Tepat setelah peti terkubur di timbunan tanah yang berhiaskan tumpukan bunga mawar, nisan bertuliskan nama lengkap serta tanggal lahir Cakra dan juga foto terakhir di atas makan yang akan semua orang ingat.
Lelaki manis yang dulunya adalah seorang anak kecil ceria, polos, pintar, dan lembut hatinya kini sudah menjalankan tugasnya sampai nafas terakhirnya.
Tidak ada kata kenangan buruk terhadap Cakra. Semua waktu yang semua orang lalui dengan Cakra adalah kenangan terindah meskipun sedikit ada masa Cakra menangis. Namun setidaknya banyak kenangan yang di buat Cakra untuk orang di sekitarnya.
Keadaan makan kini hanya tersisa Delvan dan Papa Cakra yang kini berdiri diam di samping makam Cakra.
Semua orang sudah mulai menerima untuk mengiklankan kepergian Cakra untuk terakhir kalinya. Karena terlalu terlarut sedih yang mendalam sama saja membuat Cakra akan ikut sedih.
Delvan sendiri masih tak menyangka bahwa dirinya di tinggalkan begitu cepat oleh kekasih pujaannya ini. Bahkan Cakra meninggalkan buah hati bersamanya untuk tetap hidup.
"Saya masih tak menyangka bahwa Cakra akan meninggalkan saya." Ucap Delvan menunduk sedih.
"Saya juga." Sahut Papa.
"Anda terlalu keras terhadap pacar saya. Sampai saya di tinggalkan dengan bayinya yang terpaksa lahir prematur."
Papa Cakra tersenyum kecut.
"Jadi aku menjadi kakek?"Lelaki hampir kepala 4 itu nampak tak kuasa menahan liquid bening yang menerobos batasannya.
"Saya harap anda menghadiri acara kelulusan Cakra lusa. Itu permintaan Cakra yang terakhir kalinya, semoga anda mewujudkan permintaan terakhir Cakra."
Tak ingin membahas mengenai anaknya, Delvan memilih mengganti topik pembicaraan. Ia tidak ingin jika papa dari kekasihnya ini terlalu mengurusi anaknya yang kini masih bertahan di dalam tabung inkubator.
"Saya akan datang."
Delvan tersenyum tipis, ia mengusap air matanya lagi yang masih saja menerobos keluar.
Kakinya berjongkok, tangannya mengusap nisan dan juga foto Cakra yang nampak tersenyum manis. Hatinya kembali merasa hancur karena kenyataan bahwa Cakra benar-benar meninggalkan nya untuk selama-lamanya.
"Terimakasih sudah menjadi pengisi hatiku sayang, aku tidak akan pernah melupakan mu. Semua akan menjadi kenangan dalam hati ini yang sudah terisi penuh untukmu dan juga anak kita."
Foto itu di cium pelan oleh Delvan. Terakhir untuk ucapan perpisahan nya dengan sang pujaan hati.
"Sekali lagi terimakasih." Ucap Delvan.
Tubuhnya kini berdiri tegak, dirinya mengusap air mata yang mengalir di pipinya, menghela nafas pelan. Kakinya berjalan meninggalkan kediaman terakhir Cakra.
Meninggalkan seorang Papa di hadapan makam anak semata wayangnya yang pernah di tekannya untuk menjadi yang terbaik dan sempurna.
Pandangan yang tidak pernah lepas dari foto remaja manis di hadapannya. Air matanya memaksa kembali keluar dari tempatnya. Nafasnya sedikit sesak karena efek menangis.
"Cakra.. maafkan Papa. Maafkan perlakuan kejam papa terhadapmu, maafkan Papa."
Tangisnya pecah kemudian.
Tubuhnya bertumpu pada gundukan tanah yang baru saja tertutup.Penyesalan memang selalu datang di akhir bukan.
"Menyesal huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Game Over | TaeGyu
Teen Fiction[𝐂 𝐎 𝐌 𝐏 𝐋 𝐄 𝐓 𝐄 𝐃] "Aku kalah denganmu" "Terimakasih sayang, aku akan terus mengingatmu." ° Taehyun Dom ! ° Beomgyu Sub ! ° Boys love ! TaeGyu ! ° Harsh Word, Male pregnant, broken home, angst, mature 18+ Start: 290922 ©® xavinhgy