BAB XI

54 11 1
                                    

Mereka selesai makan,Zilah pergi pamit ke Bunda,untuk masuk ke dalam kamar dan dia duduk di meja belajar nya lalu dia membuka buku diary dan memulai menulis apa yang sedang dia rasakan saat ini.

Diary ku

Kamu membuat hatiku terbang ke angkasa
Dan kamu juga yang membuat hati ku jatuh
Sakit,tapi ini yang harus aku terima.

Karena aku tidak bisa menerimamu,sekalipun
Aku mencintaimu,percayalah jika kamu
Memang ditakdirkan untukku

Kamu akan kembali
Padaku.
  

  

"Astagfirullah,Zil kamu ga seharusnya berlarut dalam kesedihan,karena Allah ga suka,huhh semangat untuk besok,yaAllah semoga Zilah bisa melewati cobaan ini,menerima bahwa Farez sudah menjadi milik Mentari,dan Zilah sudah mengikhlaskanya"ucap Zilah dengan mengulas senyuman

Zilah beranjak dari tempat duduknya dan pergi untuk tidur.

***

Pukul 06.00 seperti biasa Zilah sarapan bersama Alizah-Bunda Zilah,wanita paruh baya itu sedang makan bersama anaknya.

"Zilah.."panggil Alizah

"Emm..kenapa bun?"tanya Zilah

"Weekend nanti ayah pulang,jadi kita bisa liburan sama ayah"ucap Alizah

Zilah yang mendengar berita itu seketika mukanya berubah menjadi berbinar,dia senang karena akhirnya Alif-ayah nya akan pulang.

"Aaaa bunda akhirnya kita bisa liburan bersama ayah"ucap Zilah dengan tersenyum girang

Bunda hanya membalas dengan seulas senyuman

"Zilah..habiskan makanan mu dan cepat berangkat lah,bunda takut kalo kamu kesiangan" ucap Alizah

"Ahsiyapp bunda"ucap Zilah dengan semangat empat lima

Setelah menghabiskan sarapannya Zilah pamit kepada bundanya dan bergegas berjalan menuju keluar.

***

Zilah sampai di sekolah dan dia berjalan menunduk,ah dia seakan-akan menjadi pusat perhatian semua orang,tapi memang fakta nya seperti itu.

"Kemarin di ratukan,sekarang dibuang hahaa kasihan banget"

"Saking polos nya dia gatau kalo lagi permainkan sama Farez"

"Bego banget dia,lagian Farez mana mau sama dia,duhh"

"Mentari bahkan lebih sempurna dari Zilah haha"

Jleb

Semua perkataan yang mereka ucapkan sangat menyakitkan
Namun Zilah tidak bisa berbuat apa-apa,kini dirinya mejadi bahan bullyan mereka.

"Sabar Zil"ucapnya dalam hati

Dia mempercepat jalannya dan sampai lah dia di kelas,Zilah langsung duduk dan membuka buku,dia berpura-pura tidak peduli dengan semuanya tapi dalam hati Zilah sangat terluka.

Mencintai dalam diam ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang