"BRUKK!!"
Aku terhempas keras ke tanah dan merasakan sakit di sekujur tubuhku. Aku meringis kesakitan sambil mengerjap-ngerjapkan mataku.
Aku pun kemudian berusaha bangun sambil memegangi lenganku dan sesekali meringis. Sakit sekali rasanya. Sesaat kemudian aku memfokuskan pikiranku. Kulihat sekeliling. Banyak pohon-pohon tinggi dimana-mana menutupi pandanganku. Hanya ada aku sendiri disini.
"Dimana aku ...?"
"Hmm, yang ini sudah, check! Yang ini belum, hmm ... dimana ya aku harus mencarinya?" gumam gadis bersurai coklat muda, dengan panjang sebahu tersebut, sambil mencoret sebaris kalimat di catatan yang ia pegang. Kemudian, dia menyimpan catatan itu di dalam tas yang dibawanya dan melangkahkan kaki ke tempat lain.
Cherry Calysta, nama gadis berseragam SMA tersebut. Dia terus berjalan-jalan disepanjang kota. Iris matanya yang hijau kebiruan terlihat berbinar menelusuri kota. Sesekali dia masuk kedalam sebuah toko buku dan keluar lagi sambil membawa buku yang dibelinya dari situ. Gadis itu kembali menchecklist catatannya dan melanjutkan perjalanan.
"Kak Cherry!!" tiba-tiba seseorang memanggil Cherry yang sedang asik berkeliling. Orang itu melambai-lambaikan tangannya dari kejauhan.
Mendengar namanya dipanggil, Cherry berbalik dan melihat orang yang memanggilnya. Sesaat kemudian dia tersenyum lebar dan berlari menghampiri orang yang memanggilnya.
"Vio!!" seru Cherry kegirangan sambil tiba-tiba menarik orang itu ke dalam pelukannya.
"Aih, Kak Cherry pasti deh kek gini, jangan gini kak, malu dilihat orang ..." kata orang itu sambil tersenyum dan perlahan melepaskan pelukan Cherry.
"Gapapa, kan kamu udah kuanggap adik sendiri, hehe." balas Cherry sambil menatap manik orang itu sumringah dan kembali menyunggingkan sebuah senyuman.
Gadis mungil bermanik merah muda itu adalah Violetta Theodora Evelline, tetangga, adik kelas, sekaligus sahabat baik Cherry. Cherry sering memanggilnya Vio. Surai ungunya yang panjang sepunggung lebih, diikat kuncir hingga membuatnya terlihat imut, sekaligus cantik dengan fitur wajahnya yang kecil. Umur mereka hanya berselisih setahun. Mereka sudah bersahabat sedari kecil, sehingga Cherry sudah menganggap Vio sebagai adik perempuannya sendiri.
Cherry adalah anak tunggal dan dia selalu merasa kesepian. Apalagi semenjak kejadian memilukan yang terjadi kurang lebih 10 tahun yang lalu, kedua orang tuanya meninggal dikarenakan kecelakaan beruntun yang memakan banyak korban. Sejak kejadian itu sifat Cherry yang tadinya ceria berubah menjadi murung. Membuat anak-anak lain menjauh darinya, sifatnya menjadi tertutup terhadap orang-orang. Tetapi semenjak bertemu dan berteman dengan Vio, Cherry menjadi lebih ceria dan bisa bersosialisasi dengan baik seperti semula.
"Iya, Kak. Aku tahu kok. Kak Cherry juga udah kuanggap kakak sendiri. Tapi ntar jangan asal peluk-peluk kayak tadi lagi lho, banyak yang ngelihatin." Vio berkata sembari tersenyum jenaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE Of A Prince
Fantasy(Fantasy, Romance) Apa yang terjadi bila seorang gadis SMA biasa, Cherry Calysta, tiba-tiba saja bisa masuk kedalam sebuah buku dongeng dan menjalani hidupnya disana? Cherry adalah seorang gadis SMA yang menyukai buku cerita, novel, komik, film, sam...