BAB IX

57 15 0
                                    


Sedangkan didalam kelas Farez tengah duduk di kursi nya Zilah
Dan Nila pun ikut duduk disamping Farez

"ko ga bareng sama Zilah,bukan nya tadi lo ngejar dia?"tanyanya ke Nila

"Tuh anak pergi palingan ke toilet"jawab Nila

Farez pun langsung bangkit dari kursi dan berjalan menuju keluar,untuk menyusul Zilah

Di dalam toilet Zilah harus mengatur nafas nya supaya dia bisa kembali tenang dan tidak memarah-marahi Nila,dia ingin melupakan kejadian hari ini,dan tidak mempersalahkannya lagi

"Keep calm...huft..." ucapnya

Lalu Zilah keluar dari bilik toilet dan hendak kembali ke kelasnya
Tiba-tiba saja dia kaget,dia melihat tepat didepan nya terdapat seorang cowok,iya itu Farez.

Zilah melihat mata Farez sesaat dan langsung membuang pandangan matanya dari Farez,ia hendak berjalan pergi meninggalkan Farez namun sayang tangannya di cekal oleh Farez,Zilah pun berhenti dan hendak melepaskan cekalan itu,tapi lagi-lagi dia tidak bisa karena tangan Farez yang begitu besar darinya,jadi ia mundur satu langkah dan menatap kembali mata Farez,dengan tatapan yang berbeda.

"Lo marah?"tanya Farez

Zilah tidak menjawab pertanyaannya,yah dia mengabaikan Farez,dia hanya menatap kedua bola mata Farez

"Lo ngeliatin gue sampe segitu nya,gue tau kalo gue ganteng tapi biasa aja ngeliatinnya gausah melotot gitu"ucapnya dengan sangat percaya diri

"Cihh,mulai sifat sombong nya keluar" gumam Zilah

Zilah menginjak kaki Farez sangat kencang hingga Farez teriak kesakitan,dan dia mencekal tangan Zilah dengan keras

"Lo gila,sakit kaki gue lo injak"desis nya

"Bodoamat" ucap Zilah dengan menarik paksa tangannya itu

Zilah pun berjalan kembali ke kelasnya sambil melihat pergelangan tangannya yang merah akibat di cekal Farez

"Ah sakit banget tangan aku,sampe merah gini"gumam Zilah

Zilah memasuki kelasnya dan dia duduk tanpa melirik Nila yang sedang duduk di sebelahnya.

"Ehh tuan putri sudah datang"ucap nya sambil terkekeh

Zilah menyipitkan matanya dan memanyunkan bibirnya
Nila terkekeh melihat sahabat nya itu,Zilah terlihat lucu sekali dimata nya dengan mimik wajah seperti itu.

"Sekali lagi gue minta maaf Zil"ucap nya di sela-sela dia tertawa

Sebenarnya Zilah tidak tega melihat Nila memohon kepadanya untuk memaafkan dirinya tapi akhirnya Zilah mengalah

"Oke aku maafin" ucap Zilah

" serius?akhirnya kita baikan juga"ucapnya dengan senang

Nila memeluk Zilah dengan sangat bahagia karena dia hampir saja kehilangan sahabat terbaiknya,Nila pikir Zilah tidak mau lagi bersahabat dengannya.

Di toilet Farez sedang memikirkan Zilah

"Kaya nya gue udah mulai tertarik sama Zilah,gue harus bisa dapetin dia,gada yang bisa miliki Zilah selain gue."gumam Farez

Lalu Farez pun kembali ke kelas dan duduk di samping Zilah
Nila sudah pindah sedari tadi,setelah dia berpelukan dengan sahabatnya.

Farez memandangi Zilah tapi dia hanya diam saja tetap terfokus pada buku yang sedang dia baca.

"Gemesh banget jadi pengen nyubit"ucap Farez

Zilah yang mendengar itu melotot tajam ke arah Farez,dan Farez malah tertawa kencang

"HAHAHA,gemehsin banget sih lo itu" ucap nya sambil menyubit pipi Zilah

"Awhh..sakit Rez"rintih Zilah

"Lagian lo tuh gemeshin banget"ucapnya

"Gausah nyubit-nyubit segala,jadi ga perawan lagi ni pipi"desis Zilah

"Sejak kapan pipi di cubit jadi ga perawan lagi sih"Farez tertawa tebahak-bahak

"Ck rese"

Zilah hendak pergi dari tempat duduknya namun di tahan oleh Farez

"Lepas" titah Zilah

"Gamau" ucap Farez

"Ck"

"Tetap disini atau lo mau gue disini selamanya?"

Pertanyaan dari Farez langsung membuat Zilah reflek kembali duduk,dia tidak mau selamanya dengan Farez,dia ingin duduk kembali bersama dengan sahabatnya itu.

"Nah gitu nurut"ucap Farez


******



Haiii thanks for reading gaes

Gimana sama part ini?maaf author telat update😭🙏
Seperti biasa,sehabis baca jangan lupa vote and comment

Biar author makin semangat bikin cerita part selanjutnya🤗
See you gaes ☺

Mencintai dalam diam ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang