for him

168 16 29
                                    

" Ran, kepalamu.. "

" Kenapa dengan kepalaku?" Tanya ran polos sembari jari-jemari nya yang meraba ke kepalanya sendiri, merasa seperti ada cairan setelah ia menyentuhnya, lalu ia melihatnya. " Oh ini darah?! "

Tiba-tiba saja pengelihatannya buram dan... Gelap.

Tubuh itu terjatuh di pelukan adiknya.

Saat itu rin terdiam, tak bergerak sedikitpun saat sebuah tubuh jatuh di pangkuannya.

" R-ran!!!!! " Sanzu yang kaget saat itu langsung meneriaki namanya

" Ini melewati batasanku.."

   "Sanzu, Kakucho.. cuma kalian yang mengerti semuanya. Jadi, aku minta satu permintaan." Gumam ran setengah sadar saat itu

  " Tolong.. jaga rindou untukku- "

Sanzu dan Kakucho hanya terdiam saat itu menatap ran dengan ekspresi yang sulit ditebak.

  " Apa kau sanggup? Mungkin ini adalah permintaan terakhirku. "

  " Ya, aku akan menjaganya untukmu! "

Mendengar kata yang dilontarkan dari mulut sanzu, ran tersenyum tipis saat itu, senyumannya perlahan pudar, kesadaranya sudah 100% hilang. Ran menutup matanya setelah mendengar jawaban dari teman bersurai pink nya.

" Ran? "

    " RANN?!!"

" HAITANI RANN?? "

" Heyy bahkan aku belum sempat berbicara sepenuhnya denganmu!! "

" Kenapa kau seenaknya menutup matamu!! "

    



Dan pada akhirnya Ran dibawa ke rumah sakit. saat itu juga ia langsung mendapatkan penanganan dari dokter.


1 jam berlalu, sanzu Kakucho serta Rin tengah menunggu di depan ruangan ICU.

Mereka semua terduduk termenung

Keheningan melanda mereka. Tidak ada satupun yang memulai pembicaraan, disana hanya terdengar suara orang-orang yang keluar berlarian dari ruang Tempat ran ditangani, orang-orang itu berlarian untuk mengambil alat-alat yang dibutuhkan saat itu juga.

Mereka yang melihat semakin cemas apalagi sanzu.

  " Hey Rin, kau tahu? Semua perjuangan yang sudah dilakukan oleh kakakmu itu? " Akhirnya sanzu membuka pembicaraan disana memecah keheningan yang melanda

  " Kau tahu alasan ran sering mengeluh sakit perut? Kau tahu? "

  " Andai kau tahu, itu bukanlah sakit perut biasa, rasa sakit itu ia dapatkan untukmu. "

   " Apa maksudmu? " Rin bertanya karena selama ini ia memang penasaran

" Kau tidak ingat rupanya " remeh sanzu

" Tentang apa? " Tanya rindou

"  tepat beberapa bulan yang lalu sebelum tragedi yang membuat kalian kehilangan kedua orang tua kalian. Kau mengalami kecelakaan parah, hingga satu ginjal kirimu rusak"

" Apa? Aku tak mengingatnya sama sekali " ujar Rindou saat itu

  " Jika ran tidak mendonorkan ginjalnya padamu, entah apa yang terjadi padamu dulu. Ia rela mendonorkan ginjalnya untukmu, harta berharga miliknya. Itu kenapa ia sering mengeluh kesakitan, kau tidak punya akal atau bagaimana? "

Kakucho diam menyimak, karena waktu itu sanzu pernah menceritakan semua kepadanya terlebih dahulu, ekspresi yang sama seperti saat ia mengetahui fakta tentang ran, kakucho menatap rin tidak biasa.

" Dan saat ran diculik waktu itu, lalu orang tuamu pergi untuk selamanya, kau menyalahkan ran atas semua kejadian itu. Bahkan kau berpikiran lebih baik ran tidak diselamatkan jika tahu orang tuanya akan lenyap! Satu hal yang harus kau tahu, tidak ada orang tua di dunia ini yang membiarkan anaknya terancam seperti itu. Mereka hanya ingin berperilaku adil, dan mereka melakukannya atas balasan terimakasih mereka kepada ran. Dialah yang menyelamatkan mu dari kematian. Akan tetapi kau? Kau Malah menyalahkan seseorang yang menjadi pelindungmu sedari kecil."

  " Kau selalu menyakitinya baik secara fisik maupun mental "

" Dimana hati nurani mu rindou Haitani? "

 
" Dan kau tidak melihatnya tadi? Ia rela dihajar habis-habisan olehmu hanya karena ia merasa jika dia mati ditangamu kau akan memaafkan atas dirinya yang dulu, yang bahkan tidak ada salah sedikitpun. "

" Selain itu, ia berkali-kali menyelamatkan nyawamu, tapi apa arti balas Budi di benakmu? "

" Tidak hanya 1 atau 2 kali ia menyelamatkan mu. Bahkan ia rela mengorbankan dirinya sendiri untuk harta berharga miliknya."

" Ra-raan.."

  " Itu semua bohong kan Sanzu? " rin meremat bajunya saat sanzu memaparkan semuanya.

Sanzu menarik nafas dalam-dalam, lalu ia memberikan ponsel miliknya kepada rindou dan memperlihatkan sebuah pesan

tertera

" Sanzu, tolong jangan beritahu semuanya kepada rindou sebelum aku pergi dari dunia ini. Aku tidak ingin membuatnya sedih, aku sangat menyayanginya, aku tidak mau ia menangis karena ku. aku merasa aku ini adalah seorang kakak yang gagal. "












TBC.

Everything will be fine || Haitani Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang