12

333 62 5
                                    

Bernyanyi sambil tepuk tangan, bercanda dengan teman teman membuat moon senang. dia bahkan ikut berbaris dengan tangan memegang pundak teman nya dan bernyanyi sambil memutari api unggun yang semakin besar api nya.

"Uhuk - uhuk"

Moon kembali batuk saat mencium bau asap, tapi dia berusaha menahan sesak yang dia rasakan. Ryuga, rama dan kana tidak mengetahui nya karena posisi mereka berjauhan.

Moon tidak melepas senyum nya saking senang nya. Setelah selesai bernyanyi, mereka berdiri untuk mendengarkan salah satu teman nya yang membacakan puisi, tapi tiba tiba saja tubuh moon lemas, membuat ryuga yang melihat langsung mendekati nya.

"Moon, lo nggak papa?" tanya ryuga sambil memegangi pundak moon. 

Moon melihat ryuga dengan mata sayup dan perlahan rebah.

"Moon"

Ryuga reflek menahan moon yang pingsan, membuat murid lain dan guru langsung melihat ke arah nya.

"Moon kenapa?" tanya guru

"Pingsan pak" jawab ryuga.

Guru yang mengerti langsung mengangkat moon dan membawa nya masuk ke dalam tenda di ikuti ryuga, kana dan rama.

Rama menyiapkan bantal untuk moon dan pak niko langsung membaringkan moon dengan hati hati.

"Tangan sama kaki nya dingin" kata kana sambil memegangi tangan moon.

"Ambil minyak angin, olesin ke dada, perut, tangan sama kaki nya!" titah pak niko sambil membuka baju moon.

"Iya pak" jawab ryuga, kemudian pergi mengambil minyak angin di tas nya.

Ryuga mengoleskan minyak angin ke dada moon yang baju nya sudah terbuka, setelahnya dia mengoleskan minyak angin ke tangan dan kaki moon.

"Uhuk - uhuk"

Moon membuka mulut nya dengan tarikan dada yang dalam.

"Ryu, inhaler moon mana?" tanya kana.

"Di tas nya"

Ryuga mencari tas moon dan mengambil inhaler nya setelah menemukan nya.

"Moon punya asma?" tanya pak niko saat ryuga memasangkan inhaler ke mulut moon.

"Iya pak" jawab ryuga

"Kenapa nggak bilang?" pak niko terlihat marah saat bertanya.

"Maaf pak"

Hanya itu yang terucap dari kana, rama dan ryuga. Pak niko keluar tenda dan tak lama dia kembali membawa oksigen portable.

"Lepaskan dulu inhaler nya!" titah pak niko dan ryuga mengangguk sebagai jawaban.

"Asma itu bahaya, tidak seharusnya kalian menutupi dari guru" tegur pak niko sambil memakaikan oksegen ke moon.

"Uhuk - uhuk"

Moon batuk dan menghirup oksigen dalam dalam, membuat ryuga, kana dan rama khawatir dengan moon yang seperti itu.

"Moon" pak niko menepuk wajah moon untuk membangunkan nya, tapi moon tetap tidak bangun.

"Kaki nya pakein kaos kaki, ada selimut nggak?" tanya pak niko.

"Ada pak" jawab rama.

Rama ngambil selimut untuk menyelimuti moon, sementara kana memakaikan kaos kaki.

"Muka nya masih pucat aja" gumam pak niko sambil memegang oksigen portable yang moon gunakan.
.
.
.
.

"Huft, kenapa perasaan nggak enak gini ya?" adit melihat jam dinding.

"Masih jam sembilan, moon lagi ngapain ya?" Adit menyandar ke punggung kursi.

"Sepi juga nggak ada si bocil, biasanya rusuh dia" kekeh adit.

"Pasti dia lagi asik maen sama temen temen nya sampe nggak ngabarin gue" tebak adit.

"Tapi kenapa perasaan gue nggak enak ya?" adit memegangi dada nya.

"Perasaan gue aja kali ya? Moon pasti baik baik aja, gue yakin bocil gue baik baik aja" lanjut adit dan beranjak dari duduk nya.

"Tidur ajalah, besok harus kerja"

Adit berjalan menuju kamar, tapi tiba tiba dia tersandung kaki nya sampai jatuh.

Bruk

"Astagfirullah...., bisa bisa nya gue kesandung"

Adit ngedumel sambil megangin lutut nya yang membentur lantai.

"Kenapa sih? Tumben tumbenan jatoh kayak gini?" adit diam untuk beberapa saat.

"Kecapean kali ya? Apa udah ngantuk?" kata adit dan masuk ke dalam kamar.

Di kamar, adit berbaring sambil maen hape.

"Beneran nggak ngabarin nih bocil" gerutu adit saat tidak melihat pesan atau panggilan dari moon.

"Apa nggak boleh pegang hape ya?" adit diam untuk beberapa detik.

"Kayaknya nggak boleh megang hape deh, makanya nggak bisa ngabarin. Positif thinking ajalah"

Kata adit dan meletakan hape nya di atas meja, setelahnya adit menarik selimut sampai batas dada.

Deg

Deg

Deg

Deg

"Ini kenapa jantung gue cepet gini detak nya? Asli perasaan gue nggak enak" adit benar benar gelisah karena perasaan nya tidak tenang.

"Telfon aja lah"

Adit ngambil hape nya dan menelfon moon.

"Nggak aktif lagi, kayaknya emang di kumpul deh"

Adit menghela nafas, kemudian kembali meletakan hape nya di atas meja.

"Perasaan gue aja kali, pasti moon baik baik aja. Iya, gue yakin si bocil baik baik aja"

Adit berusaha tenang dan kembali berbaring sambil ngelus dada nya.

"Ya allah hamba mohon lindungi moon ya allah, hamba mohon lindungi adik hamba dari segala mara bahaya dan musibah"

Doa adit, perlahan adit memejamkan mata dan tertidur. Dia benar benar lelah sampai tertidur  begitu saja.

 Dia benar benar lelah sampai tertidur  begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brother Moon( Yoonjin Brothership) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang