1

1.4K 133 30
                                    

17.00 Wib.

Di kamar yang tidak begitu luas, Adit tidur dengan begitu nyenyak sampai tidak menyadari kalau hari sudah sore. Dia perlahan membuka mata dan merubah posisinya yang tidur miring menjadi terlentang. Dengan mata yang masih mengantuk, Adit menoleh ke sisi kanannya untuk melihat Adiknya.

Jantungnya seketika terasa mau lepas, saat tidak melihat adiknya yang tidur di sampingnya. sebelum tidur, Adit sudah memastikan kalau adiknya itu sudah tidur lebih dulu, tapi sekarang adiknya tidak ada.

"Moon" ucapnya yang langsung khawatir, kemudian beranjak dari tempat tidur.

Dengan buru-buru, Adit berjalan keluar untuk mencari adiknya yang super duper nakal dan tidak bisa diam.

"Moon__" pangginya dengan mencari ke segala ruangan.

"Kemana, sih, Moon? Kebiasaan banget kalau disuruh tidur pasti kabur"

Gerutunya sambil memakai sendal. setelahnya dia keluar rumah untuk mencari Moon.
.
.
.

HAHAHAHAHAHAHA

Gelak tawa Moon, terdengar begitu senang saat dia mendapatkan sesuatu.

"Gue dapet ikan__" kata Moon yang baru saja menyerok ikan di sungai.

Walaupun hanya ikan kecil, tapi cukup membuat Moon, Ryuga, Rama dan Kana senang. Mereka hanya anak-anak yang senang dan selalu asik dengan dunianya.

"Cepat masukin, plastik!" titah Kana yang sudah menyodorkan plastik berwarna hitam ke Moon.

"Oke-oke" jawab Moon dan memasukan ikan hasil serokannya ke dalam plastik.

Moon menarik ingus yang baru saja keluar, kemudian mengelap hidungnya yang basah dengan lengannya.

"Moon__!" panggilan Adit membuat Moon dan yang lain langsung menoleh ke sumber suara.

"Bang, Adit" lirih Moon dan menelan salivanya karena takut.

Moon mencebik takut melihat Adit yang berdiri sambil berkacak pinggang dan tatapan menyeramkan.

"Moon, ikan nya buat lo aja. Kita pulang dulu, ya" kata Ryuga yang juga takut dengan Adit.

"Iya Moon, ikan nya buat lo aja" -sambung Kana.

"Kita duluan ya, Moon. dadah" kata Rama dan langsung kabur bersama Ryuga dan Kana.

Moon mencebik takut sambil menghampiri Adit dengan tangan membawa plastik berisi anakan ikan. Adit menarik nafas panjang saat melihat mata Moon yang merah, kulitnya yang putih sudah berubah menjadi abu dan badannya bau amis.

Moon memakai celana pendek berwarna biru dan sinlet berwarna putih. terlihat jelas ingus mengalir dari hidung sampai membentuk angka sebelas.

"Ya Allah__ adeknya siapa,sih, ini__? jelek banget" gerutu Adit dengan emosi tertahan.

"Adeknya, abang" jawab Moon tanpa ekspresi.

"Bener, lagi" lirih Adit menahan tawa."Ngapain lo, di sini?"tanyanya dengan ekspresi uang dibuat marah.

"Nyari ikan, bang" jawab Moon sambil mengelap ingusnya.

"Di suruh tidur, malah kabur ke sungai nyari ikan kayak gitu, seneng bener lo bikin abang marah" omel Adit.

Moon memasang ekspresi memelas. "Abang jangan marah__"protes Moon sambil menghentakkan salah satu kakinya ke tanah.

"Makanya kalau nggak mau abang marah tuh nurut! Kalau di bilang tidur ya tidur, bukannya malah maen ke sungai sampe sore" kesal Adit.

"Kan moon cari ikan bang, Moon mau makan sama ikan" jawab Moon sambil menunjukan plastik berisi ikan hasil tangkapannya.

"Kalau mau ikan itu ngomong! nanti abang beliin" omel Adit.

"Moon nggak mau ikan beli, maunya nangkap sendiri" jawab Moon, membuat Adit lagi-lagi menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar

"Ya Allah__ kenapa adek gue nggak ada ahlak, sih? Harusnya nama lo itu bukan Moon, tapi kancil.

"Bandel Banget jadi, Bocah" omel Adit dan menarik tangan Moon untuk pulang.
.
.
.
.

Moon yang baru saja mandi langsung ke dapur untuk makan, tapi melihat Adit yang sibuk di dapur membuatnya takut.

"Mau kemana?" tanya Adit saat Moon berbalik badan.

"Ke kamar" jawab moon sambil menunjuk kamar dengan polos.

"Kesini mau ngapain?" tanyanya lagi dan Moon menghela mafas kasar.

"Moon laper, bang. mau makan pake ikan" jawab Moon takut-takut

"Makan sana! ikan nya udah abang gorengin, nih"totah Adit sambil meletakan ikan yang baru saja matang.

"Serius, bang? Ikan nya di goreng, nggak di buang?" tanya Moon dan berjalan ke meja makan.

"Ngapain di buang? Lo sampe jelek gitu nyari ikan, ya kali di buang" jawab adit dengan tawa kecilnya.

Moon mengangguk senang, kemudian duduk di kursi untuk makan.

"Bang, kok ikan nya di tepungin?" tanya Moon sambil memegang ikan yang di goreng pakai tepung.

"Namanya juga anakan ikan, Moon. ya, enaknya di tepungin, alias dijadiin peyek" jawab Adit dan Moon mengangguk.

"Enak nggak,Moon?" tanya Adit setelah Moon menggigit peyek ikan yang dia buat.

"Alot, bang" jawab Moon, dia terus berusaha menggigit peyeknya.

"Hah, alot? Kok bisa?" tanya Adit, kemudian mengambil peyek dan menggigitnya.

"Iya, ya, alot" Adit mengembalikan peyeknya kepiring.

"Perasaan tepung setengah gelas, terus air nya seperempat. harusnya nggak alot, dong" kata Adit sambil mengunyah peyek alot buatannya.

"Nggak papa bang, tetap enak, kok. Makasih ya bang udah masakin, Moon" kata Moon yang masih makan seperti biasa.

Adit tersenyum, walaupun Moon nakal, tapi dia selalu menghargai makanan yang dia buat.

"Makasih ya, Moon. udah selalu makan masakan abang, padahal kadang masakan abang nggak enak" kata Adit sambil mengelus kepala Moon.

"Dari pada nggak di masakin lagi, ya mending di makan aja bang" jawab Moon, terus nyengir saat Adit melihatnya.

"Jadi kepaksa nih, makan masakan, abang?" tanya Adit sedikit serius.

"Hehe, enggak kok, bang. masakan abang paling uekna__k" jawab Moon sambil mengacungkan ibu jarinya.

Adit hanya menggeleng disertai kekehan kecil, kemudian duduk di sebelah Moon.

"Abang mau ngapain?" tanya Moon sambil mengunyah makanan.

"Berak. ya, makanlah, Moon. gitu aja pake nanya" jawab Adit dan Moon hanya mengangguk karena dia sedang asik menikmati makanan yang dia makan.

"Nanti abang masuk malem, jadi lo di rumah sendirian. Nggak papa  kan?" tanya Adit sambil mengambil nasi.

"Nggak papa, bang. santai aja" jawab Moon dan Adit mengangguk.

Mereka melanjutkan makan di selingin obrolan atau candaan candaan kecil. Walaupun hanya tinggal berdua, tapi suasana tidak pernah sepi karena Moon selalu saja membuat rumah menjadi ramai.

Adit senang karena dia bisa menjaga dan membesarkan adiknya dengan baik. Walaupun punya Asma, tapi Moon tidak pernah menunjukan sisi lemahnya di depan siapapun. semua itu karena dia tidak mau di anggap lemah dan dikasihani.

 semua itu karena dia tidak mau di anggap lemah dan dikasihani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brother Moon( Yoonjin Brothership) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang