Nafas tersengal-sengal, kaki yang berlari menuju jalan ke arah mobil taksi yang berhenti di seberang jalan.
"Pak antar saya ke rumah sakit!! Tolong cepat pak!!"
Cakra mengatur nafasnya yang terus meningkat sesaknya, almamater dan juga seragamnya terbuka hingga memperlihatkan kaos putih kelonggaran miliknya.
Tangannya mencari cari keberadaan benda yang tersimpan di tas nya, ia beberapa kali berdecak kesal ketika tidak menemukan bend yang di carinya. Hingga akhirnya ia menemukan benda itu dan menghirup benda itu kuat kuat agar bisa mendapatkan pasokan oksigen yang cukup untuknya.
Seketika nafasnya kembali normal, sesak yang di deritanya sudah sedikit reda setelah menghirup benda berwarna hijau tosca yang di pegangnya.
Matanya memejam dan mengatur kembali nafasnya dan juga detak jantungnya yang terus berdetak cepat.
"Dek, ini sudah sampai." Ucap supir taksi.
Cakra mengambil ponselnya dan membayar melalui ponsel, ia pun keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah sakit.
Ini bukan rumah sakit tempat Mama nya bekerja, ini rumah sakit berbeda dan Mama nya tidak pernah melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit ini, jadi cukup tidak membuat masalah.
"Permisi, apakah dokter Zein ada? Saya ada jadwal dengan dokter Zein." Ucap Cakra pada resepsionis.
"Dokter Zein ada, bisa langsung ke ruangannya jika sudah membuat jadwal dengan beliau."
"Baik, terimakasih."
Cakra langsung berjalan ke ruangan Dokter Zein dan melakukan kontrol pada sang dokter.
★★★★
"INI APA CAKRA!! KENAPA NILAI KAMU TURUN!!"
Percuma saja berteriak. Pelaku yang kau teriaki sedang tidak ada di rumah.
"Bocah bangsat itu dimana?! Harusnya dia ada di rumah belajar atau tidak di bimbingan, tapi apa?!! Dia malah berkeliaran tak tau pulang sejak tadi."
Langkah kakinya keluar dari kamar si cantik yang sudah berantakan. Kaki besarnya membuat nya tak lama berdiam diri di ruang tamu menunggu putra semata wayangnya untuk pulang.
Sedangkan di depan rumah sudah ada Cakra yang baru saja turun dari taksi, ia sedikit membuang uang dengan menaiki taksi tapi tidak ada pilihan lain karena kendaraan umum sudah tidak beroperasi dengan jam semalam ini.
"Sudah bermainnya?! Ingat pulang kamu!!" Bentak sang Papa.
Baru saja Cakra menginjakkan kaki ke rumah, ia mendapat suara bentakan dari Papa nya. Ia ingin sekali langsung pergi ke kamarnya dan menutup telinga nya agar tidak mendengar suara teriakan Papanya.
"Aku tadi ke rumah sakit, Pa." Jawab Cakra.
"Berani jawab kamu! Jalan-jalan kemana kamu! Tadi guru bimbingan kamu telepon Papa, kamu bolos lagi, HAH!"
Cakra meringis, ia meremat kedua sisi almamater nya dengan kuat. Ia ingin menangis sekarang tapi air matanya tidak bisa keluar.
"Aku tidak membolos, Pa. Aku beneran ke rumah sakit." Balas Cakra lirih.
"JANGAN BOHONG KAMU! KENAPA KAMU KE RUMAH SAKIT! GANGGU MAMA KAMU KERJA! HAH!!"
Astaga.
Bisa kah Cakra langsung pergi dari sini?
Kepala Cakra pusing mendengar bentakan dan juga teriakan keras dari Papa nya. Ia ingin pergi dari sini."Pa—
"Dan ini! Kenapa nilai kamu jadi turun?!!"
Papa nya melempar kertas berisi nilai tak sempurna itu tepat di wajahnya, dengan bergetar tangannya mengambil kertas itu dan Isak tangisnya mulai terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Game Over | TaeGyu
Teen Fiction[𝐂 𝐎 𝐌 𝐏 𝐋 𝐄 𝐓 𝐄 𝐃] "Aku kalah denganmu" "Terimakasih sayang, aku akan terus mengingatmu." ° Taehyun Dom ! ° Beomgyu Sub ! ° Boys love ! TaeGyu ! ° Harsh Word, Male pregnant, broken home, angst, mature 18+ Start: 290922 ©® xavinhgy