Chapter 10 ~ Menyadari

7 1 0
                                    

Jam dinding masih menunjukkan pukul 3 dini hari. Hari masih gelap, namun Cherry sudah bangun dan bersiap-siap. Hari ini Cherry libur dari pekerjaannya di toko Bu Lily, jadi dia memutuskan untuk pergi ke Bukit Gran, guna mencari cara untuk pulang kembali ke dunia nyata.

Dia memutuskan untuk pergi sesubuh itu karena perjalanan yang cukup jauh, yaitu sekitar 2 jam perjalanan menggunakan sepeda, dan jika tidak menemukan cara, dia harus kembali pagi harinya untuk membuat makanan untuk Rain. Selama sang Pangeran masih berada disitu, dia merasa bertanggung jawab untuk merawatnya.

Cherry membawa beberapa barang ditasnya, seperti senter, pisau dapur untuk melindungi diri kalau-kalau ada penjahat atau makhluk buas, dan semprotan air cabai untuk berjaga-jaga.

Rain masih tertidur pulas dikasurnya, Cherry tidak mau membangunkannya, jadi dia mengendap-endap turun kelantai bawah, kemudian meninggalkan catatan untuk Lily dimeja toko kalau-kalau Lily mencarinya. Cherry meminjam sepeda punya Lily, lalu memulai perjalanannya.

Saat tiba di bukit dia meletakkan sepeda Lily didepan jalan masuk ke hutan, karena jalanan hutan yang agak sulit kalau dia tetap bersepeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tiba di bukit dia meletakkan sepeda Lily didepan jalan masuk ke hutan, karena jalanan hutan yang agak sulit kalau dia tetap bersepeda. Ia lalu menelusuri hutan sembari mencari tempatnya terjatuh waktu itu. Keadaan hutan tidak seperti waktu pertama kali dia kesini yang terlihat indah, dan ramai karena makhluk-makhluk penghuni hutan ini. Mungkin karena masih gelap, terasa sangat sepi. Akhirnya setelah beberapa belas menit mencari, dia menemukan beberapa pohon berduri yang sempat melukai Chester waktu itu, dia tidak terlalu yakin karena saat gelap bukit ini terlihat berbeda dari siang hari, namun setidaknya dia harus mencoba mencari.

Ingatan waktu pertama kali berada di Launmaritia memang agak membuat Cherry takut untuk kembali kesini, dia takut kalau tiba-tiba ada makhluk buas menyerangnya. Namun, Cherry tak ada pilihan lain jika dia ingin pulang. Dia tak ingin terjebak di dunia ini selamanya.

"Seharusnya gak jauh dari sini sih ... " gumamnya sambil turun dari sepeda dan menyalakan senter yang dibawanya. Dia berjalan-jalan sambil menelusuri tanah dan pohon-pohon disekitarnya untuk menemukan petunjuk. "Disini bukan sih aku jatuh waktu itu?" ucapnya. "Kalau aku muncul dari sini waktu itu, pasti aku bisa pulang ke duniaku dari sini juga kan?" lanjutnya.

Ssrk, ssrk

Tiba-tiba saja Cherry mendengar bunyi gerasak-gerusuk dari rerumputan dibelakangnya, Ah, palingan Walabi kayak waktu itu. Batinnya sambil berusaha tetap tenang. Namun beberapa saat kemudian suara itu berubah menjadi suara langkah kaki seseorang, terdengar berbeda kalau dibandingkan dengan derapan hewan. Baru saja mau berlari, namun tiba-tiba dia merasakan ada tangan yang menyentuh bahunya, orang itu berada tepat dibelakangnya.

"AAAAAAKKKKKK!!"

"AAAAAAKKKKKK!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FATE Of A PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang