"Pa-Papa.."
Cakra tidak bisa melakukan apapun melihat dua orang yang bercumbu di atas sofa dengan keadaan setengah telanjang. Mulutnya terasa kelu ingin berteriak keras ' bajingan! ' kepada Papa nya sekarang.
Matanya hanya berkaca-kaca, kakinya bergerak berlari ke kamarnya dan membanting pintu cukup keras hingga menimbulkan keterkejutan dari lantai bawah.
Nafasnya kembali sesak, ia tak menyangka jika melihat hal tadi membuat nafasnya kembali sesak. Rasanya sangat sakit, entah bagaimana reaksi Mama nya jika melihat Papa nya ternyata selingkuh di belakangnya.
Cakra tidak ingin membayangkan rasa sakit itu menyerang Mama nya, ia tidak ingin Mama nya merasakan rasa sakit ini. Biarkan dirinya saja yang mengetahui kejadian barusan, jangan Mama nya. Ini cukup menyakitkan.
"Jangan beritahu Mama kamu! Awas jika kamu memberitahu! Siap siap menerima hukuman dari Papa!"
Bisakah dia di sebut sebagai Papa?
Mengancam anak kandung satu-satunya hanya demi bisa selingkuh dengan selingkuh jalang nya itu?Ancaman yang di dapat nya membuat nya sedikit bungkam, ia hanya mengangguk takut ketika Papa nya mengeluarkan sebuah pisau buah dari balik punggungnya.
Ini sudah gila.
Papa nya saja sudah tega ingin membunuhnya jika melapor tentang perselingkuhan nya, ini memang sudah di luar nalar."Papa boleh lakuin semua hal yang Papa ingini, tapi Cakra mohon jangan sampai ketahuan Mama. Cakra ingin Mama bahagia dan jangan bikin Mama sedih ya, Pa." Ucap Cakra di tengah ketakutan nya.
"Tau apa kamu tentang bahagia ! Kamu itu masih kecil!" Balas sang Papa dengan dingin.
"Justru karena Cakra masih kecil, jadi Papa gak perlu sampai ketahuan ya. Udah ya, Cakra mau belajar lagi. Besok ada ujian harian."
"Papa tunggu nilai kamu! Awas aja kalau kamu gak dapat sempurna!"
"Iya Papa, Cakra besok pasti dapat nilai sempurna."
Papa Cakra berlalu begitu saja meninggalkan Cakra yang hanya berdiam diri di kamarnya.
Sedangkan sang putra kini hanya bisa menangis meratapi nasibnya sendiri untuk nantinya, tidak hanya dirinya yang terpikirkan tetapi Mama nya juga kini ikut terngiang-ngiang di kepalanya.
"Tuhan, apakah ini akhirnya? Hidupku terasa hancur Tuhan. Aku ingin menyerah." Guman nya.
Bantal yang terpasang rapi di kepala ranjang, di tariknya untuk meredam mulutnya yang mengeluarkan suara Isak tangis. Kepalanya sedikit di tekan, tubuh nya meringkuk, air mata membasahi setiap inci bantal yang di dekatnya.
"Lupakan saja Cakra, ayo hidup dengan baik. Jangan biarkan dirimu terlarut dalam masalah ini." Ucapnya penuh semangat.
Dirinya kembali membuka lembaran baru, cukup masalah orangtuanya biar orangtuanya yang mengurus. Ia hanya akan hidup dengan mandiri tanpa memikirkan mereka.
★★★★
Pagi harinya.
Cakra terbangun dengan keadaan tubuh segar, ia mengistirahatkan tubuh nya begitu nyenyak semalam. Tubuhnya tidak banyak pegal-pegal, pikiran nya juga sedikit tenang.
Jam sudah sedikit siang, ia pun mulai bersiap-siap untuk sekolah. Ingat, dirinya hidup hanya untuk mendapat nilai sempurna dan hidup yang sempurna.
Selesai bersiap, Cakra berjalan keluar dari kamarnya. Ia ingin sarapan pagi di meja makan.
"Kamu bohong Pa!! Mama tau dari lama kalau Papa selingkuh!!"
BRAKK!
"ITU SEMUA BOHONG MAMA!! MAMA SALAH LIHAT!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Game Over | TaeGyu
Teen Fiction[𝐂 𝐎 𝐌 𝐏 𝐋 𝐄 𝐓 𝐄 𝐃] "Aku kalah denganmu" "Terimakasih sayang, aku akan terus mengingatmu." ° Taehyun Dom ! ° Beomgyu Sub ! ° Boys love ! TaeGyu ! ° Harsh Word, Male pregnant, broken home, angst, mature 18+ Start: 290922 ©® xavinhgy