CPL-02

10.4K 937 23
                                    

"Haechan makan yang banyak biar semakin sehat," ucap sang istri pertama ramah.

"Terima kasih." Haechan membalas tak kalah ramah.

"Sayur-sayuran semua ini sangat bagus untuk rahim, lho .... Kamu sudah makan sayur, kan, Chan?"

"Aku bisa makan apa saja, hehehe ..." Jawab Haechan agak canggung.

"Baguslah."

"Kalau kamu butuh tips dan trik untuk itu, boleh minta saran dari kami, Chan. Jangan sungkan, ya." Kali ini istri kedua yang berbicara.

Haechan melirik Mark yang tidak terganggu dengan topik yang tengah dibicarakan. Didalam pikiran Haechan sekarang, bahwa Mark tidak punya rasa malu lagi.

_^_

Haechan merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil mendengus kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil mendengus kesal. Enak sekali Jaemin ini menjadikan dia sebagai bahan percobaan. Minta testimoni seperti minta permen saja.

Ceklek

Haechan langsung duduk melihat Mark masuk. Menatap Mark penasaran. Apa dia mau tidur di sini?

"Sudah mengantuk?" Tanyanya. Haechan menggeleng sebagai jawaban.

Mark duduk di samping Haechan. Menatap Haechan lekat sampai yang dilihat jadi salah tingkah. "Apa kamu sudah pernah melakukannya?" Tanya Mark ingin tahu.

"Melakukan apa?"

"Berhubung badan."

"Belum pernah," jawab Haechan malu-malu. Lagian frontal sekali bapak satu ini.

"Mau mencoba?"

_^_

Haechan meraba-raba tempat disebelahnya. Kosong, dingin, dan tidak ada tanda-tanda bekas ditiduri.

Haechan melirik jam di atas narkas, masih jam 4 subuh, dan dia sendiri di kamar ini. Tidak mungkin kan kalau suaminya itu sudah pergi kerja.

Kemudian Haechan mendengus ketika dia ingat kalau tadi suaminya itu bilang kalau tidak bisa tidur di kamar lain selain kamar yang ia tempati dengan istri-istrinya yang lain. Bolehkah Haechan merasa kalau dia ini seperti pekerja seks? Selesai dipakai langsung ditinggalkan. Malang sekali nasibmu, Chan.

Pelan-pelan Haechan menggerakkan tubuhnya. Kaku, seperti tidak bergerak dalam jangka waktu yang lama.

"Sshh ...." Haechan meringis ketika bagian bawahnya berdenyut perih pas dia duduk. "Awas kau Mark Lee!" Baru hari ke-2 Haechan di rumah ini, tapi emosinya sudah tidak stabil.

Mengabaikan rasa sakit tubuhnya, Haechan memakai bathrobe kemudian keluar dari kamarnya, menuju kamar utama rumah ini yang terletak agak jauh dari kamarnya.

Ceklek

Pintu besar itu terbuka perlahan. Mata Haechan memicing seketika. Oh, hebat sekali tuan Mark ini, desis Haechan.

_^_

Pagi ini Mark sudah siap dengan setelan kerjanya. Sebelum rutinitas pagi mereka yaitu sarapan bersama, Mark akan mengunjungi istri mudanya di kamar sebelah. Apakah istrinya itu sudah bangun? Mark harus memastikan kalau dia baik-baik saja.

Membuka pintu itu perlahan, Mark langsung beradu pandang dengan pemilik kamar.

"Kamu sudah bangun ternyata."

"Kenapa kemari?" Tanya Haechan ketus.

"Memeriksa keadaan kamu tentu saja. Apa ada yang perlu aku bantu?" Tanya Mark ramah.

"Tidak perlu Tuan, saya bisa sendiri." Haechan membuang mukanya kesamping, tidak ingin melihat Mark.

"Jangan formal begitu, Chan, panggil Hyung atau apa saja yang buat kamu nyaman."

Haechan memutar bola matanya jengah. Sok akrab. "Kalau Anda tidak punya keperluan lain, mending Anda keluar."

"Chan, kok--"

"Apa? Mau membantu saya? Mau mengurus saya? Kalau Anda terpaksa tidak usah, saya bisa sendiri."

"Sebagai suami aku punya tanggungjawab dengan semua istriku, Chan."

"Suami? Siapa yang Anda sebut suami? Siapa istri? Saya atau ke-empat istri Anda? Dengar ya Tuan, kalau Anda memang merasa saya ini istri Anda, Anda tidak akan meninggalkan saya sendiri di sini dan Anda pergi tidur dengan istri-istri Anda di sana. Sebenarnya saya ini istri Anda atau hanya mesin pembuat anak bagi Anda? Tapi saya lebih seperti pekerja seks yang habis dipakai langsung ditinggal." Ucap Haechan kesal. Ia bahkan tidak menutup-nutupi perasaan kalau dia sangat marah saat ini.

"Chan, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya tidak bisa tidur--"

"Iya, tidak bisa tidur selain di kamar itu, saya tahu. Sekarang Anda keluar dari sini. Datang lagi jika Anda mau membuat an*k dengan saya. Semoga cepat jadi dan saya bisa cepat pergi dari sini."

"Chan--"

"Tolong, Tuan pergi!"

"Maaf."

_^_

Calon Penerus Lee • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang