BAB III

100 26 0
                                    

Bel masuk itu pun berbunyi menandakan bahwa jam istirahat sudah habis dan waktunya untuk kembali belajar.

"Ck udah masuk aja,cepet banget" gerutu Nila.

"Kalo mau lama istirahat nya mending di rumah aja,di sekolah kan tugas nya belajar bukan mager-mageran" ucap Zilah menasihati Nila.

"Iya iya siap ibu guru Zilah" ucap Nila sambil memberi hormat kepada Zilah.

Murid kelas VIII.2 langsung memasuki kelas dan menunggu guru selanjutnya,mereka tidak sabar untuk cepat-cepat pulang,dan setelah di tunggu cukup lama sang guru yang berwajah blasteran pakistan itu masuk ke ruangan VIII.2.

"Sudah masuk semua?atau masih ada yang diluar?" tanya sang guru itu kepada semua anak muridnya.

"Anu pak.." ucap siswi berambut panjang dan memakai liptin yang merah merona.

"Iya kenapa?" tanya sang guru itu lagi.

"Anu pak boleh minta no whatsapp nya?" pinta siswi itu sembari menggoda sang guru.

Semua murid pun tertawa mendengar permintaan siswi itu.

"Sadar diri woi,ngaca di rumah lo gada kaca ya?"

"Tau tuh masa iya pangeran mau sama spek jablay kaya lo"

"Yakali pak guru juga mikir dua kali kalo mau ngasih nomor nya ke lo"

Sang siswi yang merasa dirinya di ledek habis-habisan oleh mereka pun bangkit dari kursi nya dan memarahi mereka semua.

"Heh apaansih orang bapak guru nya diem aja ko,lo pada yang ribut" ucap nya sembari mengibas-ngibaskan rambut panjang nya.

Sang guru yang melihat itu pun bergidik ngeri,lalu bertanya ke gadis itu,dan menghampirinya.

"Boleh bapak tau nama kamu terlebih dahulu?"

"Tentu boleh dong pak" sambil tersenyum genit lalu dia mengulurkan tangan nya. "kenalin nama aku sasya,bapak boleh panggil aku sasya sayang" ucap sasya dengan nada menggoda.

Gadis itu bernama sasya dia terkenal karena penampilan nya yang di nilai sangat berlebihan,ia di cap sebagai penggoda akan tetapi dia juga mempunyai banyak pengikut.

Guru itu menerima jabat tangan sasya sambil tersenyum dan berkata.

"Nama saya Alan prabowo,kamu bisa panggil saya pak Alan,dan maaf sasya bukan nya saya tidak mau mengasih nomor hp saya,tapi saya sudah punya istri" jelas Pak Alan itu kepada sasya. " satu hal lagi,kamu kalo ke sekolah harusnya berpenampilan yang baik,lihat diri kamu apakah kamu pantas disebut dengan anak murid?jika penampilan kamu saja lebih mirip banci di pinggir jalan?bibir kamu itu merah banget udah kaya habis makan orang" ucap Pak Alan kali ini nada bicara nya tegas kepada sasya.

"Besok kalo saya masih liat kamu berpenampilan seperti ini,kamu saya hukum untuk membersihkan toilet dan bapak jemur di lapangan!" tegas Pak Alan lagi.

"Blablabla" ucap sasya dalam hati.

"Kamu dengar tidak apa yang barusan saya bicarakan sasya?!"

"Iya saya dengar" ucap sasya dengan nada yang santai dan tidak memperdulikan apa yang barusan Pak Alan katakan.

"Nih guru rese banget,tapi gue bisa bersikap alim di depan dia kalo di belakang dia sih bodoamat lah gue ga peduli larangan nya itu" ucap sasya dalam hati lagi.

"Baiklah bapak adalah guru matematika,sekarang kita mulai belajar bilangan kuadrat.." belum sempat melanjutkan penjelasan nya itu.

Tiba-tiba bel pun berbunyi waktu pelajaran sudah habis Pak Alan pun pergi meninggalkan kelas VIII.2,dan guru selanjutnya masuk ke ruangan kelas VIII.2,guru itu cantik dengan postur tubuh yang ideal dan berambut pendek sebahu,sehingga menambah kesan cute pada dirinya.

Mencintai dalam diam ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang