Chapter 3 ~ Rutinitas Baru

69 6 2
                                    

"Cherry! Ambilin berkas di laci itu!"

"Cherry! Cepet!"

"Astaga Cher, bukan berkas yang ini!"

"Cherry, tulis daftar acara untuk bulan ini!"

"Agenda penting tadi kamu taruh dimana?"

"Cherry!"

"Cher!"

"CHERRY!!"

"KRIIINGGG!!!"

Cherry terbangun dari tempat tidur dengan mata pandanya. Dia tidak percaya dengan mimpinya barusan.

"Apa-apaan tadi itu? Cuma mimpi kan? Kok kerasa nyata ya? Apa tugas seorang wakil ketua seberat itu? Hueeee ..." Cherry seolah menangis tersedu-sedu, membayangkan jika hal-hal itu akan terjadi hari ini.

Ya, hari ini hari Senin, Cherry sudah harus menjalankan kewajibannya sebagai wakil ketua.

"Aku gak mau sekolah ..." gerutu Cherry sambil kembali berbaring dan menarik selimutnya hingga menutupi kepala.

Lima belas menit bergeming, tiba-tiba ponsel Cherry berdering. Ia mengeluarkan satu tangannya dari selimut, lalu menggapai-gapai ke atas nakas dengan malas. Tangannya kembali masuk, membawa ponselnya ke dalam selimut. Ia langsung menjawabnya tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Ya, halo?" ucap Cherry dengan suara lesu.

"Cherry, cepetan siap-siap berangkat sekolah, aku ada didepan rumah kamu nih! Ada Dariel juga lho, ngejemput kamu!" ternyata itu telepon dari Alicia.

Mendengar nama Dariel, Cherry langsung mematikan teleponnya tanpa basa basi, dan melakukan rutinitas paginya dengan semangat 45.

Tetapi ternyata Alicia berbohong kalau ada Dariel yang menjemputnya. Mereka berdua pun bersepeda bersama menuju sekolah. Dengan tubuh lunglai Cherry bertanya kepada Alicia.

"Kamu kok ngebohongin aku sih?"

"Yaaa ... kan sekarang hari pertama kamu sebagai Wakil Ketua OSIS. Kalau kamu enggak masuk sekolah, ntar aku yang disalahin karena aku yang ngedaftarin kamu jadi pengurus OSIS." jawab Alicia sembari mengusap tengkuknya canggung.

"Huh ... padahal aku sudah semangat tadi ... huhu. Kamu jahat." omel Cherry tak terima.

"Cie yang cintanya gak terbalas, ciee." goda Alicia.

Cherry hanya membalasnya dengan memanyunkan bibirnya kesal.

Cherry hanya membalasnya dengan memanyunkan bibirnya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi ..." Cherry membuka perlahan pintu ruangan osis.

Seisi ruangan yang terbilang besar itu langsung menatap Cherry, membuat gadis itu seketika ingin menghilang saja dari sana.

Aduh, aku gak suka situasi ini. keluhnya dalam hati.

"Oh, Kak Cherry! Kok baru datang?" seseorang menyapa Cherry.

FATE Of A PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang