CPL_28 Republish

4.4K 288 21
                                    

Sebagai penerus yang begitu ditunggu-tunggu, membuat si kembar begitu dimanjakan oleh kedua belah pihak keluarga. Keinginan Jaehyun untuk mendapatkan cucu manis pun tercapai. Tidak tanggung-tanggung langsung diberikan dua. Sifat dan perawakan mereka yang begitu kental menurun dari sang ibu membuat siapa saja merasa gemas kepada si kembar. Namun begitu, bukan lah cucu Lee kalau mulutnya bisa dijaga. Sungguh kesadisan dalam berbicara tidak luput dari ajaran Jennie, sang grandma.

Seperti hari ini, si kembar yang berusia 16 tahun itu kini tengah menghabiskan waktu bersama sang daddy kesayangan mereka. Sepulang dari acara keluarga tadi, pasangan ayah dan anak ini masih menyempatkan diri mampir di sebuah restoran untuk berburu cemilan manis bertopingkan buah berdaging merah. Sungguh yang ini menurun dari sang daddy.

Kata orang-orang, jika sudah menjadi suami orang maka dia terlihat lebih segar untuk dimiliki. Begitulah yang terjadi kepada Mark. Ayah dua anak itu begitu segar menarik perhatian. Seperti sebuah drama yang sudah di setting, salah seorang rekan bisnis Mark menghampiri meja Mark dengan gaya anggunnya berusaha memikat targetnya, sungguh tidak tahu tempat. Mark saja sudah merasakan aura merinding disekitarnya.

Bagaimana tidak jika si kembar sudah mengobarkan aura ingin menggiling orang hidup-hidup.

"Tuan Mark, sudah lama kita tidak bertemu. Apa kabar?" Tanyanya sembari menduduki kursi yang kosong, tanpa permisi, dia begitu percaya diri.

"Baik. Kalau aku tidak salah ingat, kita sudah bertemu Minggu lalu." Jawab Mark yang berusaha mengingat kejadian yang lalu. 

"Benarkah? Kurasa aku lupa. Maklum terlalu banyak fikiran. Kira-kira Tuan ada waktu kapan untuk kita sekedar mengobrol?"

"Mengobrol soal apa? Setahuku bisnis kita sudah disepakati Minggu lalu." Tanya Mark bingung.

"Ah biasa, ngobrol biasa. Sekaligus mempererat tali silaturahmi. Ngomong-ngomong, apakah mereka anak-anak Anda Tuan?"

"Iy—"

"Duh maaf-maaf saja ya, Nyonya, saya ini sugar babynya. Secara saya kan cantik dan sexy." Renjun berkata dengan angkuh.

Mark ngangak tidak percaya atas ucap si kakak.

"Nah bisa lihatkan? Menandingi sugar baby daddy saya saja tidak mampu, sok-sokan mau menggoda daddy saya. Coba bayangkan sesempurna apa mommy saya. Kalau mau menggoda suami orang coba ngaca dulu. Benerin tuh muka yang banyak keriputnya."

Sungguh Mark kehabisan kata-kata. Si kembar, sungguh berani mulut kalian mengarang cerita. 

"Daddy~ tadi aku membeli lingerie baru. Maukah melihat aku mencobanya malam ini, hm?" Renjun berkata mendayu sembari menyandar di dada sang daddy. Mata Renjun menatap rekan bisnis sang daddy menyombong. Berani lawan? Seakan itulah dari tatapan Renjun.

"Kurasa kalian tidak sebanding." Tutur Chenle. "Yang satu kencang dan yang satu kendur."

"Tuan Mark, aku izin pergi dulu, ada urusan." Izinnya teburu langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari Mark.

"Hama kesekian pergi." Renjun kembali duduk dengan tenang.

"Wah... Sepertinya ajaran mami Jen overdosis ya" sindir Mark.

"Menurut Daddy? Lagian gatel banget jadi orang."

"Ya, ya, terserah. Asalkan tangan kalian tidak mencakar wajah orang. "

"Nah Dad, ayo kita pulang. Kami sudah kenyang."

^__^

Sore hari dikediaman keluarga kecil Lee, terdengar suara ribut menggema seisi rumah. Pelakunya tidak lain si adik yang sibuk bermain dengan hewan peliharaan hadiah dari grandpa John, yaitu seekor anjing cantik berbulu putih bernama Daegal. Anjing periang itu begitu aktif cocok sekali dengan pribadi Chenle.

Calon Penerus Lee • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang