Semangat mereka mengikuti permainan untuk menemukan Bendera memang harus di apresiasi.
Irwan bersama kelompoknya menjadi juara dan mendapatkan hadiah 1.500.000,00 di bagi lima orang.
“Sebelum perjalanan pulang mari kita berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing” perintah Pak Dandi.
Natan ingin sekali bisa satu bus dengan Alesha. Namun ia harus pulang bersama Felly menggunakan mobil yang sebelumnya ia bawa.
Di perjalanan Mikha terus menginterogasi Alesha yang mana memang belum menceritakan secara pribadi kepada Mikha.“Besok aja ya,” pinta Alesha.
“Nanti habis ini kan gue mau ikut kerumah loe, gue harus mastiin jika loe sampai dengan selamat” tegas Mikha.
Keluar dari bus, Mikha memesan grap untuk mengantar keduanya ke rumah Alesha.
Melihat dahi Alesha yang memar Ibu Lastri menjadi panik.“Ini cuma luka kecil Bu,” jelas Alesha kepada ibu Lastri. Selama di perjalanan Alesha sudah berpesan kepada Mikha untuk tidak mengatakan sebenarnya kepada ibu Lastri agar ia tidak khawatir.
“Makanya kamu hati,” tutur Ibu Lastri.
“Ya Bu lain kali Lesha pasti akan lebih hati-hati."
“Ya udah lebih baik kamu istirahat,” perintah ibu Lastri.
“Ya udah Lesha ke kamar dulu, Mik ayo," ajak Alesha pada Mikha.
Sesampai di kamarnya Mikha mulai menenor Alesha dengan berbagai pertanyaan mengapa Natan juga bisa berada di dalam jurang itu.
“Dia bilang mau bertemu dengan Ibu Felly, terus nemuin hp gue, ada tali, melihat ada bekas orang jatuh jadi dia turun,” jelas Alesha.
“So Sweet” ujar Mikha seakan melihat seorang pangeran yang berusaha mencari tuan putrinya.
“Ngomong apa sih?” tegur Alesha.
“Sepertinya Natan eh maksud gue kak Natan itu suka deh sama loe”.
“Ngadi-ngadi,” sahut Alesha sambil memukul Mikha.
“Sakit,” keluh Mikha.
“Maaf,” pinta Alesha memohon.
“Sudah biasa,” sungut Mikha.
Memang memukul sudah bukan hal baru lagi, Mikha sudah afal bagaimana sahabatnya itu. Dalam sehari entah berapa kali ia akan mendapat pukulan dari Alesha. Namun ia tidak pernah marah sekalipun meski terkadang sakit.
“Lesha Mikha, Akbar ayo makan,” panggil Ibu Lastri.
“Ayo makan!” ajak Alesha pada Mikha.
Melihat keluarga Alesha yang begitu harmonis meski dengan makanan yang seadanya membuat Mikha merasa iri. Mikha sendiri tinggal bersama ayah dan neneknya sedangkan ibu nya telah tiada saat ia masih Sekolah Dasar.
“Kamu kenapa menangis?” tanya Ibu Lastri.
“Tidak kenapa-napa,” jawab Mikha seraya mengusap air matanya.
“Mikha pasti ingat mamanya,” ungkap Alesha dalam hatinya.
Alesha mencoba mengalihkan keadaan dengan membahas film komedi yang ia tonton. Mikha mulai tertawa dengan cerita Alesha.
Selesai makan malam keduanya kembali ke kamar Alesha.“Tapi Papa loe enggak marah kan loe nginep disini?” tanya Alesha.
“Gue udah minta izin, lagian besok masuk siang jadi besok pagi bisa langsung pulang,” ungkap Mikha.
Karena ini malam pertama Mikha menginap di rumahnya, Alesha mengajak Mikha membeli Sempol di jalan depan.
Mikha yang terbiasa memakai celana pendek di atas lututnya, tentu hal itu memancing mulut para ibu-ibu disana nyinyir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cctv Tanpa Baterai (Telah Terbit Cetak + ebook )
Romancecerita ini saya ikutkan dalam event samudera printing mengisahkan seorang gadis yang bernama Alesha Maharani yang tengah berjuang menggapai cita-cita nya di tengah keterbatasan ekonominya, meski hanya seorang anak penjual kripik.