CPL_26

3.7K 298 23
                                    

Seminggu telah berlalu, kini keluarga kecil ini sudah diperbolehkan pulang. Mark membawa istri serta kedua buntalan lemak itu pulang ke rumah baru yang dihadiahkan oleh keluarga Lee untuk si kembar. Mark sudah membicara perihal rumah mereka untuk tidak ditempati lagi. Bagi Mark sendiri, rumah dengan kenangan buruk tidak pantas untuk ditinggali. Hanya akan membuat hati tidak nyaman.

Pagi hari dikediaman Lee terasa berbeda seperti hari-hari sebelumnya. Dulu sebelum si kembar lahir, jam tujuh pagi sang kepala keluarga sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Tapi kini, jangankan bersiap diri, mandi saja belum ia lakukan. Si kepala keluarga yang baru menyadang gelar ayah itu kini berbaring dibawah sinar matahari pagi dengan dua buntalan lemak meringkuk diatas dadanya.

Pemandangan yang menggemaskan sekaligus menyegarkan mata. Sejahtera sekali istri Mark Lee ini.

Sedangkan Haechan sendiri tengah sibuk menghabiskan buah-buahan yang menjadi cemilan rutinnya di pagi hari. Ibu dari dua bayi kembar itu bahkan sekarang ikutan berjemur dengan tangan sesekali terjulur menyuapi sang suami. Tampak begitu menikmati acara berjemur mereka.

"Daddy."

"Ya, Mom?"

"Sepertinya aku tidak menarik lagi." Ucapan Haechan itu mendapatkan reaksi delikan tajam dari Mark. Tapi Haechan mana tau, soalnya Mark pakai kacamata hitam :(

"Ini topiknya mengarah kemana?"

"Ini lho, perutku masih terlihat gemuk padahal isinya sudah keluar. Terlihat tidak menarik." Haechan berbicara dengan nada yang terdengar seperti keluhan.

"Terus memangnya kenapa?"

"Ya jadi tidak menarik lagi. Daddy pasti mengerti maksudku."

"Bukannya itu malah bagus? Lagipula itu hal normal. Kamu baru lahiran, kamu juga sedang fase menyusui. Nanti juga balik normal lagi. Awas ya kalau ketahuan mencoba diet, bakal ku taruh suplemen penambah nafsu makan. Lihat saja." Ancam Mark.

"Menyeramkan." Haechan menatap Mark tidak percaya. Yang ada nanti badannya malah berbentuk seperti gajah lagi.

"Nyonya Lee."

"Iya, Bi?"

"Airnya sudah siap."

"Iya, Bi. Terima kasih, ya."

"Nah dengar, ayo bayi-bayi Daddy, kita mandi dulu, ya."

"Sini Mom yang gendong adik."

"Baik, Mommy Echan."

Haechan berjalan duluan diikuti Mark yang terdengar masih sibuk mengajak si kakak berbicara. Sungguh rumah itu terasa sangat ramai. Tidak terbayang kalau si kembar sudah bisa berbicara nanti, seramai apa rumah itu.

^__^

Selesai mandi, kini keduanya sibuk memberikan si kembar ASI. Yang satu langsung dari si mommy, yang satunya menggunakan perantara botol susu. Pasalnya Mark ngeri jika sang istri terkena tekanan lumayan berat. Padahal dialasi bantal juga bisa. Dasar si aneh Mark Lee.

"Harusnya Daddy pergi saja. Ini sudah setengah sembilan."

"Harusnya juga aku masih cuti. Tapi karena kerjaan penting ini aku jadi harus pergi meninggalkan kalian."

"Paling juga setengah hari, Daddy rewel sekali. Kalah sama si kembar yang anteng." Ejek Haechan.

"Woah, lihat Mommy, Kak. Tega sekali mengatai Daddy." Adu Mark kepada si bayi yang sibuk menyesap ASI dari botol. Tidak memperdulikan sang daddy yang berbicara padanya. ASI lebih menarik.

"Jangan ganggu anakku yang sedang makan."

"Eh apa tuh! Yang benar itu anak kita. Aku juga ikut berpartisipasi membuatnya." Mark melayangkan protes.

"Yakin sekali. Daddy mana tau kalau semisal aku membuat sendiri. Secara kan aku punya juga."

"Hah?" Sungguh Mark kehabisan kata-kata. Istrinya ini.

^__^

Sore hari Mark baru pulang. Sungguh pekerjaan yang menyita banyak waktu. Apa mereka tidak tahu kalau dia kangen si kembar.

"Daddy pulang."

"Di sini, Dad." Saut Haechan.

Mendengar itu Mark langsung melipir ke samping ruangan dekat halaman depan. Di sana sang istri ditemani buntalan lemak tengah duduk santai sembari mendengarkan musik klasik. Kesukaan baru sang istri.

"Kok sudah mompa lagi, Mom? Stok habis kah?"

"Masih kok. Cuma ini agak nyeri saja, mommy suruh mompa tadi, itu karena produksi ASI-nya."

"Oh, gitu ...." Mark ngangguk mengerti. "Barang-barangnya letakkan di ruang tengah saja."

"Barang apa?" Tanya Haechan bingung.

"Kado dari karyawan buat si kembar."

"Sebanyak itu?" Maid silih berganti keluar masuk membawa kado ke dalam rumah. Sudah seperti mau jualan.

"Mereka saja heboh banget pas tahu si kembar sudah lahir."

"Kok mereka tidak ke sini?"

"Mereka bilang Minggu depan saja, lagian masih terlalu rentan untuk si kembar ketemu orang luar sekarang."

"Iya juga sih ...."

"Aku mandi dulu ya, nanti aku bantuin."

"Iya, Dad."

^__^

Note

Chapter depan eksekusi + chapter depan lagi momen si kembar dewasa, dan ending~ akhirnya ya ending juga >.<

<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Calon Penerus Lee • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang