaknya juga

Shafira menghela nafas panjang, dia hanya berdo'a agar anaknya tidak melewati batas

*****

Mobil milik Abra sudah sampai didepan mansion keluarga Wiguna, Agahta langsung turun tanpa menunggu sang Daddy, saat dia membuka pintu Agahta sudah di kejutkan dengan pelukan dan pelakunya adalah Alexa, tapi Agahta tidak membalasnya dia hanya terdiam dan tatapan nya bertemu dengan Alister sang kakak

Alister menatap Agahta sendu, tidak menyangka adik yang selalu bertingkah manja padanya bukanlah adik kandung nya, Alister berharap ini mimpi buruk dan Alister berharap dia segera bangun dari mimpi buruk ini

Baru saja Alister akan melangkah mendekati Agahta, tapi Agahta segera melepas pelukan mommy nya dan berlalu menuju lantas atas lebih tepatnya kamar milik Agahta

Abra, Alexa juga Alister hanya menatap punggung itu dengan sendu, mereka tidak bisa menghentikan Agahta, mereka akan memberi waktu Agahta untuk sendiri dan menenangkan pikiran nya sendiri

Malam tiba, Agahta masih bergelung didalam selimut nya, bukan dia bukan tidur

Cklek/

Seseorang masuk kedalam kamarnya, Agahta diam tidak ada niatan untuk berbalik sekedar melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya

Orang itu duduk di tepi ranjang, dengan perlahan mengelus kepala Agahta

"Hei"ucapnya lirih
.
.
.
.
.

"Hei"ucapnya lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Takas edilirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang