part 63

4.9K 333 51
                                    

Jin Penunggu Cincin

#part 63

#R.D.Lestari.

Sontak Aku melangkah mencari sumber suara, dan ternyata suara itu berasal dari kamar yang tak boleh Akua dekati.

Meski lirih hampir tak terdengar, tapi tetap saja suara desahan itu bisa kutangkap.

Tap!

Tangan Ahool menahanku saat akan mengintip. Aku berbalik ke arahnya dan berdecak kesal.

"Sudah ... biarkan saja suamimu mau apa, Kamu sama Aku saja," desisnya tepat di telingaku.

"Husstt! minggir sebentar," bisikku seraya menggeser tubuhnya.

Aku mendekat ke arah pintu dan menempelkan telingaku di pintu.

"Ah ... ah ... ah ... terus Wil ... eumh,"

'Sialan! bisa-bisanya Ia membawa selingkuhan ke dalam rumah! dasar suami biadab!' makiku dalam hati.

"Sudah Aku bilang, Res ... Kamu ga usah mau tau apa yang suamimu perbuat. Nanti sakit hati. Mending sama Aku," kembali Ahool berbisik di telingaku. Hembusan napasnya yang beraroma cytrus itu membuat gelanyar halus dalam tubuhku.

"Ish, Kamu itu ... ganggu aja. Minggir, dong. Aku mau labrak laki-laki sialan itu!"

Kesal dengan ulahnya, Aku mendorong Ahool menjauh dan dengan sigap menekan gagang pintu, dan ...

***

Ratu Nagini datang tak lama suara Adzan Isya menggema. Ia datang lebih awal karena ingin meminta tumbal berikutnya.

Wildan yang sudah bersiap sejak maghrib tak menyia-nyiakan kesempatan.

Seperti biasa, sebelum transaksi tumbal, Ia akan melakukan hubungan badan. Itu syarat yang harus Ia penuhi.

Begitu terdengar bunyi tapak kaki kuda, Wildan berlarian kearah jendela dan menyambut kedatangan Nyai Ratu dengan sepenuh hati.

Harus Ia akui, bercinta dengan Nyai punya sensasi tersendiri. Ia merasa jauh lebih kuat, lebih banyak variasi dan mampu membangkitkan gairah hanya dengan mendengar desisannya saja.

"Silahkan, Nyai," Wildan menunduk hormat saat makhluk itu menjejakkan kaki di kamarnya.

"Apa Kau merindukanku?" tanyanya dengan kerlingan mata menggoda.

"Tentu saja, Nyai, hamba sangat merindukan kedatangan Nyai," Wildan mengangkat wajahnya.

Jemari Nyai mulai nakal menyusuri wajah Wildan yang malam itu tampak segar.

Ia langsung menempelkan tubuhnya dan mendaratkan ciuman-ciuman panasnya pada Wildan yang saat itu pasrah.

Tubuh Wildan di dorong ke ranjang dan dengan ganasnya Nyai Dewi menghujaminya dengan ciuman di sekujur tubuhnya.

Wildan mengerang saat bibir Nyai melahap sesuatu yang mengeras di bawah perutnya. Ia saat itu hanya mampu terpejam menahan kenikmatan yang di berikan.

Sedangkan wanita ular yang ada di bawah sana dengan ganas memainkan sisi sensitifnya, Wildan yang sudah tak tahan mengangkat tubuhnya dan menarik Ratu Nagini untuk naik ke ranjang.

Dengan lembut Wildan melucuti satu persatu pakaian Nyai dan mulai mendaratkan ciuman di sekujur tubuh Nagini, membiarkan wanita ular itu terbakar gairah sebelum memohon minta di tuntaskan hasratnya saat itu juga.

Wildan yang juga tak tahan akhirnya bangkit dan langsung menghujami Ratu Nagini dengan pusaka bertuahnya, yang saat itu juga langsung membuat Nyai Ratu Nagini lumpuh tak berdaya karena sengatannya.

JIN PENUNGGU CINCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang