Adit, denis dan sony mendekati tim sar yang baru selesai mengevakuasi mayat yang mereka temukan di tepi sungai.
"Den, son, itu bukan moon kan?"
Adit tidak berani melihat mayat yang tim sar temukan dan hanya berdiri di belakang tim sar.
"Lihat aja dulu dit, sebelum kantong jenazah di tutup" kata sony dan denis mengangguk setuju.
"Gue nggak berani lihat, gue takut" jawab adit tanpa bergerak sedikitpun.
"Ya udah, biar gue yang lihat"
Sony mendekati kantong jenazah untuk melihat mayat yang ada di dalam nya, setelah melihat mayat tersebut sony melihat adit, kemudian kembali menghampiri nya.
"Jangan sedih dit, mayat itu bukan moon" kata sony, membuat adit langsung melihat ke arah nya.
"Serius? Lo yakin?" - adit.
"Iya, kalau nggak percaya lihat aja sendiri!" titah sony.
Adit mengangguk dan memastikan nya sendiri.
"Ya allah, terimakasih karena mayat ini bukan moon"
Batin adit dan bernafas dengan lega.
"Apa anda mengenal mayat ini? Apa mayat ini adik anda yang hilang?" tanya salah satu tim sar pada adit.
"Bukan pak, saya nggak kenal sama mayat ini" jawab adit dan tim sar tersebut mengangguk, kemudian menutup kantong janazah nya dan membawanya pergi.
"Maaf, apa di sini ada yang kehilangan sanak keluarga?"
Pertanyaan Dari seseorang membuat mereka bertiga menoleh ke arah nya. Laki laki separuh baya dengan pakaian sederhana berdiri di depan mereka.
"Iya pak, adek saya hilang kebawa arus di sungai ini, apa bapak lihat ada anak yang hanyut di sini?"- adit
"Anak laki - laki, putih sama rambut nya agak merah bukan?" tanya bapak bapak itu dan adit langsung mengangguk sebagai jawaban.
"Tadi pagi adek saya menemukan anak laki laki yang tersangkut di atas batu, kepala nya luka dan ciri cirinya seperti yang saya sebutkan tadi, karena panik adek saya langsung membawa ke rumah sakit
"Tadi dia minta tolong sama saya untuk memberitahu warga sekitar kalau ada anak yang hanyut, karena saya dengar ada anak sekolah yang hilang, makanya saya kesini untuk memberi informasi" jelas bapak tersebut, membuat adit semakin penasaran.
"Pak, anak itu ada di rumah sakit mana?" tanya adit dengan antusias.
"Rumah sakit harapan, tempat nya nggak jauh dari sini" jawab nya dan adit langsung mengangguk.
"Boleh antar saya ke sana pak?" - adit.
"Tentu saja boleh" jawab nya dan membuat adit senang mendengar nya.
.
.
.
.Rumah Sakit.
Adit, denis dan sony di bawa ke depan ruang rawat dimana anak yang bapak itu maksud di rawat. Bapak itu tersenyum pada adik nya yang baru keluar dari ruang rawat tersebut.
"Kak, mereka siapa?" tanya nya pada sang kakak.
"Saya adit, saya kesini untuk memastikan apakah anak yang mas nya temukan itu adik saya atau bukan" jawab adit dan orang itu mengangguk mengerti.
"Saya bian, saya yang menemukan anak itu tadi pagi. Anak itu belum sadar mas dari tadi pagi, kata dokter sih kondisi nya masih kritis" jelas bian.
"Kritis?" denis
"Iya mas, katanya paru paru banyak kemasukan air, terus luka di kepalanya lumayan parah, sama ada luka di perut nya.
"Kayaknya kena kayu atau batu pas hanyut" jelas bian.
"Boleh saya masuk?" tanya adit
"Silahkan mas" jawab bian dan adit langsung masuk untuk memastikan di ikuti denis dan sony di belakang nya.
Adit mendekati ranjang pasien dan melihat bagaimana seseorang terbaring dengan alat bantu nafas, tangan di infus dan kepala nya di perban.
"Moon" gumam adit bersamaan dengan air mata yang mengalir begitu saja.
Denis menoleh saat mendengar pintu yang di buka dari luar, dia mengangguk saat bian berjalan ke arah mereka.
"Apa kalian mengenal nya?" tanya bian.
"Iya mas, dia anak yang sedang kita cari" jawab sony.
"Alhamdulilah kalau begitu" bian bernafas lega karena moon sudah ada keluarga nya." oh ya mas, karena keluarga sudah di sini, saya dan kakak saya pamit pulang.
"Semoga adek nya cepet sadar ya mas" pamit bian.
"Makasih banyak ya mas, oh ya ini buat beli bensin" kata denis dan menyelipkan uang di tangan bian.
"Nggak usah mas, saya ikhlas kok nolong nya" tolak bian dan ingin mengembalikan uang nya, tapi denis mengelengkan kepalanya.
"Jangan di tolak mas, sekali lagi makasih karena udah nolongin adek kita" kata denis dan bian mengangguk.
"Makasih ya mas, kalau begitu saya pamit pulang" kata bian, kemudian bersalaman dengan sony dan adit.
"Makasih banget ya mas, makasih udah bawa adek saya ke rumah sakit" kata adit dan memeluk bian setelah nya.
"Iya mas, semoga adek nya cepet sadar Ya" sahut bian
"Amiin" jawab adit setelah melepaskan pelukan nya.
"Saya pamit mas, assalamualaikum" - bian
"Walaikumsalam" jawab adit, denis dan sony bersamaan.
Setelah bian pergi, adit duduk di kursi samping ranjang dan memegang tangan moon yang tidak di infus.
"Moon, bangun dek" kata adit dengan mata merah dan suara gemetar menahan tangis.
Denis dan sony tidak mengatakan apapun, mereka senang moon selamat, tapi mereka juga sedih melihat kondisi moon yang kritis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Moon( Yoonjin Brothership) ✅
FanficBrother moon menceritakan persaudaraan antara Adit dan juga moon. Adit adalah kakak yang selalu berusaha menjaga adiknya dengan baik. Berusaha menjadi sosok ayah sekaligus untuk adiknya, Moon.