3

169 20 12
                                    

selang 1 jam sanzu mencari si kembar  haitani akhirnya ia membuahkan hasil, ia melihat rin kala itu sedang bertarung.

sanzu tersenyum simpul kala itu ia mengira semuanya baik-baik saja, sontak ia langsung menghampiri rin.
sesampainya, senyum itu mulai pudar saat ia melihat ran yang tengah berdiri tak bergerak dan tepat dibelakangnya orang berpakaian hitam dengan besi ditangannya siap menghantam kepala ran.

.

.

.

Suara itu terdengar dengan jelas, suara benturan yang amat keras, sesuatu menghantam kepala ran dengan kuat.
hingga pelipisnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

sanzu masih tidak percaya apa yang dilihat nya barusan.

ia membelakakkan kedua bola matanya, segera sanzu melesat ke arah orang itu dengan katana yang ia bawa, hanya menghitung waktu 5 detik, badan pria itu sudah terbelah menjadi beberapa bagian.

lalu ia menghampiri ran yang saat itu masih kokoh tak terjatuh,

" Ran!! " teriak sanzu memastikan ran masih sadar atau tidak
   
sementara itu adiknya masih fokus bertarung tidak melihat apa yang baru saja menimpa kakaknya.

  " Rann! kumohon bertahanlah" kedua tangan sanzu menyentuh pipi ran, menghapus cairan merah yang terus mengalir tanpa henti.

Saat itu, ran menoleh ke arah sanzu dan tersenyum tipis. hal itu membuat sanzu lebih tenang, ia menganggap ran masihlah kuat.

buru-buru sanzu menopang tubuh ran dan membawa nya menuju mobil hitam yang terparkir tak jauh dari sana, sementara itu sanzu meninggalkan rin yang masih bertarung sendirian.

" san, kumohon, jangan tinggalkan rindou.. akhhh- " ran meringis kala merasakan perih di pelipisnya

  " ck. tunggu sebentar, akan kubantu dia " sanzu melesat pergi meninggalkan ran dan berlari menuju rindou.

beberapa saat kemudian, sanzu kembali bersama rindou dalam keadaan baik-baik saja, ran yang melihat itu tersenyum simpul.

" rin, kau duduk di belakang, jaga abangmu " pinta sanzu, mau tidak mau rin langsung masuk dan duduk di belakang bersama ran.

" kita langsung ke rumah sakit ya" ujar sanzu

   " tidak, kita langsung ke mansion saja " celetuk rindou

   " hei, abangmu sedang terluka,kau mau membiarkannya? kep*rat! "

Kakucho mencoba melerai kedua rekannya itu " hentikan kalian berdua! "
" sudahlah, sanzu, kita ke mansion saja, kasihan rin mungkin kelelahan " ujar ran di iringi senyum manisnya.

sanzu akhirnya tancap gas menuju mansion walaupun tadi ada keributan sedikit antara rin dan juga dirinya, namun sanzu mengalah demi ran.








sesampainya di mansion, kedatangan mereka disambut oleh petinggi bonten, bahkan oleh mikey sendiri.

mereka kaget saat melihat keadaan ran, mereka segera membantunya mengobati luka ran yang cukup parah itu.



pada malam harinya.

  nampak dua orang di satu ruangan yang tengah mengobrol, sepertinya ini serius.

   " aku tidak habis pikir dengan adikmu itu " ucap sanzu sembari menghisap rokoknya.

   " Huh.. sudahlah sanzu, aku menyayanginya, takkan kubiarkan siapapun menyakiti adikku termasuk kau " ujar ran tersenyum simpul

   " kau memang seperti biasanya, oh bagaimana dengan kepalamu? apa masih terasa sakit?- " sanzu menyentuh kepala ran yang tengah di perban itu.
  "tentu saja, ah bodoh" ran meringis kala sanzu dengan bodohnya menyentuh luka dikepala ran.


   " ran.. " panggil sanzu pelan

  " ya? "
" bagaimana dengan gi- " ucapan sanzu terpotong kala itu mikey membuka pintu dan masuk ke ruangan tersebut.

" Heii rin, kau Tahu? bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita sayang? "

  " Tidak, jangan kaatakan itu di depanku, percuma saja, aku tidak perduli! "








TbC.

agsjsjoajsjss buntuu banget ini, padahal dulu udah bikin draft sampe endingnya, kenapa sekarang jadi lupa T^T

Everything will be fine || Haitani Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang