BAB V

84 23 0
                                    

Nila melihat kebelakang dan tertawa karena melihat mimik wajah Zilah yang sedang merajuk gara-gara dia menoyor kening Zilah " haha,kasian sih tapi lucu" ucap Nila dalam hati.

Setelah mereka berdua kembali ke parkiran,Nila menghampiri kendaraan kesayangan nya itu.

"Kuyy lets go" ucap Nila sambil memberikan helm kepada Zilah,dan dia menerima Helm itu dari Nila.

"Makasih" ucap Zilah dengan senyum terpaksa.

Sebenarnya dia sedang bad mood,karena Nila,
Pertama Nila izin ke toilet lama sehingga
Zilah bosan menunggu
Dan kedua Nila menoyor kening Zilah.

"Jadi cerita nya lagi merajuk nihh" ucap Nila sambil menyenggol bahu Zilah.

"udah dong,aku minta maaf dehh karena udah buat kening kamu sakit" ucap Nila dengan menoel-noel Zilah,tapi ia tidak merespon nya,
Nila merasa dirinya diabaikan oleh Zilah ia pun berdiri tepat di depan Zilah dan mengusap-usap keningnya
Zilah yang melihat tingkah lucu Nila pun tertawa.

"Haha apaansi Nila,kaya anak kecil tau,lagian gapapa gada yang luka cuma agak sedikit pusing aja" ucap Zilah dengan memijat pelipis nya itu.

"Kamu pusing?yaudah gausah lama-lama disini langsung pulang aja,cepetan" ucap Nila dengan memakaikan helm Zilah.

"Aduhhh Nilaaa malah makin pusing tau" gerutu Zilah kepada sahabatnya itu.

"Biar Zilah sendiri aja yang pasang helm nya"
sembari melepaskan kembali helm yg sudah dipasangkan oleh sahabatnya itu.

"nahh gini kan rapih,hayuu Nila aku udah siap nih" ucap Zilah sambil menaiki motor Nila.

"pegangan nanti jatuh yang ada repot lagi" ucap Nila perhatian kepada sahabatnya itu.

"iya Nila ini udah kan" balas Zilah sembari memegang pinggang sahabatnya itu.

dan Nila pun langsung menacap gas dan bergegas pergi ke rumah Zilah terlebih dahulu,sesampai nya dirumah Zilah ia langsung berpamitan dengan Zilah.

"Alhamdulilah selamat sampai tujuan,kalo gitu aku pulang ya,laper soalnya hehe" ucap Nila dengan memegang perut laparnya itu.

"Ga mampir dulu?Bunda aku pasti udah masak juga,gimana kalo kita makan bareng aja?" ajak Zilah kepada Nila namun ia menolak ajakan Zilah.

"sorry bukannya gamau tapi,aku kasihan sama mamah aku,dia udah buat makanan juga,ayah aku pulang besok pagi jadi kan mubazir kalo ga dimakan,gimana lain kali aja aku makan di rumah kamu?"
ucap Nila kepada Zilah terus terang,Nila jadi tidak enak kepada Zilah.

"Okeii ga masalah ko buat Zilah,lain kali harus pokonya!gada penolakan ya?!" ucap Zilah dengan nada memaksa.

"Iya Zilah,kalo gitu aku pamit,salam sama Bunda,Assalamualaikum" ucap Nila sembari mengelus kepala Zilah.

Nila itu sudah seperti kakak dari Zilah,ia sangat sayang  kepada Zilah bahkan dirinya sudah menganggap Zilah sebagai adik nya sendiri.

"waalaikumsalam Nila,hati-hati dijalan,inget jangan kebut-kebutan!" ucap Zilah dengan mengingatkan Nila.

"asyiap Zilah" ucap Nila sambil terkekeh.

Setelah itu Zilah memasuki rumah dan tidak lupa mengetuk pintu dan memberi salam.

"Assalamualaikum" salam Zilah dan di sambut dengan sang Bunda. "waalaikumsalam,anak Bunda udah pulang" ucap sang Bunda.

"hehe iya Bunda"

"kamu pasti laper kan,ganti baju dulu habis itu makan,Bunda udah masak sayur sup kesukaan kamu" ucap sang Bunda sembari mencolek hidung anaknya.

"wahh asik dimasakin sayur sup sama Bunda pasti rasanya enak banget,restaurant bintang 10 sekali pun pasti kalah dengan masakan buatan bunda" ucap Zilah dengan mata berbinar.

Setelah itu Zilah langsung pergi ke kamar untuk mengganti pakaian,sesampai nya dikamar dia meletakan tas di atas meja belajar nya,lalu dia pun langsung mengganti pakaiannya itu dan selepas itu ia langsung bergegas ke dapur untuk menemui sang bunda,sesampainya di dapur.

"Nak sini duduk biar bunda siapin terlebih dahulu makananya" ucap sang bunda sambil menata makanan di atas meja.

"Bundaa ga perlu repot-repot,Zilah kan bisa ambil sendiri,kasian bunda capek,mending bunda yang duduk dan biar Zilah yang gantiin bunda buat nyiapin makanan nya"ucap Zilah sembari menuntun bunda nya untuk duduk,sang bunda itu pun tersenyum melihat tingkah laku anaknya itu,Zilah pun menyiapkan makanan dengan sangat tertata rapi.

"perfect" gumam Zilah.

Setelah itu Zilah duduk bersama dengan bundanya.

"Biar Zilah yang  ambilin Nasi sama lauk nya buat bunda" ucap Zilah sembari mengambil piring. "Bunda mau lauk apa?"
tanya Zilah.

Sang bunda menjawab. "bunda mau ikan gorengnya aja sama sambel" ucap sang bunda.

"lho bunda ga mau sayur sup nya?" tanya Zilah lagi.

"engga bukannya bunda gamau,tapi bunda takut kalo nanti sayur sup nya habis,takut nya kamu nyariin" ucap sang bunda sambil tertawa kecil.

"Bundaaaa,Zilah kan ga serakus itu" ucap Zilah dengan mulut yang di manyunkan.

"Hahaha bunda cuma bercanda Zilah,bunda mau sayur sup nya" dan Zilah pun langsung menuruti perkataan bunda nya itu.

"Ini spesial for you mom" ucap Zilah dan ia kembali menyiapkan untuk dirinya sendiri.

setelah itu dia pun duduk dan langsung memakan makanannya dengan lahap,sehabis makan dia pun berpamitan kepada sang bunda untuk pergi ke kamar.

"Zilah ke kamar dulu ya bunda" ucap Zilah sambil bangkit dari kursi makannya itu.

setelah di kamar Zilah duduk di kursi meja belajar dan mulai memikirkan sewaktu diparkiran tadi siang.

"itu tadi beneran Farez atau Jin yang menyamar hmm..." ucap Zilah dalam hati. "kalo beneran Farez, mungkin dia lagi kerasukan hantu penunggu dikelas itu kali ya..." ucap Zilah lagi dalam hati.

"Arghh kenapa jadi kepikiran si Farez,ehh tapi  mungkin aja kan dia lagi gabut maka nya ngedeketin aku,huftt...positive thinking aja kali ya,gausah baper dulu" ucap Zilah.

Zilah pun mensudahi pemikiran tentang Farez itu dan ia mulai membaca Novel yang baru saja dia beli.

"Tentang kamu"  judul yang tertera di buku novel itu.

"Menarik" gumam Zilah.

Zilah pun mulai membaca novel itu dengan menghayati alur cerita nya,tak terasa Zilah mulai lelah dan mengantuk Zilah pun memutuskan untuk tidur.








******

"Satu kata buat kamu,candu"

Zilah Fazira

 



Haii menurut kalian gimana sama jalan cerita nya?kalo mau lanjut jangan lupa vote ya,dukungan kalian adalah semangat bagi aku,terimakasih yang udah baca,semoga kalian suka ^^

Mencintai dalam diam ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang