Sekolah.
"Moon, tadi belum sarapan, kan?" tanya Kana yang duduk di samping Moon. sementara Ryuga dan Rama duduk di depan Moon.
"Belum lah, kan tadi lo bilang mau kasih nasi goreng buat gue" jawab Moon sambil melihat Kana.
"Eh, iya lupa" Kana ngambil nasi goreng dari tas. " Nih, makan nasi goreng nya, ini buatan mamah aku loh" kata Kana sambil memberikan kotak bekal ke Moon.
"Ya iyalah mamah kamu yang masak, masa papah kamu" sahut Ryuga, kemudian meletakan kotak bekal yang dibawa di depan Moon.
"Ini ada buah, nanti di makan ya Moon" titah Ryuga.
"Ibu kamu juga yang nyiapin?" tanya Moon sambil melihat Ryuga.
"Iya" jawab Ryuga singkat.
"Oh ya Moon, ini aku dibawain susu coklat sama bunda ku, buat kamu satu, Kana satu sama Ryuga satu" sambung Rama.
"Makasih ya, kalian baik banget bawain bekel buat gue. Jadi iri sama kalian" kata Moon membuat teman teman nya melihat nya dengan bingung.
"Iri kenapa, Moon?" tanya Kana
"Iya, Apa yang di iri dari kita?" - Ryuga
"Iya nih, bikin bingung aja" - Rama.
"Iri aja, kalian bisa makan masakan ibu. Kalau gue kan nggak bisa, soalnya nggak punya ibu.
"Ayah juga nggak punya" jawab Moon dengan menunduk, Membuat teman teman nya saling melihat untuk beberapa saat.
"Jangan gitu Moon, kan masih ada bang Adit. Bang Adit kan sayang sama lo, kita bawain bekal biar lo bisa makan masakan ibu" jawab Kana dan Moon menganggukan kepala.
"Kasihan banget sih nggak punya orang tua" celetuk salah satu murid, membuat Rama langsung melihat ke arah nya.
"Heh, jaga mulut lo! Ngomong kayak nggak punya otak!"
Rama melihat murid tersebut dengan tajam, tapi Moon langsung menenangkannya.
"Mending diem, lo! dari pada pulang tinggal nama" kata Moon dengan nada ketus dan kembali melihat Rama.
"Nggak usah di ladenin,Ram. mending makan, bikin kenyang" lanjut Moon
"Makan yang banyak, gue ke toilet dulu" kata Rama dan Moon mengangguk sebagai jawaban.
Rama beranjak dari duduk dan pergi melewati anak yang tadi mengejek Moon, begitu sampai di sampingnya.
Plak
Satu pukulan mendarat di belakang kepala anak itu.
"Ngomong sekali lagi, gue botakin lo!" ancam Rama dan melihat anak itu dengan tajam.
Anak itu hanya mengangguk sambil memegang kepalanya, mata nya merah menahan tangis, tapi Rama tidak perduli dan lanjut pergi.
"Rama bener - bener, deh " Moon menggeleng melihat Rama yang memukul anak itu.
"Lo kan tau Moon, Rama paling nggak suka kalau ada yang nyakitin lo" - Ryuga
"Bukan rama doang, gue juga nggak suka" - Kana
"Kita emang nggak suka, tapi kan masih bisa sabar. Kalau Rama langsung hantam gitu aja" jawab Ryuga dan Kana mengangguk setuju.
Moon hanya tertawa mendengar jawaban teman teman nya. Dia tertawa Walupun sebenarnya dia ingin menangis.
.
.
.
."Dit, gaji udah masuk belum?" tanya Sony yang sedang makan.
"Belum cek, jadi nggak tau" jawab Adit yang sudah siap mengerjakan pekerjaannya.
"Udah, tadi gue baru ngambil" jawab Denis yang baru datang.
"Oh ya dit, nitip ya kasih Moon" Denis mengulurkan kantong plastik ke Adit.
"Dari gue sama sony" lanjut Denis dan Sony hanya tersenyum saat Adit melihat nya.
"Apa ini?" tanya Adit sambil menerima plastik dari tangan Denis.
"Buka aja!" titah Sony.
Adit membuka plastiknya, dia tersenyum dengan mata berkaca kaca setelah tau ada dua inhaler di dalamnya.
"Makasih ya, kalian udah perhatian sama Moon" kata Adit sambil mengusap mata nya yang berair.
"Santai aja, Dit. Nanti beliin Moon martabak aja biar dia seneng" ledek Sony agar Adit tidak sedih.
"Iya, nanti gue beliin" jawab Adit sambil tertawa, tapi air matanya malah jatuh.
Denis yang ada di samping adit langsung merangkul nya.
"Gue tau pasti berat jadi lo, Dit. Lo hebat, lo bisa jadi ayah juga ibu buat Moon, semangat ya" kata Denis dan Adit mengangguk.
"Makasih,ya" sahut Adit disela tangis nya, membuat Sony ikut menangis diam diam.
"Ya udah, kalau gitu gue nyapu dulu" kata Adit dan Denis mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.
.Adit pulang sambil membawa makanan kesukaan Moon, dia menenteng pizza berukuran kecil dengan semangat.
"Assalamualaikum"
Adit masuk ke rumah dengan semangat.
"Walaikumsalam" jawab Moon yang duduk di ruang tamu.
"Lemes banget jawab nya dek" Adit meletakan pizza ke atas meja.
"Nih abang bawa makanan kesukaan, lo. Habisin deh, abang nggak minta. Oh ya, ini tadi dibeliin inhaler juga sama bang Denis dan bang Sony" kata Adit, tapi Moon hanya diam sambil menunduk.
"Moon, kenapa?"
Adit mengangkat kepala Moon sampai mata mereka saling bertemu. Moon tidak menjawab, mata nya berkaca kaca dan bibir nya mencebik menahan tangis.
"Kenapa, Hmm?" tanya Adit yang tau Moon sedih.
Moon menggeleng dan langsung memeluk Adit.
"Bang, kenapa Moon nggak punya mamah? Teman teman Moon aja punya mamah. Kenapa moon enggak? Moon salah apa bang sampe nggak punya mamah?" tanya Moon dan menangis setelahnya.
Mendengar pertanyaan Moon, Adit langsung menangis begitu saja dan membalas pelukan Moon.
"Kenapa lo tiba tiba nanya gini, dek?" tanya Adit.
"Moon pengen kayak teman teman bang, pengen ngerasain masakan mamah, pengen dipeluk mamah, pengen dianterin sekolah sama mamah" Moon melepas pelukannya dan melihat Adit dengan terisak.
"Moon juga nggak punya ayah kayak teman teman. Padahal Moon kan juga seorang anak dan seharusnya punya orang tua, tapi kenapa Moon enggak?" lanjut Moon.
Adit tidak bisa menjawab dan hanya menangis, kemudian memeluk Moon dengan erat.
"Kan ada Abang, dek. Abang juga sayang kok sama Moon, abang juga bisa kok masak, antar lo sekolah, kalau lo mau" kata Adit di sela tangisnya.
"Jangan kayak gini dek, abang sedih" lanjut Adit dan Moon hanya mengangguk sambil menangis dipelukan sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Moon( Yoonjin Brothership) ✅
FanfictionBrother moon menceritakan persaudaraan antara Adit dan juga moon. Adit adalah kakak yang selalu berusaha menjaga adiknya dengan baik. Berusaha menjadi sosok ayah sekaligus untuk adiknya, Moon.