protector-2

194 21 5
                                    

Pada pagi harinya, rin membuka matanya, karena mendengar suara risih burung yang berkicauan. Ia beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju dapur. Saat itu ia melihat ran yang sedang terduduk lemas dengan wajahnya yang nampak pucat. Tangannya tak lepas dari perutnya yang kini nampak memeganginya. " Kau kenapa? " Tanya rindou disela-sela saat ia menuangkan air ke dalam gelas.
" Uhh ... Tidak! " Jawab ran diiringi senyum tipisnya.

Drtttt .... Drtttt
Ponsel yang berada di saku celana rindou terus-menerus berbunyi, ia merogoh ponselnya lalu melihat siapa yang menelepon sepagi ini.. tertera nama sanzu di layar ponselnya, sontak ia langsung mengangkat panggilan tersebut.

" Ada apa? " ketus rindou

" Rindou,kau bersama Ran? ".

" Ya, aku sedang berada didekatnya. Ada apa? " rindou meneguk air minumnya

" Apa dia baik-baik saja? "

" Kenapa kau menanyakan hal tersebut? "

" Sekali lagi kutanya, apa dia baik-baik saja? "

" Apa pentingnya untukmu ?" rindou terkekeh

" RINDOU! "

" Ya, ya, mungkin. Tapi wajahnya nampak pucat. Biarlah, mungkin hanya karena ia mendapatkan pukulan, sebegitu lemahnya dia hingga saat ini dia seperti ini. Pfttt- "

" Rindou, jaga ucapanmu! "

" Kenapa sih, padahal hanya pukulan biasa, kenapa kau selalu Saja risih ketika ran terkena pukulan atau tendangan di perutnya? "

" Kau Tidak Tahu Apa-apa Dasar Bocah "

" Beraninya kau memanggilku seperti itu sialan "

" sudahlah, lebih baik kau bawa ran kerumah sakit sekarang! "

" Ahh berisik!! "

Tutt..

Panggilan diputuskan terlebih dahulu oleh rindou yang nampak kesal.
Ia kembali menatap ran yang sekarang sudah tidak ada di tempat semula.













Pada siang harinya, ran dan rindou tengah sibuk di mansion BONTEN berada. Nampak kini rindou yang tengah tiduran di sofa merebahkan tubuhnya yang kelelahan itu akibat pekerjaan yang diberikan boss nya itu.

Sementara itu ran sedang bersama sanzu di ruangan lainnya
" Ran, kau tidak apa-apa? " Tanya sanzu, nampak dengan raut wajah cemasnya mengkhawatirkan temannya ini
Sementara itu ran membalasnya dengan gelengan kecil " tidak, aku baik-baik saja! " Ujar ran lalu ia melesat pergi meninggalkan sanzu yang masih diam disana.

" Astaga, aku tahu kau sedang melawan rasa itu "

Ran menghampiri rindou yang kini tengah tertidur di sofa.
Ran perlahan mendekatinya, duduk diantara kursi tersebut, tangannya bergerak menyentuh tangan adiknya itu. " Rindou, bagaimana jika aku sudah tidak ada disampingmu lagi? Aku takut. Aku takut jika kamu nantinya sendirian setelah aku pergi " gumamnya menatap sendu pada adik satu-satunya.
Sementara itu adiknya masih terlelap  akibat kelelahan.

Suara langkah kaki terdengar saat itu juga menghampiri ran yang tengah menatap adiknya itu.

" Ran, ada tugas dari boss untukmu dan rindou " ujar lelaki yang menghampirinya.
" Tugas apa itu, kakucho? " Tanya ran, tangannya tidak ia lepas menggenggam tangan adiknya itu. " Menangkap mata-mata bonten, sekarang targetnya sudah ditemukan, kau tinggalkan melenyapkannya. " Ujar kakucho, segera ia berbalik badan dan pergi meninggalkan ran. " " Tapi berhati-hatilah. Mereka bertarung menggunakan senjata " ucap kakucho sebelum punggung itu menghilang dari balik pintu.
Segera ia membangunkan adiknya itu

Everything will be fine || Haitani Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang