bab 5 Virus keripik pisang

17 6 2
                                    

Alesha adalah gadis rajin dan pantang menyerah. Meski kakinya tengah cedera karena kejadian saat lomba ia tetap memaksa untuk kuliah dengan menggunakan tongkat. Ibu Lastri mencoba melarang Alesha untuk tidak kuliah, tapi Alesha yang keras kepala bersikeras untuk kuliah di karena kan ia tidak ingin membuang-buang waktunya di rumah di saat tugas kampus tengah menumpuk.

Tok tok tok

Bunyi ketokan pintu itu langsung menghentikan perdebatan ibu dan anak itu. Segera Ibu Lastri menuju arah pintu untuk membukanya.

"Assalamualaikum," ucap Natan seraya menyodorkan buah yang ia bawa kemudian meraih tangan Ibu Lastri dan mencium punggung tangan ibu dari Alesha itu.

"Waalaikumsalam, kamu ayo masuk" ajak Ibu Lastri.

Melihat Alesha yang bersiap-siap untuk ke kampus membuat Natan menyarankan agar sementara waktu tidak kuliah.

"Tapi tugas kampus gue banyak."


"Mereka ngerti keadaan loe, gini aja untuk sekarang jangan dulu, besok baru kuliah," saran Natan dan di iyakan oleh Ibu Lastri.

Karena terus mendapatkan serbuhan dari ibu Lastri dan Natan akhirnya Alesha mengikuti saran keduanya.

"Ini buat kamu Nak," ucap Ibu Lastri seraya memberinya kripik sekitar berberat satu kilo. Natan terdiam karena melihat kripik yang berukuran cukup besar di tambah ia yang sudah terbiasa hidup mewah tak pernah makan kripik berkantong plastik putih seperti buatan Ibu Lastri.

"untuk saya?" tanya Natan dengan ekspresi bingung.

"Ya buat kamu," jawab Ibu Lastri.

Melihat ekspresi wajah Natan, Alesha berusaha menahan tawanya.

"Dia sudah terbiasa hidup mewah pasti dia enggak pernah makan yang begituan," gumam Alesha dalam hati.

"Terima kasih" ucap Natan dengan senyum terpaksa

"Ya sudah saya harus ke kampus "lanjut Natan yang mana jam telah menunjukkan pukul 09:24 WIB sedangkan ia masuk pukul 10:20 WIB. Sesampai di kampus ia langsung mendapat panggilan dari Felly.

Terlihat dari lantai tiga Felly sudah memperhatikannya yang baru keluar mobil.

"Astaga kakak gue yang satu ini ya," keluh Natan menaiki satu persatu anak tangga

"Harusnya mereka membuat lift jadi enggak capek begini," lanjutnya yang terus mengeluh.

"Kamu dari mana saja, kamu tadi berangkat sangat pagi pagi tapi kenapa baru sampe?" intrograsi Felly.

"Sabar, aku capek harus naik tangga."

"Enggak usah alihin pembicaraan, kenapa kamu baru sampe?" tanya Felly kembali.

"Kak, Natan belum telat masih ada waktu sepuluh menit lagi, aku masuk jam 10:20," jawab Natan.

"Justru karena kamu masuk jam segitu lalu kenapa kamu berangkat pagi-pagi?" cerca Felly.

"Tadi aku beli sesuatu, ya udah aku mau ke kelas" putus Natan seraya membalikkan badannya dan melangkah pergi tanpa memperdulikan panggilan Felly.

"Mereka mengawasi gue seperti anak kecil" keluh Natan sambil menuruni anak tangga menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

Sesampai di kelas Adam menanyakan apa yang sedang ia bicarakan dengan Felly.

"Biasalah Kak Felly emang begitu orangnya" jawab Natan lesu.

"Loe katanya udah berangkat dari pagi, pergi kemana?" tanya Adam kepo.

"Loe sama Kak Felly sama saja" sahut Natan.

Cctv Tanpa Baterai (Telah Terbit Cetak + ebook )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang