5

624 73 9
                                    

Selesai makan, tugas Adit adalah cuci piring.Moon yang makan dan Adit yang mencuci piringnya. Sudah biasa hal itu dia lakukan, karena menurutnya tugas itu emang tugasnya.

"Bang." panggil Moon.

"Apa?" jawab Adit sambil cuci piring.

"Moon mimisan, bang" kata Moon membuat Adit langsung berhenti mencuci piring dan langsung berbalik untuk melihatnya.

"Astagfirullah,Moon!" pekik Adit yang kaget saat melihat area bawah hidung Moon berwarna merah.

Dengan buru-buru Adit berjalan mendekatinya.

"Lo,habis ngapain,sih? Kenapa bisa sampe__"

Adit menghentikan ucapannya saat mencium bau wangi dari cairan merah di bawah hidung Moon, kemudian melihatnya dengan mata menyipit.

"Lo ngerjain gue,ya?"tanya Adit sambil mengelap warna merah di hidung Moon.

"Apa ini?" tanyanya lagi sambil tangannya yang berwarna merah.

"Pewarna makanan, bang.bagus kan bang, ide Moon buat prank?" jawab Moon sambil menaik turunkan alisnya.

"Dasar Vangke Lo,Moon!" pekik Adit dengan kesal dan berkacak pinggang.

"A__KABUR____" Teriak Moon sambil lari ke kamar.

"Jangan lari,lo! Dasar bocah ngeselin. bisa-bisanya ngerjain orang tua" pekik Adit sambil berjalan ke kamar Moon.

"Stop!" titah Moon dan membuat Adit menghentikan langkahnya.

"Bang, jangan marah ya__pliss aja,bang__" Moon memelas agar tidak dimarahi Adit.

"Oke, gue maafin, tapi lo harus nyanyi dulu buat gue!"jawab Adit dengan ekspresi jahil.

"Nyanyi?"- ulang Moon.

"Iya nyanyi, buruan!" titah Adit sambil melihat tangannya.

"Nyanyi apa,bang?" tanya Moon sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa aja, yang penting nyanyi" jawab Adit.

Moon diam sebentar, kemudian melihat Adit sambil menaik turunin alisnya dan senyum tipis saat tau lagu yang akan dia nyanyikan.

"Nyanyi, nih, bang?" tanya Moon.

"Iya, udah buruan!" jawab Adit dan Moon mengangguk sebagai jawaban.

"Badannya kecil_, tangannya kecil_,kalau marah, nggak ada yang takut__"

Moon bernyanyi dengan gerak tubuh sesuai lagu.

"Siapakah dia__? Bang Adit__, yey-yey-yey___, badannya kecil, matanya sipit, kalau melihat, cuma satu garis__"

Mendengar lagu yang dinyanyikan Moon Adit langsung mengomel.

"Heh! gue nyuruh lo nyanyi, kenapa malah ngatain, sih? Dasar adek nggak punya ahlak!" Omel Adit.

"Katanya bebas. ya udah, Moon nyanyi lagu itu aja, bang" jawab Moon sambil cengengesan.

"Minta diketekin nih, Anak" kata Adit dan mendekati Moon, tapi Moon buru-buru menghindar dengan berlari.

Adit mengejarnya dan menggelitik pinggang Moon setelah berhasil menangkapnya.

"Ampun,bang.jangan dikelitikin bang, geli tau" moon menggeliat karena geli dan tertawa.

"Biarin aja, salah siapa ngatain abang. Pake nge prank segala" jawab Adit sambil menggelitik pinggang Moon.

Moon berusaha melepaskan diri dari Adit sambil tertawa geli, sementara Adit tidak melepasnya dan tetap menggelitikinya.

"Bang udah, bang. Moon,sesak" keluh Moon membuat Adit langsung ingat kalau adiknya punya asma.

"Moon" panik Adit saat melihat Moon yang memegang dadanya dengan nafas di sertai mengi.

Dengan buru-buru Adit mendudukan Moon di ranjang, kemudian dia beranjak untuk mengambil inhaler.
Di sela ke panikannya, Adit tiba-tiba diam karena lupa dimana  menyimpan inhaler Moon.

"Dimana? Dimana inhalernya?" Adit memejamkan matanya untuk mengingat dimana dia menyimpan inhalernya.

"Bang,sesak, mbang" Moon membuka mulutnya saat merasakan nafasnya semakin berat.

"Sebentar dek, abang lupa dimana abang naro inhalernya" jawab Adit, kemudian mencari inhaler disetiap laci.

Moon dengan lemas beranjak dari duduknya dan pergi ke lemari.

"Di-di sini bang. Abang biasanya taro di-sini" kata Moon disela rasa sesak yang dia rasakan.

Adit yang mengerti langsung membuka lemari. benar saja, inhaler ada di tempat paling atas. Dengan buru-buru, Adit memberikan inhalernya ke moon.

Moon mengambil inhaler dan memakainya. butuh beberapa menit untuk Moon bisa tenang dan bernafas dengan normal. Perlahan tubuh Moon melemas dan hampir rebah, tapi Adit langsung menahan dan menggendong Moon untuk dibaringkan setengah duduk di tempat tidur.

"Dek, udah enakan belum?" tanya Adit dan Moon mengangguk sebagai jawaban.

"Abang kenapa bisa lupa? Kan inhaler Moon selalu di sana?" tanya Moon dan menyandar pada kepala ranjang dengan lemas.

"Abang juga nggak tau, Moon. tiba-tiba aja abang nggak inget. bener-bener nggak inget, abang taro di mana inhalernya" jawab Adit, kemudian mengelap keringat di wajah Moon.

"Maafin abang ya,dek. abang bener -bener_"- Adit.

"Nggak papa, bang. Wajar aja sih, kalau Abang lupa" jawab moon dan menarik nafas panjang setelah nya.

"Kenapa? Kok wajar?" tanya Adit penasaran.

"Umur emang nggak bisa bohong ya, bang?" jawab Moon dan tertawa kecil.

"Rese, lo. Maksud lo, abang pikun, gitu?" kata Adit dan Moon mengangguk.

"Bang, Moon, ngantuk" keluhnya dan mengambil posisi nyaman untuk tidur.

"Ya udah, tidur aja kalau gitu. Abang juga mau lanjut cuci piring" titah Adit dan Moon mengangguk sebagai jawaban.

Adit melihat Moon yang memejamkan matanya karena tidur, kemudian mengelap keringat di kening Moon dengan tangan.

"Abang sayang sama lo, Moon" gumamnya.

Adit menyelimuti adiknya yang sudah terlelap, kemudian pergi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Adit menyelimuti adiknya yang sudah terlelap, kemudian pergi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brother Moon( Yoonjin Brothership) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang