BAB VI

74 21 0
                                    

Jam menunjukan pukul 15.20

Sang bunda membangunkan Zilah untuk mencuci piring-piring kotor di dapur.

"Zilah,nak bangun"

"Enghh..." gumam Zilah.

Namun Zilah masih belum bangun juga
Sang Bunda punya ide untuk membangunkan Zilah,ia yakin kali ini Zilah pasti bangun.

"Zilah bangun,atau Bunda bakar semua koleksi novel kamu?" ancam sang Bunda.

"JANGAN!!!" Zilah pun langsung bangun dan menahan sang Bunda untuk tidak membakar koleksi novel nya itu.

"Nahh kan bangun juga" ucap Bunda sambil terkekeh.

"Bundaaa" rengek Zilah.

"Bunda cuman bercanda,itu akal-akalan bunda aja biar kamu bangun,sudah kamu pergi cuci muka habis itu kamu cuci piring" ucap sang Bunda lalu pergi meninggalkan kamar Zilah.

"Hmm iya bundaa" ucap Zilah sambil pergi ke toilet untuk mencuci mukanya.

Setelah cuci muka,Zilah pun pergi ke dapur untuk mencuci piring.

"Lets go,kita selesaikan piring-piring kotor ini" ucap Zilah dengan semangat.

Satu persatu piring di cuci dengan bersih,dan setelah semuanya bersih piring itu di susun di rak piring.

"Alhamdulilah selesai juga,ga nyangka aku bisa segesit ini,mencuci piring kotor dalam sekejap mata" puji Zilah sendiri.

"Bundaaaa..." teriak Zilah.

"Kenapaaaa Zilahhh?..." sang Bunda pun ikut teriak.

"Zilah sudah selesai,kalo gitu Zilah izin ke depan dulu mau lihat bunga-bunga yang Zilah tanam" ucap Zilah sambil menuju keluar rumah.

"Yasudah tapi inget jangan lama-lama.." teriak sang bunda itu lagi.

Zilah pun sampai ditaman,
Setiba nya di taman,Zilah melihat bunga yang ia tanam minggu kemarin sudah tumbuh.

"Wahhh cantik banget bunga nya" ucap Zilah. "hmm udah gitu wangi lagi" ucap Zilah itu lagi sambil mencium bunganya.

"Ini bunga apa ya duh ko aku ga inget sih..hmm.." ucap Zila sambil mengingat nama bunga itu.

Bunga itu ia dapat dari sahabatnya Nila.

"Ah aku nyerah,yang penting bunga ini aku jaga dengan baik" ucap Zilah sembari tersenyum senang.

Dia mengingat sesuatu,bukan tentang nama bunga itu tapi tentang Bunda nya yang bilang bahwa dia tidak boleh berlama-lama di taman.

"Sebaiknya aku kembali ke kamar saja" ucap Zilah sembari berjalan menuju kamar nya.

Setelah sampai di kamar nya dia duduk di kasur,
dan melihat jam pukul 17.20 waktu sudah menjelang malam dan Zilah bergegas untuk mandi setelah mandi Zilah pun duduk di meja belajarnya dan membuka buku novel dan mulai melanjutkan membacanya.

"Ko Salwa ga peka gitu ya sama si Raden,padahal udah jelas-jelas Raden suka sama dia,buktinya Raden itu perhatian banget sama dia" gerutu Zilah.

Jam menunjukan pukul 18.00
Adzan magrib berkumandang,Zilah pun menghentikan aktifitas nya itu dan pergi ke toilet untuk mengambil wudhu,setelah itu Zilah langsung pergi ke mushala mini di rumahnya itu,mushala itu hanya untuk keluarganya saja,bukan umum,karena tempat nya yang sangat terbatas.

Setelah shalat Zilah pun kembali ke kamar nya dan merebahkan dirinya di kasur.

"Enghh..nyaman banget,serasa di dekat dia" ucap Zilah dengan terkekeh.

Zilah tipikal orang yang kalo ketemu kasur langsung turu
Yap Zilah tertidur dengan masih menggunakan mukenah.

Bunda Zilah sedang halangan jadi ia tidak bisa shalat bersama Zilah dan ia memutuskan untuk menonton acara sinetron di ikan terbang saja,setelah acara sinetron itu selesai dan berganti siaran sang Bunda bangkit dari tempat duduk nya dan berjalan menuju kamar Zilah.

"Zilah.." ucap sang Bunda dengan mengetuk pintu kamar anaknya itu,tidak ada jawaban dari kamar sang Bunda itu pun mengetuk kembali kamar Zilah.

"Zilah,kamu ada di dalam kan,tolong buka pintu nya" ucap sang bunda itu lagi namun kali ini juga tidak ada jawaban.

"Hmm pasti ketiduran lagi" gumam sang Bunda lalu ia pergi ke ruang TV itu lagi dan menonton siaran lainnya.

Zilah yang sedang tertidur itu ia bermimpi dirinya bersama dengan Farez sedang menaiki motor,Zilah yang di bonceng oleh Farez,ia berkata kepada Zilah.

"Lo lucu,udah gitu manis" ucap Farez sambil melihat ke arah kaca spion.

dan tiba-tiba motor itu terguncang,akibat guncangan itu Zilah terbangun.

"Aduhh.." rintih Zilah.

"bukan nya aku lagi sama Farez berdua naik motor"
gumam Zilah.

tapi tunggu kenapa dia bisa naik motor berdua dengan Farez,dan apa di mimpi itu Farez bilang bahwa dirinya itu lucu,manis?Zilah masih terdiam dan sempat berfikir.

"Apa Farez suka sama aku?" tanya Zilah kepada diri sendiri.

"tapi ga mungkin juga ah,Farez itu kan ibarat pangeran,nah kalo aku,aku ibarat upik abu ya mana mungkin juga pangeran mau sama upik abu" lanjut Zilah.

"Eh tapi ko bisa,aku mimpiin si Farez,menurut orang-orang kalo kita memimpikan seseorang tandanya seseorang itu kangen" ucap Zilah. "nahh berarti farez kangen sama aku,OMG" ucap Zilah sambil menutup mulut tidak menyangka.

padahal kan belum pasti juga Farez kangen dengan dirinya karena mungkin itu cuma mitos belaka saja.

Setelah itu Zilah keluar untuk menemui sang Bunda,tapi sebelum itu dia melepaskan mukena dan menggantungnya agar tidak lusuh jika nanti di pakai kembali.

"Bunda,nonton Tv terus ga bosen?" tanya sang anak.

"Anak bunda udah bangun,engga emang kenapa?" sang Bunda bertanya lagi dengan tatapan yang masih melihat siaran Tv itu.

"Gapapa sih,Zilah kangen sama Ayah,kapan ya kita jalan-jalan lagi kaya waktu Zilah masih kecil itu" ucap sang anak dengan nada sedih.

"Sabar ya,nanti kalo kerjaan ayah sudah selesai pasti kita jalan-jalan lagi" ucap sang Bunda dengan beralih
melihat sang Anak. "Zilah jangan sedih gitu nanti kita jalan-jalan lagi sama Ayah" ucap sang Bunda itu lagi.

"Huftt...iya bunda,aku ga sedih ko" ucap sang anak dengan tersenyum manis. "lagian Zilah udah biasa kaya gini sih,cuman Zilah kangen aja sama Ayah hehe,kenapa ya semenjak Zilah masuk sekolah menengah pertama Ayah itu selalu sibuk dan gada waktu buat Zilah dan Bunda,dulu waktu Zilah masih kelas dua Sd Ayah itu selalu menyempatkan waktu nya untuk Zilah dan Bunda tapi sekarang engga bahkan disaat hari terpenting pun Ayah tidak ada,apa Ayah ga sayang sama kita lagi Bunda"ucap Zilah dengan sedih.

"Husss,Zilah gaboleh bilang gitu,Ayah kerja kan untuk kita juga jadi Zilah ga boleh berpikiran seperti itu" ucap sang Bunda dengan mengusap kepala Zilah.

"Hmmm maafin Zilah ya bunda,karena udah bilang seperti itu" ucap Zilah sambil memeluk sang Bunda.

  ********

" Apakah aku pantas,untuknya?"

Zilah Fazira

Haii menurut kalian gimana sama jalan cerita nya?kalo mau lanjut jangan lupa vote ya,dukungan kalian adalah semangat bagi aku,terimakasih yang udah baca,semoga kalian suka ^^

Mencintai dalam diam ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang