CPL_20

4.1K 309 9
                                    


_^_

Tok .... Tok ....

"Masuk."

Ceklek

"Hendery, ada apa?"

"Aku tidak tahu ini benar atau tidak, tapi seingatku plat mobilnya benar."

"Mobil siapa?"

"Haechan. Coba lihat." Mark mengambil ponsel milik Hendery.

"Kejadian jam berapa, Hen?!"

"Sekitar 20 menit yang lalu."

"Gantikan aku."

"Tenang saja aku akan mengurusnya!" Ucap Hendery setengah berteriak, "semoga saja itu bukan Haechan. Bisa-bisa Mark jadi gila."

_^_

Mark berlari menuju parkiran mengabaikan para karyawan yang menatap dirinya bingung sekaligus penasaran. Mark menjauh dari kantor dengan kecepatan tinggi. Kalau Haechan tahu Mark menyetir dengan kecepatan tinggi begini, pasti Mark kena omel.

"Semoga bukan," gumam Mark dalam cemasnya, "kalian berdua tidak boleh meninggalkan aku sendiri."

Sampai tempat kejadian, Mark buru-buru keluar dari mobilnya. Kecelakaan itu menyebabkan macet parah, sampai polisi turun tangan mengatur laju lalu lintas.

Mark menerobos keramaian yang mengelilingi sebuah mobil yang terlihat hancur bagian sisi kiri.

Benar itu mobil milik istrinya.

"Tunggu sebentar." Mark menahan petugas yang menutup pintu mobil ambulan.

"Maaf Tuan, ada apa?"

"Saya mau memastikan itu istri saya atau bukan. Soalnya mobil itu milik istri saya." Mendengar ucapan Mark, petugas langsung membuka pintu ambulan.

Mark terpaku melihat seseorang terbaring kaku. Apalagi lengan kirinya patah, membuat tulung putih terlihat jelas.

"Dia bukan istri saya." Mark bersyukur akan hal itu. Tapi yang menjadi pertanyaannya, kenapa mobil istrinya bisa ada bersama orang asing?

Mark berlari ke mobilnya, ia mencari ponsel yang dia ambaikan sejak tadi. Seharusnya sebelum panik sampai ke sini, dia hubungin dulu istrinya itu.

"Hallo?"

"Syukurlah .... Kamu baik-baik saja?"

"Baik kok, Hyung. Kenapa?"

"Sayang sekarang di mana?"

"Masih di bank."

"Jangan kemana-mana. Hyung jalan ke sana."

Mark mematikan panggilan, terus bergegas menjemput istrinya.

_^_

Di lain tempat, Haechan panik sampai mau nangis karena takut Mark marah sama dia. "Bagaimana ini?" Haechan bolak balik berjalan di depan teman kerjanya sambil menggigit kukunya cemas

"Suami mu itu tidak akan marah, aku yakin. Mobil seperti itu tidak ada apa-apanya bagi orang kaya seperti suamimu itu, Chan."

"Tapi mobil itu Mark hyung pesan khusus untuk aku, Jun .... Masa dengan mudah aku menghilangkannya."

"Bisa pesan lagi nanti. Sudah jangan cemas begini, nanti calon bayi kalian ikut cemas." Haechan langsung mengelus perutnya yang masih datar. Apa yang Xiaojun katakan ada benarnya juga.

Tanpa mereka berdua sadari, Mark berjalan menghampiri Haechan lengkap dengan wajah cemasnya.

"Sayang!"

Calon Penerus Lee • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang