Sean's Fairy tale

Sean's Fairy Tale Chapter 02

Sean's Fairy Tale Chapter 02

SFT Update!!

Chapter 02 : Anastasia's departure

.
.
.
.

Happy Reading

Setelah merencanakan sesuatu, Anastasia mengemasi barang-barang yang tidak begitu banyak kedalam tas ransel yang lumayan besar. Ia memasukan tas itu lagi kedalam lemarinya agar tidak ketahuan siapapun.

"Aku akan pergi malam ini-/"

"Bantu aku, Kumohon.!" Ia mengusap foto ibunya lembut lalu memeluknya.

Berharap di alam sana ibunya mendengar ucapan dan permohonannya, ia tahu ibunya selalu mendukung setiap langkah yang ia pijaki.

"ANASTASIA." Panggilan itu berasal dari arah belakang rumah. Ia sudah menebak jika ia akan di hukum karena tidak mengisi sumur dengan penuh.

Ia berlari kearah suara yang terus memanggilnya. "Yes, Ma'm?"

"Dasar anak kurang ajar, sudah kubilang isi sumur ini sampai penuh." Ucapnya dengan nada tinggi.

Tyraan menjambak rambut Anastasia tidak berperasaan. Gadis itu berusaha melepaskan tangan Tyraan tapi jambakan di rambutnya semakin terasa menyakitkan.

"Ibu lepaskan. Ini sakit."

"SAKIT? PERGI AMBIL AIR SAMPAI SUMUR INI PENUH." Setelah berteriak Tyraan mendorong Anastasia hingga terjembab hampir terkantuk dinding pembatas sumur.

Anastasia hanya bisa meringis, setelah kepergian ibu tirinya ia segera mengambil ember dan pergi ke danau seperti biasa untuk mengambil air.

Aneh kenapa sumur dirumahnya tidak berair sendiri? Kenpa ia yang harus mengisi sumur itu?

"Ana." Panggil Liam dari jarak satu meter. Anastasia berlari kecil menghampirinya.

"Kau dari mana, Liam?"

"Dari ladang lihat domba-domba itu, semakin gemuk kan?" Tanya Liam.

Anastasia mengangguk mantap dan tersenyum membuat Liam lagi-lagi jatuh cinta. Liam, pria itu sudah menyukai Anastasia sejak kecil, melihat gadis itu yang tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik.

Liam tidak ingin menyatakan perasaannya karena takut Anastasia menjauhinya, biarkan ia menganggap Liam sebagai kakaknya. Hanya ia yang tahu hatinya sendiri.

"Aku harus mengambil air dulu." Pamit Anastasia melambaikan tangannya pada Liam.

"Tunggu! Biar ku bantu."

Mereka bolak-balik mengambil air dengan penuh canda dan tawa, mengabaikan beberapa orang yang melihat mereka dengan menggelengkan kepala, sudah biasa melihat dua sejoli itu tertawa riang tanpa mempedulikan orang lain.

•••

Malam tiba, Anastasia mengendap-endap dengan ransel di punggungnya, ia berjalan kepintu belakang dan menutupnya sedikit demi sedikit.