Bab 11.

267 35 0
                                    

Happy reading 🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading 🎉

Malam hari di kediaman Wijaya, Shafira terdiam memikirkan pemuda yang tadi siang menemui dirinya dan mengaku sebagai anak kandungnya, dia tidak tahu harus berekspresi seperti apa, senang sedih dia tidak tahu

Arman yang melihat istrinya melamun pun mendekatinya dan mendudukkan dirinya di atas ranjang, tangan besarnya menggenggam tangan sang istri berusaha mengambil atensinya, Shafira menoleh dan melihat suaminya tersenyum, mau tidak mau dia ikut tersenyum untuk menutupi kebingungan nya

"Kamu mikirin apa sih?"pertanyaan  Arman tidak langsung Shafira jawab dia bingung apa dia harus jujur tentang pemuda tadi

"Mas" panggil Shafira

"Hm?"

"Kalau ternyata Aland bukan anak kandung kita gimana?" Tanya Shafira tanpa menatap sang suami, dia takut dengan reaksi yang akan di keluarkan Arman

"Maksud kamu apa?!" Arman tak habis pikir, bagaimana bisa istrinya berpikiran dangkal seperti itu, bagaimana jika Aland mendengar itu anak itu pasti akan sangat kecewa

"Apa kamu sadar apa yang baru saja kamu ucapkan Shafira?! Bagaimana reaksi Aland kalau tau bundanya mengatakan hal seperti itu" marah Arman

Shafira diam, dia bingung ada apa dengan dirinya, dia ingin mengelak tapi dia tidak bisa menghilangkan pikiran nya, dia selalu ingat tatapan kecewa dari pemuda yang menemuinya tadi siang

"Maaf" Shafira memilih untuk tidak memberi tahu kejadian tadi siang pada suaminya, biarlah dia sendiri yang mencari tahu nya

Alexa berdiri di depan gerbang mansion Keluarga Wijaya, dia gugup apa benar anak nya ada disini, apa mereka akan percaya? Alexa menarik nafasnya pelan berusaha meyakinkan bahwa yang dia lakukan saat ini benar, dia hanya ingin menemui anak kandungnya saja tapi kalau bisa dia bisa membawa anaknya pulang ke kediaman Wiguna

Alexa pun mendekati area pos satpam untuk meminta di bukakan gerbang, setelahnya dia kembali menuju mobilnya dan memasukannya kedalam halaman keluarga Wijaya, Alexa turun dari mobilnya, berjalan menuju pintu dan menekan bell

Ting~tong~

Seseorang membuka pintunya dan mempersilakan dia masuk juga memintanya menunggu di ruang tamu Alexa pun mengangguk, dia menatap sekeliling dan memperhatikan setiap foto yang terpajang di dinding, Alexa mendekati sebuah foto anak kecil yang memiliki senyum manis, Alexa mengusap foto itu dan tanpa sadar dia tersenyum

"Permisi"ucap seseorang menyadarkan Alexa

"Ah maaf saya lancang"ucap Alexa

"Silahkan duduk"ucapnya, Alexa pun mendudukan dirinya di sofa

"Maaf ada keperluan apa ya?" Ucap Shafira

"Begini, maaf sebelumnya 17tahun lalu apa anda melahirkan di RS. Rahardika?" Tanya Alexa

"I-iya?" Shafira gelisah, apa ini ada sangkut-pautnya dengan pemuda tadi siang

Alexa tersenyum semoga benar pikirnya "begini 17 tahun lalu, saya juga melahirkan di sana, seorang bayi laki laki dan beberapa bulan yang lalu saat anak kami kecelakaan sehingga memerlukan donor darah, kami sebagai orang tua tentu rela menyerahkan banyak darah kami demi anak kami, tapi saat pemeriksaan itu darah kami tidak cocok dengan nya, lantas kami melakukan Tes DNA dan ternyata anak yang kami rawat bukan lah anak kandung kami"

Jantung Shafira berdetak kencang, bagaimana kalau perkataan wanita ini benar jika anak mereka tertukar, dia juga takut kalau Aland akan mendengar pembicaraan mereka berdua karena anak itu ada di rumah

"Maaf silahkan anda pergi" Shafira mengusir Alexa, cukup dia tidak ingin kehilangan anaknya karena wanita gila ini

"Saya hanya ingin melihat anak kandung saya, apa saya salah, saya sebagai seorang ibu hanya ingin melihat anak yang selama ini saya kandung" Alexa berlutut dan memohon untuk di pertemukan dengan Anaknya

"Saya bilang pergi!!" Bentak Shafira, dan suara Shafira berhasil membuat Arman yang hendak turun dari lantai dua terkejut lantas berlari menuju asal suara

Alexa mengusap air matanya dan berdiri menatap Shafira dengan pandangan kecewa nya "baik saya akan pergi, tapi jika perkataan saya terbukti benar, jangan harap anda bisa menemui anak kandung anda yang tinggal bersama saya karena saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi, permisi"

Alexa pergi tapi saat dia akan keluar dia berpapasan dengan seorang pemuda seumuran Agahta, hatinya menghangat, lagi lagi air matanya menetes tapi dia harus pergi, ini sudah sangat larut dia baru sadar bertamu di waktu yang salah

.
.
.
.

Arman duduk duduk dengan Shafira di samping nya, tidak ada yang membuka suara, Arman masih mencerna maksud dari ucapan wanita tadi sedangkan Shafira masih menangis, dia takut apa yang wanita katakan itu benar

"Apa maksudnya Shafira" ucap Arman tanpa berniat melihat wajah istrinya

Shafira pun mau tak mau harus menceritakan semuanya pada sang suami dan setelah mendengar semuanya Arman marah

"Kenapa kamu baru menceritakan nya sekarang hah?!"

"Ini bukan hal sepele Shafira!"

"Maaf mas maaf"ucap Shafira lirih

Arman memijat kepalanya pening
"Kita lakukan tes DNA besok, kita harus membuktikan perkataan wanita itu benar atau salah, dan jika terbukti benar kamu terima saja apa yang dia katakan, kita tidak bisa menemui anak kandung kita"

Perkataan Arman membuat ketakutan Shafira bertambah, bagaimana jika itu benar

Perkataan Arman membuat ketakutan Shafira bertambah, bagaimana jika itu benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
TBC


Takas edilirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang