17. Snow blood

1.6K 81 4
                                    

Annyeong Haseyo!
Yuk,sebelum baca jangan lupa vote dulu ya-!
Biar author semangat buat wpnya.
Terimakasih-!♡
_________________________

Sesampainya di cafe, mereka bertiga langsung memesan minuman. Namun jaemin hanya terfokus terhadap handphonenya dari tadi.

Renjun dan Haechan yang melihatnya sedikit merasa kepo sama jaemin yang sangat fokus terhadap handphonenya.

"Ada apa jaem? kok dari tadi fokus banget sama handphone nya, sampe dingin tuh minuman" Ujar Renjun.

"Oh? gapapa kok" Jaemin meletakkan handphonenya di meja dan meminum minumannya yang sudah dingin.

"Beneran gapapa? dari tadi gue liat lu kek gelisah gitu" Tanya haechan menyakinkan apakah tidak terjadi apa-apa terhadap sahabatnya itu.

"Iya gapapa" balas jaemin.

Jaemin menghela nafas berat, Renjun dan Haechan semakin curiga terhadap gerak gerik sahabatnya itu.

"Bohong ya lu? ngomong aja kenapa sih?!" Ucap Renjun.

"Hm,anu.." Jaemin sedikit gerogi untuk mengatakannya, tapi mau tidak mau jaemin harus mengatakannya kepada kedua sahabatnya itu.

"apa?" tanya Renjun yang semakin penasaran.

"Jeno tadi chat gue,dia nyuruh gue buat ke sungai Han. Katanya ada keperluan,tapi gue takut" Lirih jaemin.

"Kita temenin lu kesana, lagian kita juga sekarang berada di sekitar sungai Han. Jadi,ayo kita temenin" Balas Renjun.

"Jeno bilang jangan bawa temen,"

"Kita temenin,tapi ga deket. Kita sembunyi di sekitar sana, gimana?" tanya haechan.

"Hm,boleh tuh"

"Ayo kesana"

Mereka bertiga berjalan ke lokasi yang Jeno kasih,dan seperti yang Haechan bilang tadi. Haechan dan Renjun bersembunyi tak jauh dari tempat jaemin berada,tapi perasaan haechan tak enak. Karena tempat yang Jeno kasih di pinggir jalan, walaupun jalanan sepi karena sudah malam. Tapi perasaannya mulai khawatir.

Jaemin mendekat ke arah Jeno, ia menatap wajah Jeno yang sudah merah. Mungkin dia marah atau kedinginan (?).

"Ada apa?" tanya jaemin.

"Lu kenapa bentak ayah tadi malam?" tanya Jeno,ia mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Gue? bentak ayah? ngaco lu,mana ada gue bentak ayah." Balas jaemin.

Jeno menarik kerah baju jaemin,untung saja tadi ia membawa baju ganti. Jadi seragamnya tak kusut gara-gara Jeno.

"Lu kira gue budek? gue denger semua yang lu katakan! lu bentak ayah. Dan lu juga fitnah gue bahwa yang bunuh bunda tuh gue! Udah jelas-jelas lu yang bunuh bunda!"

Jaemin terkekeh mendengar ucapan Jeno. "Gak salah? lu yang bunuh bunda! Bukan gue,ada bukti apa sampai kalian berdua bilang bahwa yang bunuh bunda itu gue?! Semuanya itu murni karena kecelakaan, gausah salahin gue."

Jeno meninju wajah jaemin hingga terpental ke belakang.

Musim dingin kali ini berjalan seperti biasanya,namun...
Beda halnya dengan jaemin,kini jaemin harus merasakan kesedihan di musim dingin kali ini.

Jaemin tergeletak tak berdaya di atas tumpukan salju malam itu, karena ulah saudaranya sendiri.

Yeah,Jeno menghajarnya habis-habisan. Jaemin hanya bisa diam ketika Jeno menghajarnya, percuma saja ia melawan, kekuatan Jeno dua kali lipat darinya.

Snow || Na Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang