Chapter 9 ~ Penasaran

31 5 2
                                    

Previous Chapter (Chapter 6 ~ Egois)

"Cherry, biar kamu saja yang memasak makanan untuk Pangeran Rainnel. Di dapur ada beberapa bahan makanan. Ibu saja yang menjaga toko, oke?" ucap Lily, kemudian membungkuk menghormati sang Pangeran, lalu menghilang di balik pintu.

"Ah, baik ..." jawab Cherry. Ia kembali menatap Rain yang sedang keheranan. "Tenang saja, setelah saya pikir-pikir, menurut saya lebih baik beliau tahu, jadi saya beritahu, beliau orang baik kok. Kalau begitu, saya akan segera membawakan anda makanan." kata Cherry kepada Rain sembari membungkukan badannya dan kemudian pergi ke dapur.

" kata Cherry kepada Rain sembari membungkukan badannya dan kemudian pergi ke dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cherry." Rain sudah selesai menyantap makanannya, lalu ia menyerahkan piring bekas makannya ke Cherry, menggunakan tangan kirinya yang lengannya masih tertoreh luka.

"Ah, lengan anda. Apa anda tidak melepas perban itu saat mandi?" tanya Cherry.

"Oh ini, memang kenapa?" Rain bertanya balik.

"Tunggu sebentar, saya akan mengambilkan perban baru untuk menggantinya." Cherry menyambut piring yang diserahkan sang pangeran kemudian membawanya sambil bergegas mengambil perban.

"Permisi." Cherry duduk disamping kasur dan meminta izin untuk memegang tangan Rain supaya tidak dikira lancang memegang tangan seorang keturunan bangsawan tanpa izin. Cherry melepaskan perban yang dikenakan sang pangeran saat ini dan mengamati lukanya.

"Hmm, lukanya masih terbuka, masih harus diperban lagi." kata gadis itu sambil memperbannya dengan perban yang baru.
Rain hanya diam dan menatapnya.

Dari dekat, dia lumayan cantik juga. Pujinya dalam hati sambil menatap Cherry yang sedang fokus mengganti perbannya.

"Selesai." usai dengan telaten membaluti perban, Cherry lalu mengangkat kepalanya.

Netra mereka saling bertukar tatap dalam jarak yang lumayan dekat. Entah perasaan apa yang menarik gadis itu untuk tak langsung mengalih pandang. Cherry seolah terhipnotis, lantas untuk sesaat ia terpana dan terus menatap lekat manik sewarna laut sang Pangeran yang terlihat berpendar.

"Ah!" Cherry tersadar dan segera berdiri. Pun Rain mengalihkan tatapannya dengan canggung.

"Luka anda masih terbuka dan perbannya masih belum boleh dilepas kecuali saat mengganti perbannya. Anda melihat cara saya menggantinya tadi, kan? Saya yakin anda bisa mengganti perbannya sendiri. Ganti itu minimal sekali sehari atau saat perbannya sudah basah atau kotor. Saya akan menyerahkan perbannya nanti." tutur Cherry panjang lebar.

"Tidak, aku tidak memperhatikannya tadi. Aku sedang memikirkan hal lain. Jadi kamu yang harus mengganti perbanku, oke?" Rain balas bertanya.

Ih, orang ini kenapa sih, apa maunya sebenernya? gerutu Cherry dalam hati dengan alis yang saling tertaut dan pipi menggembung.

FATE Of A PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang