Pagi hari di hari Minggu yang mendung ini.
Disebuah apartemen Haitani's.
Terdapat sanzu dan juga Kakucho yang sedang bersantai." Huh.. sampai kapan ran akan tidur? " Ucap rindou yang baru saja keluar dari ruangan ran terbaring lemah.
" Tidak tahu, sudah 2 bulan ia tertidur " ujar sanzu.
" Dan, pertanyaanku, dimana roh ran? Sedang berkeliaran? Apakah dia tidak tahu jalan pulang, makanya ran belum bangun juga. " Polos rindou kala itu membuat kakucho yang saat itu tengah menyeruput teh tersedak mendengar penuturan rin
" Huss, ngomong apa sih kamu"
" Oh rindou, kau harus selalu berkomunikasi secara rutin dengannya, meskipun tak ada perubahan, tapi jangan menyerah ya! " Ujar Kakucho memberi semangat untuk rindou
" Aku selalu mengajaknya mengobrol, membicarakan tentang kejamnya aku dulu, haha. Dan Karena itu aku tidak ingin dia meninggalkan diriku lagi, sudah cukup dunia mengambil kedua orangtuaku. Dan aku harap dunia tidak merenggut orang yang ku sayangi untuk kedua kalinya. Aku tidak ingin sendiri. " ucap rindou kala itu dibarengi dengan tatapannya yang nampak kosong.
" Kamu tidak sendiri, kita adalah keluarga " sahut Kakucho.
" Oh ya, Mikey dan takeomi serta Koko berpesan, mereka minta maaf karena Minggu ini tidak dapat menengok kalian, karena ada urusan di luar kota. " Ujar Kakucho lagi sembari memainkan ponselnya itu.
" Ah tidak apa-apa, lagian mereka juga sering kemari " ucap rindou
" Kita akan menginap lagi disini, menemanimu haha " ujar sanzu menyeruput kopinya
" Baiklah, terimakasih banyak. "
Rindou kembali ke kamar tempat ran berada.
Ia kembali duduk, tangannya meraih tangan yang dulunya hampir setara, namun seiring waktu berjalan tangan itu kini tak setara lagi. " Ah, tubuhmu semakin kurus "
" Ran.. mau sampai kapan kamu tertidur seperti ini? Apa kau tidak merindukan ku? "
" Cahaya penuntun jalanku.. ayo bangun!"
" Kau tidak ingat ya, dulu kau sangat menantikan dimana salju yang turun ke jalan bukan? Dan kita bermain salju itu, membentuk sebuah... Eemmm... Ahh aku lupa " rin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
" Karena keseringan sibuk bekerja, sampai-sampai sudah beberapa kali salju turun kamu tidak menyaksikannya sama sekali."
" Lain kali jangan terlalu bekerja keras, haha bonten memang keras sih " rindou memanyunkan bibirnya
" Tanganmu ini sangat nyaman untuk ku genggam "
" Biarkan aku menggenggam tanganmu seperti ini terus " ia mengelus setiap inci jari ran yang lentik
" Rasanya sangat menyenangkan"
" Pahlawanku, pelindungku. Ayo bangun "
" Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu. Dimana salju itu turun- "
" Masa kamu gamau bangun sih ran? "
" Aaah aku sangat sedih jika ini sampai terlewatkan " rin mendesah prustasi
" Oh ya ran, apa kau ingat waktu itu kita berumur 5 tahun!! Yang pas kita ke pantai lalu ada ombak yang menggusur kita pfttt- "
" Lalu kita ke kebun binatang, Yang kamu nangis pas kamu di cium hewan berbulu itu pfttt-, aku masih mengingatnya lho. Bagaimana kamu menangis dengan ingus yang terus keluar dan tidak sengaja masuk ke dalam mulutmu pfttt- " rindou terkekeh geli
" Katamu itu 'Asin' "
" Rambutmu sudah gondrong, rasanya ingin ku potong rambutmu ran "
" Ran, apa kamu kedinginan disana? "
" Apa kamu baik-baik saja disana? "
" Maaf untuk waktu itu, yang aku menampar mu. Seharusnya kan seorang adik tidak boleh melakukan hal itu kepada kakaknya sendiri "
" Yang kita umur 8 tahun, waktu keberadaan mu muncul semua orang menatapku "
" Aku salah, ternyata kamu bukan beban, tapi sebaliknya. Kamu adalah pahlawanku satu-satunya "
"Huhh berharap kamu bangun, dan. Aku merindukan pelukan hangat yang selalu kamu berikan "
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything will be fine || Haitani Brother
Storie breviSebelum dunia mengambilnya, Sebelum waktu dan dimensi menjadi pemisahnya, Saat kamu masih mampu menyebut namanya, Saat kamu masih mampu memeluk tubuhnya, Hargai dia, Jaga dia, Lindungi dia, Dia pelindungmu yang lemah, Namun berusaha kuat untuk menja...