Bab 12.

240 35 0
                                    

Keesokan hari nya Arman dan Shafira benar benar melakukan tes DNA, mereka berdua diam diam pergi dengan membawa rambut Aland, karena mereka tidak mungkin memberi tahukan hal ini pada anak mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan hari nya Arman dan Shafira benar benar melakukan tes DNA, mereka berdua diam diam pergi dengan membawa rambut Aland, karena mereka tidak mungkin memberi tahukan hal ini pada anak mereka

Saat ini mereka berada di kantin rumah sakit sembari menunggu hasil lab nya keluar

"Mas bagaimana kalau yang di katakan wanita itu benar" kata Shafira

Arman tidak langsung menjawab melainkan membawa tubuh itu kedalam pelukan nya

"Kita coba lihat nanti, kalau memang hasilnya benar kita harus siap mencoba menerimanya Shafira"

Shafira kembali menangis di pelukan Arman, tidak dapat di pungkiri bahwa dirinya saat ini ketakutan, bagaimana kalau Aland kecewa, dia tidak ingin kehilangan dunia nya

Sedangkan Aland yang baru terbangun bingung karena rumah nya sepi, biasanya dia akan mendengar suara sang bunda yang berbicara dengan maid tapi hari ini kemana bundanya itu

Aland dengan santai menuruni tangga menuju dapur, dia hanya melihat seorang maid yang sedang membersihkan di area pantry. Aland membuka kulkas dan mengambil air minum

"Mbak, bunda pergi?" Tanya Aland pada maid

"Iya den, pagi pagi sekali pergi dengan bapak" jawab maid tersebut

Setelah mendapatkan jawaban nya Aland berjalan menuju meja makan untuk sarapan, di sela sela makan nya dia berpikir tidak biasanya orang tuanya pergi pagi pagi bahkan tidak memberi tahu dirinya, Aland hanya mengangkat bahu acuh, mungkin orang tuanya terburu buru
.
.
.
.
.
.

"Morning semuanya" ucap Abraham pada keluarga nya yang sudah menunggunya di meja makan

"Morning" jawab mereka

Mereka memulai sarapan nya dengan tenang, mengenai Agahta dia sudah menerima semuanya dan mencoba berdamai dengan keadaan nya, dia akan kembali menjadi Agahta yang dulu dan Agahta akan mengikuti alur yang tuhan berikan pada dirinya

"Hari ini mommy yang antar Aga sekolah" kata Alexa membuat mereka bertiga berhenti makan dan heran terutama Agahta karena biasanya yang mengantarkan nya adalah sopir atau Abraham

"Aga bisa berangkat dengan sopir atau Daddy" ucap Agahta, dia mencoba mencari alasan agar tidak berangkat bersama Alexa, bukan nya dia tidak ingin hanya saja setiap kali Alexa yang mengantar akan berakhir tidak baik karena mommy nya itu sangat suka membahas tentang prestasi nya yang tidak boleh kalah dari siswa yang lain dan itu sangat melelahkan

"Aga, nurut oke?!" Tekan Alexa

"Aga, hari ini kamu di antar mommy oke?" Kata Abraham, dia mencoba untuk menengahi antara ibu dan anak itu, karena semenjak kejadian itu Agahta menghindari Alexa sementara Alexa terus mencoba untuk mendekatkan kembali dirinya dengan Agahta meski dengan sedikit paksaan

"Oke" jawab Agahta

Di dalam mobil hanya di isi keheningan Alexa bingung ingin memulainya dari mana sedangkan Agahta dia sibuk dengan pikirannya sendiri

"Aga?" Panggil Alexa pelan, Agahta pun menolehkan kepalanya

"Aga benci mommy?" Ucapnya lagi, sontak Agahta membolakan matanya mendengar apa yang di katakan Alexa

"Maksud mommy apa?" Tanya Agahta

"Kamu menghindar dari Mommy" kata Alexa, Agahta terdiam apa sikap nya selama ini menyakiti Mommynya, Agahta tidak bermaksud menyakiti Mommynya hanya saja dia butuh menyesuaikan kembali dirinya dengan semua keadaan ini

Agahta pun duduk menyamping menghadap Alexa, Alexa pun memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Agahta, tapi Agahta tidak ada niat untuk turun

"Mom" kata Agahta lirih

Alexa pun menatap anak bungsunya ini dengan sendu, di usapnya rambut anaknya, ingatan kilas balik dimana Agahta kecil berputar otomatis ternyata anak yang selama ini dia rawat sudah besar sudah bisa berpendapat sendiri

"Maaf, maafin Aga" lirih Agahta dengan menggenggam tangan Alexa, Alexa terdiam dan dengan perlahan dia bawa tubuh itu kedalam dekapan nya di ciumnya pucuk kepala sang anak

"Maaf jika sikap aga menyakiti mommy, maaf mom"

"Aga bukan bermaksud begitu, hanya saja Aga butuh penyesuaian kembali" lirih Agahta

Alexa tersenyum" it's oke, Mommy tunggu Aga, tapi Mommy mohon jangan pergi dari Mommy" ucap Alexa

Agahta menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan ucapan Alexa
"No, Aga tidak akan meninggalkan Mommy, meskipun bukan mommy yang melahirkan Aku tapi Mommy yang udah rawat Aga dari Aga bayi, makasih karena Mommy masih mau menerima Aga meskipun Mommy tahu kalau Aga bukan anak kandung kalian"

Mereka menghabiskan waktu dengan berpelukan di dalam mobil sebelum bel masuk berbunyi dan dengan terpaksa Alexa melepaskan pelukan itu

"Mommy Aga masuk dulu"

"Iya, belajar yang rajin jagoan nanti mom jemput"

Aga pun masuk kedalam sekolah sedangkan Alexa terus memperhatikan punggung itu sampai tidak terlihat, menghembuskan napasnya sejenak kemudian dia kembali melanjutkan mobilnya

Aga pun masuk kedalam sekolah sedangkan Alexa terus memperhatikan punggung itu sampai tidak terlihat, menghembuskan napasnya sejenak kemudian dia kembali melanjutkan mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
TBC

Takas edilirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang