Ada beberapa orang yang berlari dengan kamera EOS biasa dan beberapa lagi berlari dengan kamera saku kecil. Beberapa lagi mengetik di depan komputer mereka yang hanya cocok untuk mengetik dan merekam audio. Di ruangan lain, suasana lebih terasa senyap dan nyaman. Semua menggunakan penutup telinga dan fokus pada layar komputernya. Setidaknya setiap divisi memiliki suasana mereka sendiri ketika pada bekerja. Dipikir-pikir, pekerjaan seperti wartawan itu benar-benar jauh menyenangkan daripada mengirim surat pada orang-orang.
"Para Exintent sedang difokuskan pada pekerjan pengawasan di luar kota. Tidak ada yang bisa dimintai bantuan untuk mencari wilayah tanah sekitar istana yang bisa dibeli." Pria paruh baya berumur lima puluh tahun, dengan dada bidang dan mata yang sipit itu menatap pemuda berumur dua puluhan di depannya.
Surat yang dibawakan oleh informannya terkesan tidak memuaskan untuknya. Bagaimana tidak, pendapatan tempat untuk melaksanakan tugas tahap selanjutnya batal didapatkan, membuatnya harus berperah otak untuk menemukan alternatif lain untuk menjalankan rencananya.
"Tapi, Pak, saya sudah menjelaskan semuanya. Tentang mentri perancangan yang sudah membuat perjanjian pemebelian tanah terlebih dahulu". Raka berusaha membela dirinya atas tugas yang tidak bisa diselesaikannya dengan waktu yang cepat.
"Saya tidak menyalahkan kamu." Hening sejenak. Pria itu, Kevin Pradipto, merupakan salah satu petinggi pemilik kantor Kotak Berita.
"Menuju akhir tahun kita semakin disibukkan dengan jadwal pemilu mendatang. Enam bulan lagi. Pencalonan serta penyelesaian sengketa penetapan pencalonan saat ini yang menjadi sorotan publik. Entah siapa yang naik, entah siapa juga yang akan terpilih. Suara rakyat perlu didengarkan. Kita memerlukan banyak bahan berita." Diam lagi. Pradipto seperti tak sudah-sudah menceritakan kenapa mereka menjadi seperti itu pada penyampai pesan.
"Kita memerlukan informasi yang nyata untuk disebarkan ke massa. Bukan sekedar berita yang itu-itu saja dan berujung kemarahan publik. Terlebih menuju pemilu 2019 nanti. Karena itu, kita memerlukan tempat itu, segera, Raka."
Seolah perintah itu mutlak dan tidak ada alternatif lain untuk mengerjakannya. Raka keluar dari ruangan berukuran 4x5 meter itu setelah menyampaikan dua laporan lagi dari mata-mata yang lain. Ia menyerah untuk bersilat lidah dengan Pradipto. Berdebat dengan wartawan seperti Pradipto tidak akan membuatnya menang sekali pun. Pembicaraan mereka hanya akan berbelok ke sana ke mari seolah sedang menyatukan topik debat mereka.
"Hasilnya buruk?"
Jantung Raka rasanya akan meletus saat menyadari Yohan ada di hadapannya. Setelah keluar dari kantor Pradipto, kantor Kotak Berita, ia menuju kantin kantor untuk mengisi tenaganya dan membeli beberapa mendoan tempe sembari memikirkan nasibnya.
"Muka lu, tuh, kayak nyatain kalau dunia bakal kiamat kalau si Pradipto udah nyuruh lu nurut sama perintahnya."
Raka menghela napas kasar. "Dia bukan raja dan gue bukan budaknya yang bisa ngikutin semua perintahnya."
"Ngomongnya di depan dia langsung, dong."
Raka menatap orang itu dengan tajam. Kesal dengan topik pembicaraan mereka. Salah siapa juga ia jadi mengalami hari yang buruk seperti ini.
"Lagian, kantor ini cuma pengalihan bahwa mereka ingin perang saudara di negri ini." Yohan bersuara lagi, lalu menyeruput kopi hitamnya.
Pembicaraan di kantin kantor, tempat para wartawan dari Kotak Berita berkumpul selalu terisi dengan berbagai topik. Entah kasus yang belum selesai, berita yang tidak kunjung mendapat perkembangan dan pengalihan isu untuk berita acara selanjutnya.
Di depan Raka adalah mata-mata nomor satu di Exintent. Pekerjaannya campur aduk. Namun pria berumur dua puluh tujuh itu bertugas sebagai detektif Negara, menyelesaikan kasus bersama para polisi. Salah satu intel yang memberikan banyak informasi pada perusahaan Kotak Berita.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Innocent [Terbit]
Misteri / ThrillerJuara 2 Event Writora: Get Your Prompt! 🥈 [Part Tidak Lengkap] Kematian Ketua Partai Perjuangan Demokrat, Guritno Adjamada, menjadi masalah baru menjelang pemilu presiden periode selanjutnya. Raka, yang merupakan penjual roti, dituduh melakukan pem...