"Saya tahu kalian sudah mengetahui maksud dari ini, saya hanya ingin meluruskan segala kesalahpahaman di antara keluarga kita" Ujar Abraham
Shafira dan Arman tahu betul apa yang di maksud Abraham, tapi apakah harus secepat ini? Batin mereka
"Kudengar kalian berdua sudah melakukan test, bagaimana? Apakah perkataan ku salah?" Tanya Alexa
Shafira mencengkeram tangan Arman dengan kuat" dari mana anda tahu?
"Kalian tidak perlu tahu hal itu, yang aku tanyakan apakah perkataan ku salah atau benar?" Tekan Alexa
"Alexa" tekan Abraham, dia tidak ingin membuat keributan karena ini menyangkut kedua anaknya
Alexa menatap Abraham" apa? Aku hanya bertanya"
Abraham menghela nafas panjang, sedang ketiga anak mereka hanya memperhatikan perdebatan orang tua mereka, terutama Aland yang tidak mengerti apapun, berbeda dengan Agahta dan Alister mereka tahu betul apa yang orang tua mereka debat kan
"Kami berdua minta maaf atas ketidak nyamanan anda tempo hari, kami terlalu terkejut mendengar fakta ini jadi sekali lagi kami mohon maaf" ucap Arman
"Dan mengenai test, ya kami melakukan nya tadi pagi, dan untuk hasilnya" Shafira menggantungkan perkataan nya dia menatap Agahta yang juga menatap nya balik, tapi yang dia lihat hanya raut datar tidak seperti tempo hari
"Hasilnya?" Tanya Alexa
"Hasilnya tidak cocok, anda benar nyonya" jawab Shafira membuat Alexa tersenyum tipis
Abraham dan kedua anaknya yang mendengar nya terkejut ternyata Alexa mengetahui lebih jauh dari pada mereka
" Baiklah mungkin ini saatnya kalian tahu kebenaran nya terutama kamu Aland" ujar Abraham
"17 tahun yang lalu istri ku juga ibumu melahirkan di tempat yang sama dan di waktu yang bersamaan, karena kelalaian pihak rumah sakit anak kami tertukar di sana, kami baru mengetahui nya saat Anak kami mengalami kecelakaan yang di haruskan melalukan transfusi darah tapi kami tidak bisa melakukan nya karena kami bukan orang tua kandungnya, kamu tahu siapa bayi itu?" Tanya Abraham pada Aland, karena Agahta sudah mengetahui semuanya
Aland menggelengkan kepalanya, Abraham tersenyum dan melanjutkan perkataannya yang membuat Aland tidak langsung percaya
"Kamu dan Agahta"
"Hahaha,,bun ini bohongkan? Aku anak kalian kan? Yah aku anak ayah kan? Jawab!!"
Shafira terdiam, dia tidak menyangka niat keluarga Wiguna meminta nya bertemu adalah untuk membicarakan hal ini, begitu pun dengan Arman dia tidak bisa menjawab pertanyaan sang putra
Secara tiba tiba mata Arman dan Agahta bertemu, dia anak kandungnya? Sangat manis dan tampan tapi dia dengan cepat memutuskan tatapan mereka membuat Agahta tersenyum miris
Apa keluarga Wijaya tidak bisa menerima fakta bahwa dia lah anak mereka, orang tua asuh nya saja bersikeras untuk mendapatkan anak mereka tapi dia tidak bisa melihat hal itu dari mereka, dari orang tua kandungnya
Apa dia egois jika iri pada Aland, dia di inginkan oleh dua keluarga besar tapi dirinya??
Alister yang dari tadi menatap Agahta tentu mengerti apalagi melihat tatapan kecewa yang dia berikan untuk keluarga mereka, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa
" Maaf Aland, apa yang mereka katakan benar, kamu anak kandung mereka" ujar Arman
"Kami bukan maksud menutupi hal ini, tapi kami memang baru mengetahui nya tadi pagi saat kami melakukan test DNA" lanjutnya
Aland terkekeh, sungguh lucu sekali kehidupan nya ini
Obrolan mereka berlanjut cukup lama sampai saat mereka akan pulang, sampai permintaan Alexa cukup mengejutkan bagi mereka
" Apa aku bisa membawa Aland untuk tinggal dengan kami?"
Mereka terkejut terutama Shafira tapi mau bagaimana lagi dia ibu kandung Aland, dia berhak tentang Aland
"Bagaimana Aland, apa kau mau ikut dengan mereka?" Tanya Shafira
Aland yang memang tidak mengambil pusing tentang hal ini iya iya saja, berbeda dengan Agahta yang sedikit nya merasa kecewa dan merasa terbuang
"Iya" jawab Aland, hal itu membuat Alexa dan Abraham tersenyum
"Kalau begitu bolehkah kami juga meminta Agahta untuk ikut dengan kami?" Tanya Arman
Shafira tersenyum juga berharap pada Agahta dan mau tidak mau Agahta ikut tersenyum tapi tidak bertahan lama setelah mendengar apa yang di ucapkan Alexa
" Tidak"
Senyum Shafira dan Arman menghilang, begitupun dengan Abraham yang terkejut dengan jawaban sang istri
"Apa maksudmu?! Kau meminta Aland untuk tinggal bersamamu dan aku izinkan karena kau ibu kandungnya dan kau berhak! Dan aku juga berhak atas Agahta, dia anakku! Aku yang melahirkan nya!" Ucap Shafira marah
"Agahta akan tetap tinggal denganku, dia anakku sampai kapan pun" ujar Alexa santai
Agahta menatap Alexa tidak percaya begitu pun Alitser, mereka tidak menyangka mommy nya akan bertindak seperti itu
"Aku memang anak mommy, tapi mommy tidak bisa egois, mereka orang tua kandungku!" Ucap Agahta
" Agahta stop! Kamu akan pulang dengan mommy paham?!"
Agahta menggelengkan kepalanya pelan, tidak percaya dengan tindakan sang mommy
"Sudahlah Alexa, kamu tidak boleh egois, biarkan Agahta tinggal dengan mereka, kita masih bisa saling mengunjungi kalau kau lupa" ujar Abraham
" Mas!"
Akhirnya mereka pulang dengan Agahta ikut keluar Wijaya begitupun sebaliknya, Shafira senang, dari awal masuk kedalam mobil dia tidak berhenti tersenyum dan terus memeluk Agahta dan menciumnya
" Bunda sudah ih" rengek Agahta membuat sepasang suami istri itu tertawa pelan
Berbeda dengan Mobil milik keluarga Wiguna, mobil mereka diisi perdebatan antara orang tua, Alexa terus memarahi Abraham yang mengizinkan Agahta ikut keluarga Wijaya membuat Aland yang awalnya senang jadi muram, sebenarnya keluarga ini ingin dirinya yang notabenya anak kandung mereka atau Agahta
"Stop Alexa, tolong berpikir jernih lah sedikit, dan kalau kau lupa perkataan mu bisa membuat Aland sakit" ucap Abraham membuat Alexa tersadar dan meminta maaf pada sang putra
Alister sedari tadi terdiam, dia merasa asing dengan situasi ini, biasanya jika mereka berada di satu mobil, akan di isi dengan canda tawa dia dan Agahta
Semoga ini awal yang baik untuk keluarga mereka pikir Alister
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Takas edilir
Teen FictionKisah 2 orang anak yang terlahir di hari yang sama ,namun takdir sudah mengujinya yang bahkan belum melihat dunia dengan jelas ,takdir seolah mempermain kan mereka Akankah mereka sanggup dengan takdir yang Tuhan berikan dan bisakah mereka melewati s...