GO - Bab 12

226 21 2
                                    

Warn 18+

.

.

.

.

.

Derap langkah kaki, dorongan ranjang khas rumah sakit, ucapan doa untuk kebaikan pasien yang tengah tertidur pulas di brankar.

Keadaan yang menegangkan membuat semua orang hanya bisa berdoa untuk kebaikan sang pasien.

"Ku mohon jangan sampai Cakra kenapa-napa, Tuhan." Rapalnya doa untuk Cakra.

Dokter berlari ke sana kemari mengambil peralatan untuk pasien yang kini berada di bangsal darurat.

"Suster!! Ambilkan oksigen!!"

Debaran jantung yang sejak tadi tidak pernah berhenti melambat karena keluar masuknya para perawat yang mengurus di ruang bangsal darurat.

Tidak ada hal lain yang bisa Delvan lakukan selain mendoakan kebaikan Cakra. Ia sampai meneteskan air mata nya karena sudah tidak bisa menyembunyikan kesedihannya untuk Cakra yang sekarang terbaring lemah di ranjang bangsal dengan alat-alat bantu yang melekat di seluruh tubuhnya.

"Delvan? Bagaimana keadaan Cakra?"

"Hiks ibu. Cakra, dia hiks dia terbaring lemah hiks"

"Sudah sudah.. kita doakan saja yang terbaik untuk Cakra sekarang."

Delvan memanggil orangtuanya karena ia masih belum tau siapa orang tua Cakra. Sebagai perwalian ia harus membawa orang yang lebih dewasa di bandingkan dirinya untuk mengurus Cakra tentunya.

Namun saat ia berada di tengah kesedihan nya, ia mengingat satu hal yang belum di selesaikan nya.

"Ibu, Delvan pergi dulu. Ada hal yang harus Delvan tuntaskan sebelum terlambat."

Setelah berpamitan singkat, Delvan meninggalkan rumah sakit dan mengendarai motornya ke tempat tujuan yang sudah dikirimkan oleh Key - sang ketua tim basket.

Laju kecepatan motornya membuat semua orang di jalanan mengumpatinya. Pasalnya kecepatan yang Delvan kendarai sekarang adalah 120 km/jam yang artinya jika Delvan tidak berhati-hati di tengah jalan yang ramai, bisa saja Delvan melayangkan nyawa nya sendiri ke akhirat.

Tepat motor nya berhenti di sebuah perumahan sederhana. Lebih tepatnya di sebuah flat sederhana yang masih cukup bagus. Ia berjalan ke arah flat tersebut dan tersenyum jahat meski kedua matanya masih sembab dan bengkak.

Sudah tidak peduli dirinya mengenai penampilan nya sekarang, cukup menikmati saja kegiatan yang akan di lakukan nya sebentar lagi. Tidak ada yang boleh mengganggu nya.

"Wah.. wah.. aku belum menyentuhmu saja kau sudah bonyok." Ucap Delvan tertawa kecil melihat pemandangan di depannya langsung.

"Lepaskan tali ini sialan!" Teriaknya.

"Apa? Tidak semudah itu sebelum kau, merasakan apa yang Cakra rasakan setelah kau melemparinya bola basket sialanmu itu!"

"Aku tidak sengaja! Kau targetku, bukan orang itu!" Bela dirinya dengan jujur.

"Tapi kau salah target! KAU MEMBUAT KEKASIHKU TERBARING TAK BERDAYA DI RUMAH SAKIT BAJINGAN!!"

Teriakan Delvan sudah pasti akan di dengar oleh tetangga Key. Persetan dengan tetangga Key yang akan terganggu olehnya.

BUGH!

BUGH!

BUAGH!

[✓] Game Over | TaeGyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang