Sebelum baca, Lebih Afdhol kalau follow author dulu.
Bintangya juga jangan lupa yaw-!♡
Happy reading-!
_____________________________Bukankah hidup itu juga bisa merasakan lelah? Begitu juga dengan ku. Jujur aku lelah hidup seperti ini, apakah tuhan tengah menguji ku? Jika iya, mengapa seberat ini?
-Lee Jaemin
Matahari memasuki kamar jaemin melalui celah-celah ventilasi yang ada di kamarnya.
Jam masih menunjukkan pukul 06:00 pagi,namun jaemin sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
Jaemin selalu berangkat lebih awal daripada murid-murid yang lain,maka dari itu ia termasuk murid yang berprestasi.
Jaemin tengah memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya, tak sengaja ia menjatuhkan secarik surat yang ia dapatkan beberapa hari yang lalu.
"Eh... Inikan.." Jaemin memikirkan perkataan taeyong beberapa hari yang lalu.
Flashback on.
"Jaemin~ssi, penyakit kanker hatimu sudah stadium lanjut. Kau harus kemoterapi,itu akan memperlambatnya. Bahkan jika kau rutin kemoterapi kanker itu akan hilang dengan sendirinya,ada kemungkinan kanker itu hilang" Ucap Taeyong.
"Tidak Hyung, walaupun aku mampu untuk membayar biaya kemoterapi bahkan operasi kanker ini. Tapi aku memilih untuk tidak melakukannya, biarkan saja kanker ini di dalam tubuhku... Lagi pula,aku ingin bersama bunda," Jaemin tersenyum teduh ke Taeyong.
Taeyong hanya bisa diam, jaemin adalah anak yang keras kepala. Ia tidak bisa mencegahnya.
"Aku mengerti,jika kau berubah pikiran... Kembalilah,dan lakukan kemoterapi"
Flashback end.
Jaemin memasukkan kertas itu kedalam laci meja belajarnya, ia menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa putih.
"Gue bakal bertahan sampai waktunya tiba..." Lirih jaemin.
Jeder!
Tiba-tiba suara guntur bergemuruh dan di sertai hujan yang deras, pagi itu memang sedikit mendung. Jaemin kira hari ini tidak akan turun hujan.
Jaemin berjalan ke balkon kamarnya,ia lalu membuka tirai yang menutupi pintu balkon.
"Ah... Sudah memasuki musim penghujan ternyata, sebentar lagi tahun baru, namun masih sama saja dengan tahun yang sebelumnya... Mereka masih membenciku," Lirih jaemin,tanpa ia sadari air matanya mulai membasahi kedua pipinya.
Jaemin menyeka air matanya,
"Maaf bunda... Jaemin tidak bisa menjadi anak yang baik seperti yang bunda harapkan.. jaemin hanya beban ayah dan jeno," Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow || Na Jaemin [END]
ContoKisah perjuangan hidup seorang namja bernama Jaemin. Semenjak umur 10 tahun ia sudah di benci oleh keluarganya. Bahkan menginjak usia remaja ia sudah sering di bully,bukan cuma di sekolah. Ia bahkan sering di siksa di rumahnya, mau itu saudaranya se...