CPL-Extra Chapter (-)

3.9K 243 6
                                    

Pagi buta biasanya orang-orang masih sibuk bergelung dibawah selimut, apa lagi ketika hari itu hari libur, bisa-bisanya bangun ketika matahari sudah naik ke atas. Tapi, ternyata tidak berlaku untuk keluarga kecil Lee kali ini. Bagaimana tidak jika suara ribut didominasi oleh mommynya si kembar yang sudah memenuhi setiap sudut rumah mereka.

Karena penasaran si kembar yang tinggi, maka jadilah mereka berdua duduk di sofa menonton mommy yang mengomel dan daddy yang diam menunduk. Eh ternyata topiknya dewasa bagi si kembar, hm ....

"Makanya jadi orang tu sabaran. Kalau aku hamil lagi bagaimana? Mau nangis 7 hari 7 malam kamu?"

Mark melotot kaget mendengar kata 'hamil' yang keluar dari mulut istrinya itu.

"Apa?!" Salak Haechan.

Mark menggeleng, takut makin kena omel. "Nanti aku saja yang KB, Mom." Ucapan Mark sukses manarik perhatian ketiga laki-laki imut bagian dari hidupnya itu.

"Daddy memang suami idaman!" Renjun berucap bangga. Sekaligus budak cinta pikir Renjun.

"KB di mana, Dad?"

"Di Indonesia. Sekalian Daddy mau mengurus rumah yang Daddy beli di sana."

Si kembar saling lirik. Rumah yang mana?

"Daddy tidak bilang kalau mau beli rumah." Bingung Haechan.

"Mommy sendiri yang bilang mau rumah itu, makanya Daddy beli."

"Apa nanti suami kita bisa sebucin Daddy?" Bisik Chenle yang mendapat gelengan tidak pasti dari Renjun. Mana Renjun tau suaminya nanti bagaimana.

"Tapi Dad, itu berarti sama saja KB steril, tapi ini Daddy yang melakukannya, bukan Mommy. Menurut Kakak mending pakai kontrasepsi saja. Bagiamana kalau tiba-tiba kami ingin adik lagi, mana bisa terkabul kalau begitu." Saran Renjun.

"Kakak mengerti soal begituan." Haechan dengan polosnya menatap sang putra penuh dengan rasa tidak percaya.

"Hah..." Renjun menghela nafas lelah. "Tentu saja, kakak kan sudah remaja, Mom. Kalau memproduksi kakak juga bisa membuat bayi." Ucap Renjun asal.

"Jadi kakak sudah setuju menikah dengan calon menantu Daddy?" Tanya Mark dengan mata bersinar penuh harapan.

"Kenapa Daddy terobsesi sekali sama Guanlin sih?"

"Daddy cuma takut Guanlin diambil keluarga lain."

"Harusnya yang bilang seperti itu pihak suami loh, Dad."

"Memangnya pihak istri tidak boleh khawatir?"

"Mom, lihat suaminya nih.."

"Mommy tidak mau ikut campur ya.. itu urusan kalian berdua." Lagi pula Haechan setuju saja mendapat menantu seperti Guanlin. Sudah ganteng, pintar, calon dokter lagi.

"Jadi menurut Lele mending Mommy pasang KB spiral terus Daddy pakai kontrasepsi saja. Selesaikan masalahnya."

"KB spiral itu masih mempunyai efek, Le."

"Segala sesuatu memang memiliki efek, Dad." Lelah juga lama-lama dengan kebucinan daddy-nya ini.

"Kasihan Mommy." Mark beringsut merapatkan tubuhnya dengan sang istri sembari meratapi dilema yang membuat hatinya tidak tenang.

"Tidak tahu, Kakak pusing." Kembali Renjun goleran di sofa. Hawa kantuk mulai menyerang dirinya kembali.

"Balik ke kamar kalau masih ngantuk, Kak."

"Males, Mom."

"Dari pada pusing mending makan saja, Dad." Chenle yang ikut bergabung lagi dengan mangkok besar berisikan manggis oleh-oleh dari Buna.

--^

Halo~ sekalian tes ombak yaw! 💃😏

Calon Penerus Lee • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang