who?

126 19 3
                                    

" keadaanmu membaik kata dokter ran "

" Hari ini aku ada misi dari bos, aku titipin kamu ke sanzu aja ya "

"Tunggu aku pulang, penuntun cahayaku.. "

Rindou mengusak surai ungu ran lembut sebelum ia pergi.

" Sanzu, titip ya. Jaga dia baik-baik! " Pinta rin yang langsung di angguki oleh sanzu yang kala itu tengah memainkan ponselnya.

" Jangan gegabah, kau akan menangkap antek-anteknya. Ingat, antek-anteknya itu tidak tunggal lho " ujar sanzu memperingati

Yang hanya dibalas " iya " oleh rindou.
Lalu rindou segera melangkah pergi menuju mobilnya. Segera ia tancap gas menuju lokasi penangkapan


Huh ada ada saja..










Selang 1 jam rindou telah bertarung melawan antek-antek musuh bos nya itu.

Ternyata benar kata sanzu. " Tidak tunggal "

" Haha si*lan kuhabisi kalian semua. Kalian membuatku membuang-buang waktu berhargaku " Ujar Rindou sembari menghajar orang-orang yang sudah berada di genggamannya.
Namun saat itu juga rekan-rekan orang yang tengah di pukuli oleh rindou terus menerus berdatangan dari arah yang berbeda.

" Terkepung " ucap salah satunya

Rindou saat itu juga memang sudah terpojok, ditambah antek-anteknya itu tidak bertarung secara tangan kosong,melainkan membawa senjata-senjata yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh rindou.

Rindou tersenyum seraya menatap mereka satu persatu

" Wah, berani keroyokan nih? Ga jantan banget " remeh rindou saat itu.

Tentu saja hal ini membuat para antek-anteknya tersenyum jahat

" Tangan kosong kalo merasa jantan " ejek rindou kala itu.

" Tch si*lan! Mana gw ga bawa senjata apapun " batin rindou saat itu setengah cemas, tapi wajahnya tak pernah mencirikan nya, ia mencoba untuk tetap tenang.

Tak banyak berkicau, rindou langsung maju dan melawan satu persatu orang-orang yang membawa senjata itu.











Sudah lebih dari 25 menit rindou bertarung, dan ia sudah menghabisi antek-anteknya dan kini hanya tersisa 2 orang yang berada didepannya yang sudah siap menarik pelatuk dihadapan rindou.

" Tch. Lagi-lagi terpojok! Damn "

" Menyerah atau kami tembak?" Tanya salah satunya

Rindou awalnya terdiam, lalu ia angkat bicara. Bahaya juga jikalau ia tidak mengucapkan kata " menyerah ".

Sayang sekali jika ia mati disini, lantaran ia sedang menunggu seseorang.

" Baiklah.." rindou mengangkat kedua tangannya

" Lagipula kau sudah terluka seperti itu, masih kuat untuk bertarung? " Ucap salah satunya lagi.

" Tch mereka meremehkan ku rupanya, tapi ya ada benarnya juga, energiku sudah terkuras banyak." Batin rindou









" Heii, berani-beraninya kalian menyentuhnya.."

" Mau mati ya? Hihi "

Everything will be fine || Haitani Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang