Sebelum baca, Lebih Afdhol kalau follow author dulu.
Bintangnya juga jangan lupa yaw-!♡
Happy reading-!
_____________________________Mau mengunjungi semua negara di dunia pun tidak masalah,tapi kita harus mengingat rumah. Karena rumah tempat kita berpulang ketika putus asa. Namun,jika rumah tersebut menjadikan kita seperti berada di neraka,lantas kita harus kemana?
-Lee Jaemin.
Jaemin terbangun dari tidurnya,ah mungkin pingsan?
Kepalanya terasa sangat sakit, badannya juga terasa dingin.Ia masih berada di dalam gudang,akibat ulah ayahnya tadi malam.
Jaemin berjalan pelan ke arah pintu gudang."Ayah... Buka pintunya ayah..." Jaemin mengetuk-ngetuk pintu gudang, alih-alih supaya di bukakan oleh ayahnya. Namun usaha jaemin sia-sia,ayahnya tidak mendengarkan suara jaemin.
"Ayah, tolong bukakan pintunya.. jaemin minta maaf,maaf ayah. tolong bukain pintu nya" Lagi dan lagi,ayahnya tidak menyahuti omongan jaemin.
"Jaemin benar-benar minta maaf,tolong buka pintunya ayah... Jaemin janji,jaemin tidak akan mengulanginya lagi"
Mau sekeras apapun usaha jaemin,ayahnya tak akan peduli terhadap jaemin.Sudah 30 menit berlalu. Namun ayahnya bahkan belum membukakan pintu gudang,jaemin sudah sangat kedinginan di dalam gudang. Dan ia benci ruangan gelap seperti gudang.
Ceklek!
Sebuah keberuntungan untuk jaemin,jeno membuka pintu gudang.
Jaemin membuka matanya karena mendengar suara decitan pintu yang di buka."Jeno?"
"Lu gausah ke ge'eran gue kesini juga karena terpaksa, ayah menyuruhku buat keluarin lu dari gudang. Masih mending ayah masih mau melepaskan mu dari dalam gudang,kalau tidak lu pasti sudah menjadi mayat di dalam sini" Jelas Jeno. Yang membuat hati jaemin teriris-iris. Sungguh, perkataan Jeno sangat menyakiti hatinya.
"Iya,gue tahu lu cuma di suruh ayah... Makasih," Jaemin bangkit dengan perlahan, kepalanya mulai terasa sakit lagi.
Dengan energi yang masih ia punya, jaemin dengan sekuat tenaga berjalan ke kamarnya. Walaupun langkahnya tertatih-tatih.
Jeno yang melihatnya hanya cuek, tidak ada rasa untuk membantu jaemin sama sekali.
Jaemin sekuat mungkin menahan tangisnya,saat ini ia ingin sekali menangis. "Apa aku terlalu buruk di mata kalian?" Gumam jaemin yang sedang termenung di atas kasurnya.
"Lebih baik,aku mandi saja" jaemin bangkit dari duduknya,lantas berjalan ke arah kamar mandi.
Setelah selesai mandi,jaemin melihat pantulan dirinya di cermin. "Bibirku pucat sekali," Jaemin membelalakkan matanya ketika darah mengalir dari pelipisnya,memang. Pelipisnya sedikit sobek karena ulah ayahnya semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow || Na Jaemin [END]
Historia CortaKisah perjuangan hidup seorang namja bernama Jaemin. Semenjak umur 10 tahun ia sudah di benci oleh keluarganya. Bahkan menginjak usia remaja ia sudah sering di bully,bukan cuma di sekolah. Ia bahkan sering di siksa di rumahnya, mau itu saudaranya se...