Bab 8.

262 32 1
                                    

Happy reading 🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading 🎉

.
.
.
.
.

Satu bulan berlalu

Sudah satu bulan juga Agahta sedikit memberi jarak dengan keluarga nya, karena dia berpikir dia tidak berhak mendapatkan apa yang bukan miliknya, tanpa Agahta sadar hal itu membuat keluarga nya sedih

Agahta juga sudah mencari data tentang orang yang melahirkan di tahun yang sama saat mommy nya melahirkan dulu, dia sudah bertekad untuk mencari keluarga kandungnya bagaimanapun caranya, Agahta begitu beruntung karena sang kakak Alister mau membantunya untuk mencari keluarga kandungnya

Butuh waktu sekitar satu Minggu untuk menemukan bukti itu, karena kejadian itu sudah sekitar 17 tahun lalu tapi karena tekadnya yang kuat akhirnya dia bisa menemukan data itu, ternyata keberuntungan hinggap pada Agahta karena hari di 17 tahun lalu yang melahirkan bayi hanya dua orang di antaranya adalah Mommynya Alexa dan Shafira Wijaya

Agahta bingung, dia seperti pernah mendengar nama itu tapi dimana, dan apa wanita ini adalah ibu kandungnya? Pikirnya

"Gimana ga? Udah ketemu?" Tiba tiba Alister datang dan mengejutkan nya

"Astaga! Kak!"

"Haha maaf maaf, jadi gimana?"

"Udah" jawab Agahta dengan tersenyum, semoga ini awal yang baik

Mereka berdua pun pulang setelah mendapatkan Data itu, dan Agahta berencana untuk mencari orang tuanya besok

.
.
.
.
.

"Aland!!" Teriak Arman, dia pusing dan muak melihat sikap Aland yang berubah derastis

"Apa?!"

Shafira hanya melihat itu dalam diam, dia bingung kenapa anaknya jadi seorang pembangkang, apa yang salah dengan cara mendidiknya?

"Masuk kamar sekarang!!" Perintah Arman setelah melihat apa yang anaknya lakukan, merokok, hal itu yang membuatnya murka

"Mas udah, Aland masuk kamar nanti bunda nyusul ya?" Ucap Shafira berusaha menengahi pertengkaran suami dan anaknya

Aland pun naik kelantai dua dan masuk kedalam kamar dengan membanting pintunya, Shafira pusing dan sedih kenapa keluarga nya jadi seperti ini

"Shafira! Apa yang kamu lakukan?" Ucap Arman marah

"Kalau kamu kasar, Aland tidak akan mendengar kan kamu, tapi dia akan semakin membangkang"

"Terserah kamu, manjain aja terus" ucap Arman

Shafira sedih melihat kepergian suaminya, beberapa saat dia memandangi lantai dua dimana kamar putranya berada, setelah nya diapun beranjak untuk melihat kondisi Aland

Cklek

Aland mendengar suara pintu terbuka pun berbalik memunggungi pintu, meskipun dia tahu siapa yang memasuki kamarnya, dia tetap enggan untuk melihat nya

Shafira berjalan mendekat ranjang putranya dan mendudukan dirinya di belakang Aland, Shafira mengusap kepala Aland dengan sayang, anaknya yang dulu sering menangis jika di tinggalkan ternyata sudah besar, jika Shafira ingat masa lalu dia ingin kembali mengandung tapi tuhan berkehendak lain, dia hanya bisa mengandung satu kali itupun dengan susah payah dia mempertahankan janin nya, dan itu salah satu alasan kenapa Shafira sangat tidak suka kalau suaminya bertindak kasar, mereka juga mengekang Aland bukan tanpa alasan, mereka tidak tahu akibat dari sifat over protektif nya akan berakibat fatal

"Tolong maafkan ayah ya nak, dia bersikap seperti itu karena tidak ingin kehilangan kamu, kamu adalah anak kami satu satunya, sangat sulit bagi kami hanya untuk mempertahankan kamu dulu" ucap Shafira dan tanpa sadar air matanya menetes dan buru buru dia usap kembali, tidak ingin Aland tahu kalau dia menangis

Aland diam tidak tahu harus bagaimana membalas ucapan bundanya, Aland pun mendudukan dirinya dan dapat dia lihat mata bundanya merah, hatinya sakit melihat orang yang paling dia sayang menangis karena dirinya

"Maaf, maaf gara gara aku ayah sama bunda berantem, maaf aku nakal" ucap Aland lirih dengan menundukkan kepalanya

Shafira tersenyum dan kembali mengusap rambut anaknya
" Bunda maafkan, tapi bunda minta tinggalkan kebiasaan buruk mu itu bisa? Bunda tidak ingin kamu kenapa napa"

Dengan berat hati Aland mengiyakan permintaan bundanya, dia akan melakukan apapun asal bundanya tidak sedih kembali

"Terima kasih"ucap Shafira, dia pun langsung memeluk anaknya dan mengusap punggung itu dengan lembut menyalurkan rasa sayang nya
.
.
.
.
.

Sedangkan di sisi lain, Agahta dan Alister baru sampai mansion mereka pukul 9 malam, karena Alister memaksa sang adik untuk menemani makan

"Dari mana kalian?" Tanya Alexa dengan melipat tangan nya di dada, tidak tahukan mereka bahwa Alexa khawatir

"Aku ajak adek makan di luar mom"

"Tanpa mengabari mommy?" Tanya Alexa

"Maaf mommy, kak Alister nggak salah, Aga yang salah udah meminta kakak buat makan diluar"ucap Agahta

Alexa menghembuskan nafas panjang dan menatap anak bungsunya

"Baiklah sekarang kalian masuk kamar masing masing dan istirahat" perintah Alexa yang langsung di turuti kedua anaknya

"Baiklah sekarang kalian masuk kamar masing masing dan istirahat" perintah Alexa yang langsung di turuti kedua anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
TBC

Takas edilirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang