Hidup ini sungguh sulit ya, banyak hal yang terjadi diluar dugaan, entah itu menyenangkan atau tidak,tapi sesulit apapun hidup ini,masih ada hal yang bisa aku nikmati bukan?
"Ran!!!"
"Pecundang ran dimana kau!!"
Suara teriakan itu terdengar sangat menggelegar di semua ruangan dan mengalihkan atensi seseorang yang tengah terduduk sambil memainkan ponsel miliknya di sebuah sofa di ruang tengah.
Sementara sang empu langsung berlari ke arah adiknya itu yang saat ini terlihat sangat kesal " lemah, kau sangat lama " tegur Adik lelakinya yang bernama Haitani Rindou itu.
" Maaf Rin " ran mengucapkannya diiringi senyumannya yang tulus membuat rindou hanya mendengus kesal
" Rin,aku duduk dibelakang, ya. Aku ingin memelukmu dari belakang sambil menikmati udara segar dimalam hari " ujar ran, tapi rindou tidak menggubris ucapan ran sama sekali. " Kau itu abangku, bisa'kan kau menjaga dirimu sendiri, jangan hanya membebaniku saja. dimana dirimu itu yang dulu, yang kuat, bahkan lebih dariku, tch dasar lemah " ketus rindou yang dibalas pelukan hangat dari ran.
" Ran!! " Teriak rindou.
"hm?""Bisa tidak kau bertingkah seperti orang normal pada umumnya? Aku capek ya ngeliat kamu kayak gini" bentak rin sementara ran hanya bisa tersenyum. senyuman itu tidak pernah pudar meskipun rindou sering memarahinya.
" Iya adikku~ "
.
.
.
Disebuah tempat pembuangan mobil bekas yang amat luas, kini terdapat 2 kubu berkerumun tengah berkumpul.
Ya, hari ini adalah hari dimana bonten melawan Dm gang saat malam hari.Pertempuran telah dimulai. para anggota bonten dengan dm gang saling beradu bogem demi memenangkan kekuasaan di-wilayah itu. Sementara itu presiden bonten telah melawan presiden Dm gang.
Dan kini telah disuguhkan pemandangan dimana ran yang telah babak belur melawan tangan kanan presiden Dm gang tersebut. Tak kuasa menahan rasa sakit diperutnya saat musuhnya itu menendang keras perutnya hingga ia menerima rasa sakit yang begitu dalam. meskipun ran dijuluki bonten no 3. Dan sekuat apapun ia, pasti memiliki kelemahannya tersendiri. ran bangkit kembali, namun setelah ia mencoba untuk menyerang lawannya itu, tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian perut bawahnya.sehingga ran men-jeda niatnya itu, ia memegangi perutnya yang sakit hal itu membuat lawannya mempunyai kesempatan untuk menghabisinya. sesaat lawan dihadapan ran akan memberikan pukulan terakhir itu, disaat itu juga ran sadar ia sudah terpojok ia membelalakkan kedua bola matanya, apakah ia akan kalah juga untuk kesekian kalinya? Namun. saat itu juga rindou memberikan sebuah tendangan yang membuat lawan dihadapan ran langsung tersungkur tak sadarkan diri. Ran yang merasa terselamatkan oleh adiknya, ia tersenyum lemas " Bodoh, kau beban, dasar lemah! " perkataan rindou membuat ran terdiam sesaat sebelum ia bangkit dan mengucapkan terimakasih kepada adiknya yang sudah beberapa kali menyelamatkannya dari mara'bahaya." Terimakasih Rin, kau milikku yang sangat berharga, kau penyelamatku " ucapan ran tak digubris oleh rindou. Sementara itu sanzu yang yang melihat moment itu langsung berlari kearah mereka berdua.
" Ada apa? Kalian baik-baik saja?, ran kau kenapa, wajahmu nampak pucat! " Pertanyaan sanzu hanya di balas gelengan kepala ran dan senyumannya yang selalu melekat menjadi ciri khas seorang Haitani Ran.Sementara itu rindou mendengus kesal " Dia sangat lemah bukan? Ditendang Seperti itu saja sudah seperti akan mati- "
Ucapan rindou terhenti saat sebuah telapak tangan mendarat di pipi kanannya.
Pipinya mulai memanas serta jejak kemerahan dari tangan yang menamparnya masih terlihat sedikit memerah. Suasana saat itu juga hening. Siapa yang berani menampar si seorang Rin Haitani? Siapa lagi jika bukan Sanzu Haruchiyo.
Sanzu berani menampar rindou karena rindou selalu berkata seenaknya kepada kakaknya itu.
Sementara itu ran mencoba untuk bangkit namun terjatuh kembali, ran bangkit untuk kedua kalinya, ia mencoba untuk menjauhkan adiknya dari sanzu. meskipun tindakan sanzu tidak sepenuhnya salah tetapi ran akan tetap membela adiknya itu.
" Kenapa kau menamparku, bodoh? " Tanya rindou dengan perempatan imajiner yang mulai bermunculan
" Rindou, sudah!! " Ucap ran menarik tangan adiknya sembari memegangi perutnya itu yang masih terasa sakit.
" Rindou, kau pikir sedikit, siapa yang membuatmu seperti ini sekarang? Siapa lagi jika bukan Ra- " ucapan sanzu terhenti saat ran memotong ucapannya." Sanzu, sudah hentikan, sekarang aku minta maaf, maaf untuk selalu merepotkan kalian " potong ran yang membuat keduanya menatapnya heran. " Hei, kalian ini sedang apa? pertempurannya sudah selesai ". Ujar seseorang di kejauhan sana tak lain adalah presiden Bonten. saat ketiganya menoleh ke belakang dan ternyata semua anggota Dm gang sudah terhampar berserakan dengan kondisi babak belur bahkan sampai ada yang pingsan dan mati di tempat. dan artinya ini adalah pertempuran yang dimenangkan oleh Bonten. yang artinya juga wilayah ini adalah milik Bonten sekarang..
.
.
Jam menunjukkan pukul 00.00 terlihat ran yang sedang menuju perjalanan pulang bersama rindou. mereka menaiki sebuah motor. tak lupa ran yang selalu duduk dibelakang dan memeluk rin, rin yang sudah terbiasa melihat tingkah ran seperti itu ia hanya bisa berdecak sebal. ia menganggap kakaknya itu adalah beban baginya, beban yang harus ia tanggung. " Ran, kenapa kau selalu membebaniku? kenapa? " Pertanyaan rin yang memecah keheningan. Namun yang ditanya tidak menjawab. saat rin melihat ke arah spion, ia melihat ran yang sedang tertidur bersender di punggung milik rindou. Rindou yang melihat hanya bisa memutar bola matanya malas. ia sudah sangat-sangat kesal terhadap ran, apalagi sekarang, ia tidur seenaknya menjadikan punggung miliknya sebagai bantal.
Bukan berarti rindou yang bersikap seperti itu tidak mempunyai hati, ia juga mempunyai hati dan perasaan, mungkin sedikit empati. saat ia melihat tangan yang tadinya melingkar di pinggang miliknya hampir terlepas, ia segera memegang tangan tersebut dan melingkarkan kembali di pinggang miliknya itu.
Namun tetap saja tangan itu lagi-lagi hampir terjatuh, disaat itu juga Dengan terpaksa rindou memegangnya dengan erat sampai ia menyetir dengan satu tangan. Karena ia juga tidak ingin melihat ran terjatuh dari motor saat ia tertidur. dan tidak ingin di cap buruk oleh orang-orang disekitar yang melihatnya.
Bisa dibilang begitu meskipun perilakunya berbanding dengan yang barusan saya deskripsikan haha;v" Merepotkan ".
Mff sy hnya gabut•-•
Gkan lama juga dihapus, soalnya saya udh kepikiran buat cerita kek ginian,tapi masih ragu buat di publish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything will be fine || Haitani Brother
Short StorySebelum dunia mengambilnya, Sebelum waktu dan dimensi menjadi pemisahnya, Saat kamu masih mampu menyebut namanya, Saat kamu masih mampu memeluk tubuhnya, Hargai dia, Jaga dia, Lindungi dia, Dia pelindungmu yang lemah, Namun berusaha kuat untuk menja...